Basuki Abdullah: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Smankusors (bicara | kontrib) Mengubah "basoeki" menjadi "basuki" |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{referensi}} |
{{referensi}} |
||
[[Berkas:Basuki_abdullah_self.jpg|thumbnail|right| |
[[Berkas:Basuki_abdullah_self.jpg|thumbnail|right|Basuki Abdullah.]] |
||
''' |
'''Basuki Abdullah''' ({{lahirmati|[[Kota Surakarta|Surakarta]], [[Jawa Tengah]]|25|1|1915||5|11|1993}}) adalah salah seorang maestro pelukis [[Indonesia]].Ia dikenal sebagai pelukis aliran realis dan naturalis. Ia pernah diangkat menjadi pelukis resmi [[Istana Merdeka]] [[Jakarta]] dan karya-karyanya menghiasi istana-istana negara dan kepresidenan [[Indonesia]], disamping menjadi barang koleksi dari berbagai penjuru dunia. |
||
== Masa muda == |
== Masa muda == |
||
Bakat melukisnya terwarisi dari ayahnya, [[Abdullah Suriosubroto]], yang juga seorang pelukis dan penari. Sedangkan kakeknya adalah seorang tokoh Pergerakan Kebangkitan Nasional Indonesia pada awal tahun 1900-an yaitu Doktor [[Wahidin Sudirohusodo]]. Sejak umur 4 tahun |
Bakat melukisnya terwarisi dari ayahnya, [[Abdullah Suriosubroto]], yang juga seorang pelukis dan penari. Sedangkan kakeknya adalah seorang tokoh Pergerakan Kebangkitan Nasional Indonesia pada awal tahun 1900-an yaitu Doktor [[Wahidin Sudirohusodo]]. Sejak umur 4 tahun Basuki Abdullah mulai gemar melukis beberapa tokoh terkenal diantaranya [[Mahatma Gandhi]], [[Rabindranath Tagore]], [[Yesus Kristus]] dan [[Krishnamurti]]. |
||
Pendidikan formal |
Pendidikan formal Basuki Abdullah diperoleh di HIS Katolik dan Mulo Katolik di [[Solo]]. Berkat bantuan Pastur Koch SJ, Basuki Abdullah pada tahun 1933 memperoleh beasiswa untuk belajar di Akademik Seni Rupa (''Academie Voor Beeldende Kunsten'') di [[Den Haag]], [[Belanda]], dan menyelesaikan studinya dalam waktu 3 tahun dengan meraih penghargaan Sertifikat ''Royal International of Art'' (RIA). |
||
== Aktivitas == |
== Aktivitas == |
||
[[Berkas:Basuki_abdullah_kakakdanadik.gif|thumbnail|right|Lukisan "Kakak dan Adik" karya |
[[Berkas:Basuki_abdullah_kakakdanadik.gif|thumbnail|right|Lukisan "Kakak dan Adik" karya Basuki Abdullah (1978). Kini disimpan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.]] |
||
Pada masa Pemerintahan [[Jepang]], |
Pada masa Pemerintahan [[Jepang]], Basuki Abdullah bergabung dalam Gerakan Poetra atau Pusat Tenaga Rakyat yang dibentuk pada tanggal 19 Maret 1943. Di dalam Gerakan Poetra ini Basuki Abdullah mendapat tugas mengajar seni lukis. Murid-muridnya antara lain Kusnadi (pelukis dan kritikus seni rupa Indonesia) dan Zaini (pelukis impresionisme). Selain organisasi Poetra, Basuki Abdullah juga aktif dalam ''Keimin Bunka Sidhosjo'' (sebuah Pusat Kebudayaan milik pemerintah Jepang) bersama-sama [[Affandi]], S.Sudjoyono, Otto Djaya dan Basuki Resobawo. |
||
Di masa revolusi Bosoeki Abdullah tidak berada di tanah air yang sampai sekarang belum jelas apa yang melatarbelakangi hal tersebut. Jelasnya pada tanggal 6 September 1948 bertempat di Belanda [[Amsterdam]] sewaktu penobatan Ratu Yuliana dimana diadakan sayembara melukis, |
Di masa revolusi Bosoeki Abdullah tidak berada di tanah air yang sampai sekarang belum jelas apa yang melatarbelakangi hal tersebut. Jelasnya pada tanggal 6 September 1948 bertempat di Belanda [[Amsterdam]] sewaktu penobatan Ratu Yuliana dimana diadakan sayembara melukis, Basuki Abdullah berhasil mengalahkan 87 pelukis [[Eropa]] dan berhasil keluar sebagai pemenang. |
||
[[Berkas:Basuki_abdullah_balinesebeauty.jpg|thumbnail|right|Lukisan "Balinese Beauty" karya |
[[Berkas:Basuki_abdullah_balinesebeauty.jpg|thumbnail|right|Lukisan "Balinese Beauty" karya Basuki Abdullah yang terjual di tempat pelelangan Christie's di [[Singapura]] pada tahun 1996.]] |
||
Sejak itu pula dunia mulai mengenal |
Sejak itu pula dunia mulai mengenal Basuki Abdullah, putera [[Indonesia]] yang mengharumkan nama [[Indonesia]]. Selama di negeri [[Belanda]] Basuki Abdullah sering kali berkeliling [[Eropa]] dan berkesempatan pula memperdalam seni lukis dengan menjelajahi [[Italia]] dan [[Perancis]] dimana banyak bermukim para pelukis dengan reputasi dunia. |
