Lompat ke isi

Canossa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Botrie (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Hugo-v-cluny heinrich-iv mathilde-v-tuszien cod-vat-lat-4922 1115ad.jpg|thumb|left|175px|Matilda bersama Hugo dari Cluny and Raja Henry IV.]]
[[Berkas:Hugo-v-cluny heinrich-iv mathilde-v-tuszien cod-vat-lat-4922 1115ad.jpg|thumb|left|175px|Matilda bersama Hugo dari Cluny and Raja Henry IV.]]
'''Canossa''' adalah nama sebuah istana milik seorang wanita bangsawan [[Toskana]] yang bernama [[Matilda]] di [[Italia Utara]].<ref name="Wellem"> F.D.Wellem. 2006. Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm 202.</ref> Di sini [[Paus Gregorius VII]] bertemu dengan lawannya Hendrik, seorang kaisar Jerman pada tahun 1077, dalam perjalannannya ke Jerman.<ref name="Wellem"/> Pertikaian mereka disebabkan karena Paus melarang [[investitur awam]].<ref name="Jonge"> Christiaan de Jonge. 2003. Gereja Mencari Jawab:Kapita Selekta Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm 17.</ref> Ia menolak larangan [[Paus]] karena berpikir kalau pihak gereja tidak bisa seenaknya mengatur pemerintah.<ref name="Jonge"/> Oleh karena itu ia di ekskomunikasi (dikucilkan dari persekutuan gereja) dan jabatan [[Kaisar]] diambil dari padanya sehingga ia tidak berkuasa lagi.<ref name="Jonge"/> Ia mencari [[Paus]] untuk meminta bantuannya mencabut ekskomunikasi yang dijatuhkan kepadanya.<ref name="Wellem"/> Kaisar bersikukuh dengan keinginannya, ia berjalan dengan kaki telanjang dan berada di udra dingin selama tiga hari.<ref name="Wellem"/> Awalnya [[Paus]] membiarkannya, tetapi pada akhirnya ia mengampuninya.<ref name="Wellem"/> Paus menerimanya kembali dalam persekutuan gereja sehingga ia dapat memerintah dan berkuasa lagi.<ref name="Jonge"/> Tetapi kekuasannya digunakan untuk menggagalkan reformasi [[Paus]] pada tahun berikutnya. [[Gregorius]] akhirnya dibuang dan tak lama kemudian ia meninggal dunia.<ref name="Berkhof"> H. Berkhof. 2009. Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.</ref>
'''Canossa''' adalah nama sebuah istana milik seorang wanita bangsawan [[Toskana]] yang bernama [[Matilda]] di [[Italia Utara]].<ref name="Wellem"> F.D.Wellem. 2006. Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm 202.</ref> Di sini [[Paus Gregorius VII]] bertemu dengan lawannya Hendrik, seorang kaisar Jerman pada tahun 1077, dalam perjalanannya ke [[Jerman]].<ref name="Wellem"/> Pertikaian mereka disebabkan karena Paus melarang [[investitur awam]].<ref name="Jonge"> Christiaan de Jonge. 2003. Gereja Mencari Jawab:Kapita Selekta Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm 17.</ref> Ia menolak larangan [[Paus]] karena berpikir kalau pihak gereja tidak bisa seenaknya mengatur pemerintah.<ref name="Jonge"/> Oleh karena itu ia di ekskomunikasi (dikucilkan dari persekutuan gereja) dan jabatan [[Kaisar]] diambil dari padanya sehingga ia tidak berkuasa lagi.<ref name="Jonge"/> Ia mencari [[Paus]] untuk meminta bantuannya mencabut ekskomunikasi yang dijatuhkan kepadanya.<ref name="Wellem"/> Kaisar bersikukuh dengan keinginannya, ia berjalan dengan kaki telanjang dan berada di udara dingin selama tiga hari.<ref name="Wellem"/> Awalnya [[Paus]] membiarkannya, tetapi pada akhirnya ia mengampuninya.<ref name="Wellem"/> Paus menerimanya kembali dalam persekutuan gereja sehingga ia dapat memerintah dan berkuasa lagi.<ref name="Jonge"/> Tetapi kekuasannya digunakan untuk menggagalkan reformasi [[Paus]] pada tahun berikutnya. [[Gregorius]] akhirnya dibuang dan tak lama kemudian ia meninggal dunia.<ref name="Berkhof"> H. Berkhof. 2009. Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 18 Juli 2013 00.57

Matilda bersama Hugo dari Cluny and Raja Henry IV.

Canossa adalah nama sebuah istana milik seorang wanita bangsawan Toskana yang bernama Matilda di Italia Utara.[1] Di sini Paus Gregorius VII bertemu dengan lawannya Hendrik, seorang kaisar Jerman pada tahun 1077, dalam perjalanannya ke Jerman.[1] Pertikaian mereka disebabkan karena Paus melarang investitur awam.[2] Ia menolak larangan Paus karena berpikir kalau pihak gereja tidak bisa seenaknya mengatur pemerintah.[2] Oleh karena itu ia di ekskomunikasi (dikucilkan dari persekutuan gereja) dan jabatan Kaisar diambil dari padanya sehingga ia tidak berkuasa lagi.[2] Ia mencari Paus untuk meminta bantuannya mencabut ekskomunikasi yang dijatuhkan kepadanya.[1] Kaisar bersikukuh dengan keinginannya, ia berjalan dengan kaki telanjang dan berada di udara dingin selama tiga hari.[1] Awalnya Paus membiarkannya, tetapi pada akhirnya ia mengampuninya.[1] Paus menerimanya kembali dalam persekutuan gereja sehingga ia dapat memerintah dan berkuasa lagi.[2] Tetapi kekuasannya digunakan untuk menggagalkan reformasi Paus pada tahun berikutnya. Gregorius akhirnya dibuang dan tak lama kemudian ia meninggal dunia.[3]

Referensi

  1. ^ a b c d e F.D.Wellem. 2006. Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm 202.
  2. ^ a b c d Christiaan de Jonge. 2003. Gereja Mencari Jawab:Kapita Selekta Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm 17.
  3. ^ H. Berkhof. 2009. Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.