Lompat ke isi

Wikipedia bahasa Aceh: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 3 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q3957795
WhisperToMe (bicara | kontrib)
Add Facebook and Twitter
Baris 12: Baris 12:
==Rujukan==
==Rujukan==
{{reflist}}
{{reflist}}

==Pranala luar==
* [https://www.facebook.com/ace.wiki Wikipèdia bahsa Acèh] - [[Facebook]] ([[Bahasa Aceh]])
* [http://www.twitter.com/acewiki Wikipèdia bahsa Acèh] - [[Twitter]] (Bahasa Aceh)


{{Wikipedia|nusantara}}
{{Wikipedia|nusantara}}

Revisi per 19 April 2013 19.25

Wikipedia bahasa Aceh
Mulai pada 12 Agustus 2009
Jumlah artikel 2.573*
Total halaman 7.944*
Jumlah berkas 123*
Pengguna terdaftar 10.890*
Pengguna aktif 33*
Pengurus 1*
Kedalaman 51,59*

Wikipedia bahasa Aceh
*Data 7 Mei 2015

Wikipedia bahasa Aceh (WBA) adalah versi bahasa Aceh ensiklopedia online Wikipedia. Wikipedia bahasa Aceh umumnya mengikuti peraturan-peraturan dasar Wikipedia bahasa Indonesia.

Kelahiran dan kontributor

Wikipedia bahasa Aceh lahir pada bulan Agustus 2009 dan berita ini diterima dengan baik oleh Fadli Idris sebagai Koordinator Komunitas Blogger Aceh (Aceh Blogger Community) yang merintisnya bersama dengan pengguna Si Gam Aceh pada awal 2008. [1] Pihak perintis juga telah menghubungi Mark Durie, ahli bahasa asal Australia yang merupakan seorang peneliti bahasa Aceh.[1]

Inisiatif permintaan Wikipedia bahasa Aceh ini terinspirasi dari adanya Wikipedia dalam bahasa daerah lain seperti bahasa Jawa, Sunda, dan Banyumasan.[2]

Pada awal 2009, Wikipedia bahasa Aceh kemudian diramaikan oleh Abi Azkia, seorang pengajar ilmu agama di Lamlo, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie yang berkontribusi artikel agama.[2] Dalam tulisannya di Serambi Indonesia bagian jurnalisme warga, Abi menuturkan mengapa berkontribusi dalam bahasa Aceh sulit.[3] Hal ini antara lain disebabkan oleh pengenalan cara/metode penulisan, karakter khusus yang ditentukan dalam penulisan, kurangnya perbendaharaan kata-kata asli dalam bahasa Aceh, tidak terbiasa menulis dalam bahasa Aceh.[3] Namun ia percaya kesulitan-kesulitan ini seharusnya dapat diatasi dengan motivasi tinggi demi mempertahankan khasanah bahasa Aceh yang mulai digerus zaman, dan niat mempelajari bahasa nenek moyang bangsa Aceh, serta menggali kembali adat budaya Aceh. [3]

Rujukan

Pranala luar