Titiek Soeharto: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi tidak terperiksa] |
Membalikkan revisi 6815121 oleh 114.79.1.230 (bicara) |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 59: | Baris 59: | ||
{{DEFAULTSORT:Hariyadi, Siti Hediati}} |
{{DEFAULTSORT:Hariyadi, Siti Hediati}} |
||
[[Kategori:Pengusaha Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Soeharto]] |
[[Kategori:Soeharto]] |
||
[[Kategori:Tokoh dari Semarang]] |
[[Kategori:Tokoh dari Semarang]] |
||
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]] |
|||
[[Kategori:Tokoh Jawa]] |
Revisi per 13 Mei 2013 03.38
Titiek Soeharto | |
---|---|
Informasi pribadi | |
Lahir | 14 April 1959 Indonesia Semarang, Jawa Tengah, Indonesia |
Suami/istri | Prabowo Subianto (bercerai) |
Anak | Didiet Prabowo |
Orang tua | Soeharto dan Siti Hartinah |
Sunting kotak info • L • B |
Siti Hediati Hariyadi (lahir 14 April 1959) atau lebih dikenal dengan Titiek Soeharto adalah anak keempat Soeharto yang lahir pada saat Soeharto menjabat sebagai Panglima TT-IV/Diponegoro.
Keluarga
Titiek menikah dengan Prabowo Subianto pada Mei 1983. Pasangan ini dikaruniai seorang anak, Didiet Prabowo. Didiet menghabiskan sebagian masa sekolahnya di Boston, AS. Perkawinan pasangan ini berakhir perceraian. Namun tidak diketahui secara persis kapan pasangan ini berpisah.
Kekayaan
Majalah Time pernah menurunkan laporan kekayaan keluarga Cendana dengan judul Suharto Inc yang berujung ke meja hijau. Disebutkan Titiek adalah penyuka merek kelas tinggi seperti Harry Winston, Bulgari dan Cartier. Titiek juga dikenal sebagai pengagum para bintang film. Ketika Steven Seagal ke Bali dalam rangka peresmian Planet Hollywood pada 1994 lalu, misalnya, Titiek dikabarkan berdansa dengan bintang laga itu.
Saham SCTV
Pada 27 Juli 2005, pengusaha Henry Pribadi, melalui perusahaannya, PT Citabumi Sacna, melepas seluruh kepemilikannya di PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) sebesar 25 persen. SCMA merupakan induk perusahaan Surya Citra Televisi (SCTV). Saham milik Henry dibeli oleh pemegang saham SCMA lainnya PT Abhimata Mediatama. Saham yang dijual Henry setara dengan 473.437.500 saham dengan harga Rp 1.225 per saham. Mbak Titik adalah komisaris PT Abhitama.
Saham SCMA disebut-sebut dimiliki oleh Abhitama sebanyak 77,49% dan publik 22,51%. Di sini, Titik juga duduk sebagai komisaris.
Kegiatan sosial
Titiek juga aktif di dunia sosial. Misalnya, dia pernah menjadi ketua Yayasan Seni Indonesia.
Sumbangan korban bencana
Mei 2006 lalu Titiek dua kali tampil di depan publik. Pertama, menjenguk dan memberikan bantuan bagi pengungsi Gunung Merapi. Di sinilah Titik menyatakan permintaan maaf sang ayah, Soeharto.
Ketika gempa datang, Titiek muncul lagi di Yogyakarta dengan membawa bingkisan "85 tahun Pak Harto" untuk para korban musibah. Di sini, Titik menyampaikan salam Pak Harto bagi warga setempat.
Presenter Piala Dunia 2006
Terhitung 9 Juni 2006, Titiek muncul sebagai presenter SCTV dalam penayangan siaran langsung Piala Dunia 2006. Hanya dalam 3 kali pertandingan, SCTV mendapat kritikan bertubi-tubi dari para penggemar bola yang menganggap Titiek tidak punya kompetensi sebagai pembawa acara. Sejak saat itu, hingga sekarang Titiek tidak lagi muncul sebagai presenter. Pihak SCTV menyangkal hal ini dikarenakan oleh tuntutan pemirsa dan beralasan Titiek hanya dikontrak untuk 3 pertandingan.[1][2]
Ada rumor yang mengatakan Titiek bisa menjadi presenter sebagai imbalan telah menalangi 25 % dana pembelian hak siar World Cup 2006.
Referensi
- ^ "KPI: Titik jadi Host PD Blunder", DetikCom, diakses Juni 2007
- ^ "Titiek Tampil, Kritik Muncul", Kompas, diakses Juni 2007