Tanjung Pura, Langkat: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 19: | Baris 19: | ||
Tanjung Pura adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. Berlokasi sekitar 60 km sebelah utara dari Kota Medan. Tanjung Pura merupakan salah satu titik yang dilewati oleh Jalan Raya Lintas Sumatra menuju Propinsi Aceh. |
Tanjung Pura adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. Berlokasi sekitar 60 km sebelah utara dari Kota Medan. Tanjung Pura merupakan salah satu titik yang dilewati oleh Jalan Raya Lintas Sumatra menuju Propinsi Aceh. |
||
Banyak peninggalan bersejarah disini, seperti makam raja-raja (Sultan Langkat) yang masih terawat baik |
Banyak peninggalan bersejarah disini, seperti makam raja-raja (Sultan Langkat) yang masih terawat baik di kompleks perkuburan [[Masjid Azizi]], yang juga merupakan kompleks pemakaman umum. |
||
Tanjung Pura merupakan pusat kerajaan lama Kesultanan Langkat, yang kini hanya meninggalkan bangunan sejarah yang tersisa, dilingkupi budaya Melayu pesisir, ditanah yang memiliki kekayaan alam melimpah tetumbuhan kelapa sawit menghiasi di sepanjang perjalanan dari kota Medan menuju kota ini. Dalam sejarahnya terlahirlah seorang Pujangga besar, dari tanah melayu dengan sastranya yang memaknai arti cinta dan ketuhanan. Di tanah kota ini pula dia mengukir bait-bait goresan penanya, Dialah Tengku [[Amir Hamzah]]. |
Tanjung Pura merupakan pusat kerajaan lama Kesultanan Langkat, yang kini hanya meninggalkan bangunan sejarah yang tersisa, dilingkupi budaya Melayu pesisir, ditanah yang memiliki kekayaan alam melimpah tetumbuhan kelapa sawit menghiasi di sepanjang perjalanan dari kota Medan menuju kota ini. Dalam sejarahnya terlahirlah seorang Pujangga besar, dari tanah melayu dengan sastranya yang memaknai arti cinta dan ketuhanan. Di tanah kota ini pula dia mengukir bait-bait goresan penanya, Dialah Tengku [[Amir Hamzah]]. |
||
Tanjung Pura adalah pusat kerajaan lama, diarealnya fasilitas penunjang kelangsungan kota (walaupun kota ini termasuk kota yang miskin)disana berdiri sebuah Masjid Termegah yaitu Masjid Azizi, Lembaga Permasyarakatan, Rumah Sakit Umum dan Kantor Pos serta bersemanyam pula Makam Syeikh Rokan ,maha guru dari Tariqah Nasbandiah didesa Besilam (diambli dari kata Babussalam). Dalam perayaan tahunannya, [[Masjid Azizi]] dihadiri ribuan jamaah dari seluruh pelosok negeri di dunia memperingati haul Tariqah Nasbandiah. |
Tanjung Pura adalah pusat kerajaan lama, diarealnya fasilitas penunjang kelangsungan kota (walaupun kota ini termasuk kota yang miskin)disana berdiri sebuah Masjid Termegah yaitu [[Masjid Azizi]], Lembaga Permasyarakatan, Rumah Sakit Umum dan Kantor Pos serta bersemanyam pula Makam Syeikh Rokan ,maha guru dari Tariqah Nasbandiah didesa Besilam (diambli dari kata Babussalam). Dalam perayaan tahunannya, [[Masjid Azizi]] dihadiri ribuan jamaah dari seluruh pelosok negeri di dunia memperingati haul Tariqah Nasbandiah. |
||
Masih sangat terasa budaya melayu tua di kota ini. Di kota ini pula terdapat sebuah bangunan bersejarah yang sudah amat terkenal baik didalam maupun diluar negeri yaitu Masjid Azizi, di Masjid inilah bersemayam pula makam raja-raja lama yang pernah bertahta di zamannya, dan dari sepanjang hulu sungainya bersemayam pula sepenggal cerita tentang sejarah lama yang terpinggirkan. Keanggunan sejarahnya terukir indah di batu granit tua hiasan kaligrafi dari ukiran lama. |
Masih sangat terasa budaya melayu tua di kota ini. Di kota ini pula terdapat sebuah bangunan bersejarah yang sudah amat terkenal baik didalam maupun diluar negeri yaitu [[Masjid Azizi]], di Masjid inilah bersemayam pula makam raja-raja lama yang pernah bertahta di zamannya, dan dari sepanjang hulu sungainya bersemayam pula sepenggal cerita tentang sejarah lama yang terpinggirkan. Keanggunan sejarahnya terukir indah di batu granit tua hiasan kaligrafi dari ukiran lama. |
||
Penduduk Tanjungpura kebanyakan datang dari Siak, Kedah, Selangor, Petani dan dari beberapa daerah di tanah Malaysia, makanya lingkungan tradisi budaya Malaysia sangat kental, walau banyak juga perbedaan adat budaya nya. |
Penduduk Tanjungpura kebanyakan datang dari Siak, Kedah, Selangor, Petani dan dari beberapa daerah di tanah Malaysia, makanya lingkungan tradisi budaya Malaysia sangat kental, walau banyak juga perbedaan adat budaya nya. |
Revisi per 19 April 2013 07.36
Tanjung Pura | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sumatera Utara |
Kabupaten | Langkat |
Populasi | |
• Total | 66,113 jiwa jiwa |
Kode Kemendagri | 12.05.11 |
Kode BPS | 1213140 |
Luas | 165,78 km² |
Desa/kelurahan | 14/5 |
Tanjung Pura adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Berlokasi sekitar 60 km dari Kota Medan. Tanjung Pura merupakan salah satu titik yang dilewati oleh Jalan Raya Lintas Sumatera, merupakan juga kota kecil penuh kenangan bagi sebagian orang yang pernah tinggal di sana, selain terkenal sebagai kota pendidikan, sejak žaman dahulu Tanjung Pura dikenal juga sebagai kota budaya. Kesemuanya itu terbukti dengan adanya pahlawan nasional Tengku Amir Hamzah penyair handal nan sederhana yang bermakam di Masjid Azizi Tanjung Pura yang bertempat di depan Jalan Lintas Sumatera atau Jln. Mesjid, Tanjung Pura.
