Apolinarianisme: Perbedaan antara revisi
k r2.7.1) (bot Menambah: tl:Apollinarismo |
k Bot: Migrasi 21 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q1194234 |
||
Baris 12: | Baris 12: | ||
[[Kategori:Istilah Kristen]] |
[[Kategori:Istilah Kristen]] |
||
[[Kategori:Bidah Kristen]] |
[[Kategori:Bidah Kristen]] |
||
[[ca:Apol·linarisme]] |
|||
[[cs:Apollinarismus]] |
|||
[[da:Apollinarisme]] |
|||
[[en:Apollinarism]] |
|||
[[eo:Apolinariismo]] |
|||
[[es:Apolinarismo]] |
|||
[[fi:Apollinarismi]] |
|||
[[fr:Apollinarisme]] |
|||
[[gl:Apolinarismo]] |
|||
[[ia:Apollinarismo]] |
|||
[[ja:アポリナリオス主義]] |
|||
[[nl:Apollinarisme]] |
|||
[[pl:Apolinaryzm]] |
|||
[[pt:Apolinarianismo]] |
|||
[[sh:Apolinarizam]] |
|||
[[sk:Apollinarizmus]] |
|||
[[sl:Apolinarizem]] |
|||
[[sr:Аполинаризам]] |
|||
[[sv:Apollinarism]] |
|||
[[tl:Apollinarismo]] |
|||
[[zh:亚玻里拿留派]] |
Revisi per 5 April 2013 12.45
Apolinarianisme atau Apolinarisme adalah pandangan yang dikemukakan oleh Uskup Apollinaris dari Laodikea (310—390 M).[1] Ia mengatakan bahwa Yesus mempunyai tubuh sebagai manusia tetapi tidak memiliki roh dan jiwa rasional.[2] Pada diri Yesus adalah pikiran Ilahi.[2] Apolinarianisme merupakan suatu usaha untuk membela keilahian Kristus tetapi mengorbankan sisi kemanusiaan Kristus.[2] Ada dua alasan yang dikemukakan oleh Apollinaris mengenai mengapa ia tidak menerima Yesus mempunyai jiwa insani yang rsional.[3]
Pertama, hal semacam itu berarti mengandaikan bahwa kodrat insani Kristus merupakan entitas tersendiri.[3] Kedua, kegiatan intelektual yang insani itu mengandaikan pula kodrat insani pada suatu saat dapat memutuskan kesatuannya dengan keilahian sehingga kesatuan antara Ketuhanan dan kemanusiaan belum tentu kesatuan yang tetap.[3] Dari kedua hal ini, kemudian Apollinaris menarik kesimpulan bahwa sang Ilahi tidak menerima akal budi insani tetapi mengisi tempat akal budi itu.[3] Di dalam pemikirannya, Apollinaris menggunakan istilah "Theos sarks ho foros" yang artinya Allah yang memikul daging.[4]
Pandangan ini dinyatakan sebagai bidah (ajaran sesat) pada Konsili Konstantinopel (381).[5] Kristus secara resmi digambarkan sepenuhnya manusia dan sepenuhnya Allah. Para pengikut Apolinarianisme dituduh berusaha menciptakan tertium quid.
Referensi
- ^ Henk ten Napel. 2006, Kamus Teologi Inggris Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 36.
- ^ a b c (Indonesia) Gerald O'Collins, SJ. & Edward G Farrugia, SJ. 1996, Kamus Teologi. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 32.
- ^ a b c d Nico Syukur Dister. 2004, Teologi Sistematika 1. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 202.
- ^ F.D Wellem. 2003, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh.. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 9.
- ^ (Indonesia) Tony Lane. 2007, Runtut Pijar -- Sejarah Pemikiran Kristiani. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 32.