Perempuan: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 3: | Baris 3: | ||
[[Berkas:Female Icon.svg|thumb|right|220px|Simbol dari perempuan.]] |
[[Berkas:Female Icon.svg|thumb|right|220px|Simbol dari perempuan.]] |
||
'''Perempuan''' adalah salah satu dari dua [[jenis kelamin]] [[manusia]]; satunya lagi adalah [[lelaki]] atau [[pria]]. |
'''Perempuan''' adalah salah satu dari dua [[jenis kelamin]] [[manusia]]; satunya lagi adalah [[lelaki]] atau [[pria]]. Kata "Perempuan" berasal dari kata dasar "Empu" yang artinya menghasilkan atau dapat menghasilkan. kemudian kata "empu" tadi mendapatkan awalan pel- dan akhiran -an, sehingga menjadi perempuan, yang artinya adalah orang yang dapat menghasilkan, yakni menghasilkan anak. istilah "perempuan" dapat merujuk kepada [[orang]] yang telah [[dewasa]] maupun yang masih [[anak-anak]]. |
||
Seringkali istilah "perempuan" disamakan dengan istilah "wanita". Namun sebenarnya berbeda.Wanita sering dikonotasikan lebih rendah dari pada perempuan. Kata "Wanita" berasal dari bahasa Sangsekerta "Vanita" yang kemudian mengalami tranformasi kata menjadi wanita, seperti "Visnu" dalam bahasa India maksudnya adalah Wisnu. Menurut Old Javanese-English Dictionary (Zoetmulder, 1982), kata wanita berarti yang diinginkan. Sedangkan menurut pemahaman orang Jawa, Wanita memiliki kepanjangan "Wani ditoto" atau berani di tata. Pemahaman ini juga dapat dilihat pada saat rezim orde baru Soeharto , dimana istilah “wanita” digunakan untuk mereproduksi identitas perempuan Indonesia, yang menekankan kodrat perempuan sebagai ibu dan istri yang taat. Oleh karena itu, “wanita” mengukuhkan protokol-protokol dan norma-norma tradisional dan menekankan hak yang tidak seimbang antara laki-laki dan perempuan dalam suatu bangsa. Maka dari itu para aktivis yang berusaha memperjuangkan nasib kaum hawa lebih memilih menggunakan istilah "Perempuan" dari pada "wanita" |
|||
Padahal jika ditelisik dalam sejarah penciptaan manusia secara islam di dalam Al Quran, Allah memang sengaja menciptakan manusia untuk menjadikan pemimpin di dunia. Dimana mereka [[manusia]] yang akan menciptakan ketentraman dan kesejahteraan di dunia. itulah sebabnya manusia muncul dengan dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan. perempuan diciptakan untuk menjadi pasangan atau teman laki-laki. karena pada dasarnya saat menciptakan Manusia Allah telah menciptakan dalam bentuk jiwa dan raga, beserta sifat-sifat dasar manusia seperti ingin dicintai dan mencintai, kebutuhan sexualitas dan sebagainya. maka dari itu manusia diciptakan berbeda untuk saling mengisi. |
|||
Pendefinisian identitas dan konsep dari perempuan sifatnya sangat kontekstual dan dipengaruhi oleh banyak variabel. Beberapa diantara variabel tersebut berhubungan dengan konstelasi sosial politik dimana perempuan tersebut didefinisikan. Sehingga pendefinisian dan pengkonstruksian konsep perempuan juga bersifat dinamis sesuai dengan kondisi historis lingkungan sosial yang didiaminya. sehingga hal ini sesuai seperti yang diungkapkan Simone de Beauvoir dalam bukunya The Second Sex (1997) , “One is not born, but rather becomes, a woman!" |
|||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
Revisi per 23 Mei 2013 06.16
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b9/Female_Icon.svg/220px-Female_Icon.svg.png)
Perempuan adalah salah satu dari dua jenis kelamin manusia; satunya lagi adalah lelaki atau pria. Kata "Perempuan" berasal dari kata dasar "Empu" yang artinya menghasilkan atau dapat menghasilkan. kemudian kata "empu" tadi mendapatkan awalan pel- dan akhiran -an, sehingga menjadi perempuan, yang artinya adalah orang yang dapat menghasilkan, yakni menghasilkan anak. istilah "perempuan" dapat merujuk kepada orang yang telah dewasa maupun yang masih anak-anak. Seringkali istilah "perempuan" disamakan dengan istilah "wanita". Namun sebenarnya berbeda.Wanita sering dikonotasikan lebih rendah dari pada perempuan. Kata "Wanita" berasal dari bahasa Sangsekerta "Vanita" yang kemudian mengalami tranformasi kata menjadi wanita, seperti "Visnu" dalam bahasa India maksudnya adalah Wisnu. Menurut Old Javanese-English Dictionary (Zoetmulder, 1982), kata wanita berarti yang diinginkan. Sedangkan menurut pemahaman orang Jawa, Wanita memiliki kepanjangan "Wani ditoto" atau berani di tata. Pemahaman ini juga dapat dilihat pada saat rezim orde baru Soeharto , dimana istilah “wanita” digunakan untuk mereproduksi identitas perempuan Indonesia, yang menekankan kodrat perempuan sebagai ibu dan istri yang taat. Oleh karena itu, “wanita” mengukuhkan protokol-protokol dan norma-norma tradisional dan menekankan hak yang tidak seimbang antara laki-laki dan perempuan dalam suatu bangsa. Maka dari itu para aktivis yang berusaha memperjuangkan nasib kaum hawa lebih memilih menggunakan istilah "Perempuan" dari pada "wanita" Pendefinisian identitas dan konsep dari perempuan sifatnya sangat kontekstual dan dipengaruhi oleh banyak variabel. Beberapa diantara variabel tersebut berhubungan dengan konstelasi sosial politik dimana perempuan tersebut didefinisikan. Sehingga pendefinisian dan pengkonstruksian konsep perempuan juga bersifat dinamis sesuai dengan kondisi historis lingkungan sosial yang didiaminya. sehingga hal ini sesuai seperti yang diungkapkan Simone de Beauvoir dalam bukunya The Second Sex (1997) , “One is not born, but rather becomes, a woman!"