Tanjung Pura adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. Berlokasi sekitar 60 km sebelah utara dari Kota Medan. Tanjung Pura merupakan salah satu titik yang dilewati oleh Jalan Raya Lintas Sumatra menuju Propinsi Aceh.
Banyak peninggalan bersejarah disini, seperti makam raja-raja (Sultan Langkat) yang masih terawat baik di kompleks perkuburan Masjid Azizi, yang juga merupakan kompleks pemakaman umum.
Tanjung Pura merupakan pusat kerajaan lama Kesultanan Langkat, yang kini hanya meninggalkan bangunan sejarah yang tersisa, dilingkupi budaya Melayu pesisir, ditanah yang memiliki kekayaan alam melimpah tetumbuhan kelapa sawit menghiasi di sepanjang perjalanan dari kota Medan menuju kota ini. Dalam sejarahnya terlahirlah seorang Pujangga besar, dari tanah melayu dengan sastranya yang memaknai arti cinta dan ketuhanan. Di tanah kota ini pula dia mengukir bait-bait goresan penanya, Dialah Tengku Amir Hamzah.
Tanjung Pura adalah pusat kerajaan lama, diarealnya fasilitas penunjang kelangsungan kota (walaupun kota ini termasuk kota yang miskin)disana berdiri sebuah Masjid Termegah yaitu Masjid Azizi, Lembaga Permasyarakatan, Rumah Sakit Umum dan Kantor Pos serta bersemanyam pula Makam Syeikh Rokan ,maha guru dari Tariqah Nasbandiah didesa Besilam (diambli dari kata Babussalam). Dalam perayaan tahunannya, Masjid Azizi dihadiri ribuan jamaah dari seluruh pelosok negeri di dunia memperingati haul Tariqah Nasbandiah.
Masih sangat terasa budaya melayu tua di kota ini. Di kota ini pula terdapat sebuah bangunan bersejarah yang sudah amat terkenal baik didalam maupun diluar negeri yaitu Masjid Azizi, di Masjid inilah bersemayam pula makam raja-raja lama yang pernah bertahta di zamannya, dan dari sepanjang hulu sungainya bersemayam pula sepenggal cerita tentang sejarah lama yang terpinggirkan. Keanggunan sejarahnya terukir indah di batu granit tua hiasan kaligrafi dari ukiran lama.
Penduduk Tanjungpura kebanyakan datang dari Siak, Kedah, Selangor, Petani dan dari beberapa daerah di tanah Malaysia, makanya lingkungan tradisi budaya Malaysia sangat kental, walau banyak juga perbedaan adat budaya nya.
Langkat juga didominasi suku Melayu, identik dengan agama Islam. Pasalnya adat Melayu merupakan Adat bersendikan hukum Syara’ (Islam) dan hukum Syara’ bersendikan Kitabullah (Al-Quran). “Jadi suku Melayu itu sangat identik dengan agama Islam,”.
Dalam sejarahnya, terdapat nama-nama besar yang pernah menimba ilmu ditanah Langkat, seperti Adam Malik, berada pada areal kompleks Masjid Azizi yang juga merupakan kompleks pendidikan. Hingga dizaman pembangunan silih berganti pejabat yang betahtah disinggasananya berzirah ke makam Syeih Rokan di desa Besilam dan Tanjung Pura masih tak berubah dari wajah kemiskinannya.
Penduduk Tanjung Pura mayoritas bersuku Melayu 80% selebihnya 20% adalah pendatang terdiri dari: Tionghoa, Aceh, Minang, dan Banten.
Tokoh Melayu dan Nasional diantaranya: Prof. Dr. Ir. H. Djohar Arifin Husin Ketua PSSI, Guru besar Pertanian UISU, Staf Ahli Menpora, Anggota Ahli Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) dan Alm. Prof. Ing. H. Muhammad Immaduddin Abdurrahim, PhD, MSc pendiri ICMI, Bank Muamalat, Guru Besar Teknik Elektro ITB, Pengajar Ilmu Tauhid, Penasihat Presiden B.J. Habibie dan mendapat gelar Pahlawan Nasional..