F.X. Soedanto: Perbedaan antara revisi
k menambahkan Kategori:Tokoh Jawa Tengah menggunakan HotCat |
meragukan kelayakan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{tidak memenuhi kriteria kelayakan|d=11|m=06|y=2013|i=14|ket=|kat=Y}} |
|||
{{Infobox person |
{{Infobox person |
||
| name = F.X. Soedanto |
| name = F.X. Soedanto |
Revisi per 11 Juni 2013 10.53
Artikel ini tidak memiliki referensi atau pranala luar ke sumber-sumber tepercaya yang dapat menyatakan kelayakan dari subyek yang dibahas.Artikel ini akan dihapus pada 25 Juni 2013 jika tidak diperbaiki. Untuk pemulai artikel ini, jika Anda mempertentangkan nominasi penghapusan ini, jangan menghapus peringatan ini. Silakan hubungi sang pengusul, hubungi seorang pengurus, atau pasang tag {{tunggu dulu}} |
F.X. Soedanto | |
---|---|
Berkas:F.X. Soedanto.jpg | |
Lahir | Fransiskus Xaverius Soedanto 67 tahun Kebumen |
Kebangsaan | Indonesia |
Nama lain | Dokter Seribu |
Pekerjaan | Dokter |
Fransiskus Xaverius Soedanto, lahir di Kebumen 67 tahun yang lalu, adalah seorang dokter di Abepura, Papua yang menjadi terkenal karena melayani pasiennya hanya dengan tarif seribu rupiah. Ia bahkan menerima pasien yang hanya memberikan ucapan terima kasih sebagai balasan. Karena kemurahan hatinya, ia juga terkenal dengan sebutan Dokter Seribu. [1]
Masa kecil dan pendidikan
Soedanto lahir dari pasangan Umar dan Mursila, sebagai anak keenam. Ibunya yang berprofesi sebagai perawat menjadi inspirasi baginya saat memilih meninggalkan studi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan di UGM untuk memasuki Sekolah Kedokteran. [2]
Praktik di Papua
Setelah lulus pada tahun 1975, ia diminta memilih daerah penugasan. Karena tak bisa membayar uang sogok untuk mendapat penempatan yang diinginkan, ia memilih Papua. Di Papua, ia melayani Kabupaten Asmat, sebelum akhirnya ditransfer ke Jayapura. Di Jayapura, ia ditugaskan di Rumah Sakit Jiwa hingga akhirnya pensiun pada tahun 2003. [2]
Selama praktiknya, ia dianugerahi penghargaan karena selalu memberikan obat generik kepada pasiennya. Karena tarif konsultasi dan obat yang murah, dalam sehari ia bisa melayani hingga 200 orang pasien mulai dari pukul 8 pagi hingga pukul 2 siang. [2]