Pulau Sumba: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 30: | Baris 30: | ||
Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Provinsi [[Nusa Tenggara Timur]]. Pulau ini sendiri terdiri dari empat kabupaten: [[Kabupaten Sumba Barat]], [[Kabupaten Sumba Barat Daya]], [[Kabupaten Sumba Tengah]], dan [[Kabupaten Sumba Timur]]. Kota terbesarnya adalah [[Waingapu]], ibukota [[Kabupaten Sumba Timur]]. Kota tersebut juga terdapat bandar udara dan pelabuhan laut yang menghubungkan Pulau Sumba dengan pulau-pulau lainnya di Indonesia seperti Pulau Sumbawa, Pulau Flores, dan Pulau Timor. |
Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Provinsi [[Nusa Tenggara Timur]]. Pulau ini sendiri terdiri dari empat kabupaten: [[Kabupaten Sumba Barat]], [[Kabupaten Sumba Barat Daya]], [[Kabupaten Sumba Tengah]], dan [[Kabupaten Sumba Timur]]. Kota terbesarnya adalah [[Waingapu]], ibukota [[Kabupaten Sumba Timur]]. Kota tersebut juga terdapat bandar udara dan pelabuhan laut yang menghubungkan Pulau Sumba dengan pulau-pulau lainnya di Indonesia seperti Pulau Sumbawa, Pulau Flores, dan Pulau Timor. |
||
Sebelum dikunjungi bangsa Eropa pada [[1522]], Sumba tidak pernah dikuasai oleh bangsa |
Sebelum dikunjungi bangsa Eropa pada [[1522]], Sumba tidak pernah dikuasai oleh bangsa manapun. Sejak [[1866]], pulau ini dikuasai oleh [[Hindia-Belanda]] dan selanjutnya menjadi bagian dari Indonesia. |
||
Masyarakat Sumba secara rasial merupakan campuran dari ras [[Mongoloid]] dan [[Melanesia|Melanesoid]]. Sebagian besar penduduknya menganut kepercayaan animisme [[Marapu]] dan agama [[Kristen]], baik [[Protestan]] maupun [[Katolik]]. Kaum [[muslim]] dalam jumlah kecil dapat ditemukan di sepanjang kawasan pesisir. |
Masyarakat Sumba secara rasial merupakan campuran dari ras [[Mongoloid]] dan [[Melanesia|Melanesoid]]. Sebagian besar penduduknya menganut kepercayaan animisme [[Marapu]] dan agama [[Kristen]], baik [[Protestan]] maupun [[Katolik]]. Kaum [[muslim]] dalam jumlah kecil dapat ditemukan di sepanjang kawasan pesisir. |
Revisi per 14 Juni 2013 06.12
Geografi | |
---|---|
Lokasi | Asia Tenggara |
Koordinat | 9°40′S 120°00′E / 9.667°S 120.000°E |
Kepulauan | Kepulauan Sunda Kecil |
Luas | 11,153 km2 (4,306.2 sq mi) km2 |
Peringkat luas | 73 |
Pemerintahan | |
Negara | Indonesia |
Kependudukan | |
Penduduk | 685,186 jiwa |
Kepadatan | 61.4 jiwa/km2 |
Pulau Sumba adalah sebuah pulau di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Luas wilayahnya 10.710 km², dan titik tertingginya Gunung Wanggameti (1.225 m). Sumba berbatasan dengan Sumbawa di sebelah barat laut, Flores di timur laut, Timor di timur, dan Australia di selatan dan tenggara. Selat Sumba terletak di utara pulau ini. Di bagian timur terletak Laut Sawu serta Samudra Hindia terletak di sebelah selatan dan barat.
Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau ini sendiri terdiri dari empat kabupaten: Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Sumba Tengah, dan Kabupaten Sumba Timur. Kota terbesarnya adalah Waingapu, ibukota Kabupaten Sumba Timur. Kota tersebut juga terdapat bandar udara dan pelabuhan laut yang menghubungkan Pulau Sumba dengan pulau-pulau lainnya di Indonesia seperti Pulau Sumbawa, Pulau Flores, dan Pulau Timor.
Sebelum dikunjungi bangsa Eropa pada 1522, Sumba tidak pernah dikuasai oleh bangsa manapun. Sejak 1866, pulau ini dikuasai oleh Hindia-Belanda dan selanjutnya menjadi bagian dari Indonesia.
Masyarakat Sumba secara rasial merupakan campuran dari ras Mongoloid dan Melanesoid. Sebagian besar penduduknya menganut kepercayaan animisme Marapu dan agama Kristen, baik Protestan maupun Katolik. Kaum muslim dalam jumlah kecil dapat ditemukan di sepanjang kawasan pesisir.
Pranala luar
- (Indonesia) Waingapu.Com | Portal Komunitas Orang Sumba
- (Inggris) Sumba Foundation
- (Belanda) Stichting Ontluikend Sumba
- (Inggris) Indonesia Report: Sumba