||
Basuki Abdullah terkenal sebagai seorang pelukis potret, terutama melukis wanita-wanita cantik, keluarga kerajaan dan kepala negara yang cenderung mempercantik atau memperindah seseorang ketimbang wajah aslinya. Selain sebagai pelukis potret yang ulung, diapun melukis pemandangan alam, fauna, flora, tema-tema perjuangan, pembangunan dan sebagainya. |
|||
Basuki Abdullah banyak mengadakan pameran tunggal baik di dalam negeri maupun di luar negeri, antara lain karyanya pernah dipamerkan di [[Bangkok]] ([[Thailand]]), [[Malaysia]], [[Jepang]], [[Belanda]], [[Inggris]], [[Portugal]] dan negara-negara lain. Lebih kurang 22 negara yang memiliki karya lukisan Basuki Abdullah. Hampir sebagian hidupnya dihabiskan di luar negeri diantaranya beberapa tahun menetap di [[Thailand]] dan diangkat sebagai pelukis [[Istana Merdeka]] dan sejak tahun 1974 Basuki Abdullah menetap di [[Jakarta]]. |
|||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* Biografi |
* Biografi Basuki Abdullah - Museum Basuki Abdullah{{fact}} |
||
{{DEFAULTSORT:Abdullah, Basuki}} |
{{DEFAULTSORT:Abdullah, Basuki}} |
Revisi per 15 Agustus 2013 14.32
Basuki Abdullah (25 Januari 1915 – 5 November 1993) adalah salah seorang maestro pelukis Indonesia.Ia dikenal sebagai pelukis aliran realis dan naturalis. Ia pernah diangkat menjadi pelukis resmi Istana Merdeka Jakarta dan karya-karyanya menghiasi istana-istana negara dan kepresidenan Indonesia, disamping menjadi barang koleksi dari berbagai penjuru dunia.
Masa muda
Bakat melukisnya terwarisi dari ayahnya, Abdullah Suriosubroto, yang juga seorang pelukis dan penari. Sedangkan kakeknya adalah seorang tokoh Pergerakan Kebangkitan Nasional Indonesia pada awal tahun 1900-an yaitu Doktor Wahidin Sudirohusodo. Sejak umur 4 tahun Basuki Abdullah mulai gemar melukis beberapa tokoh terkenal diantaranya Mahatma Gandhi, Rabindranath Tagore, Yesus Kristus dan Krishnamurti.
Pendidikan formal Basuki Abdullah diperoleh di HIS Katolik dan Mulo Katolik di Solo. Berkat bantuan Pastur Koch SJ, Basuki Abdullah pada tahun 1933 memperoleh beasiswa untuk belajar di Akademik Seni Rupa (Academie Voor Beeldende Kunsten) di Den Haag, Belanda, dan menyelesaikan studinya dalam waktu 3 tahun dengan meraih penghargaan Sertifikat Royal International of Art (RIA).
Aktivitas
Pada masa Pemerintahan Jepang, Basuki Abdullah bergabung dalam Gerakan Poetra atau Pusat Tenaga Rakyat yang dibentuk pada tanggal 19 Maret 1943. Di dalam Gerakan Poetra ini Basuki Abdullah mendapat tugas mengajar seni lukis. Murid-muridnya antara lain Kusnadi (pelukis dan kritikus seni rupa Indonesia) dan Zaini (pelukis impresionisme). Selain organisasi Poetra, Basuki Abdullah juga aktif dalam Keimin Bunka Sidhosjo (sebuah Pusat Kebudayaan milik pemerintah Jepang) bersama-sama Affandi, S.Sudjoyono, Otto Djaya dan Basuki Resobawo.
Di masa revolusi Bosoeki Abdullah tidak berada di tanah air yang sampai sekarang belum jelas apa yang melatarbelakangi hal tersebut. Jelasnya pada tanggal 6 September 1948 bertempat di Belanda Amsterdam sewaktu penobatan Ratu Yuliana dimana diadakan sayembara melukis, Basuki Abdullah berhasil mengalahkan 87 pelukis Eropa dan berhasil keluar sebagai pemenang.
Sejak itu pula dunia mulai mengenal Basuki Abdullah, putera Indonesia yang mengharumkan nama Indonesia. Selama di negeri Belanda Basuki Abdullah sering kali berkeliling Eropa dan berkesempatan pula memperdalam seni lukis dengan menjelajahi Italia dan Perancis dimana banyak bermukim para pelukis dengan reputasi dunia.
Basuki Abdullah terkenal sebagai seorang pelukis potret, terutama melukis wanita-wanita cantik, keluarga kerajaan dan kepala negara yang cenderung mempercantik atau memperindah seseorang ketimbang wajah aslinya. Selain sebagai pelukis potret yang ulung, diapun melukis pemandangan alam, fauna, flora, tema-tema perjuangan, pembangunan dan sebagainya.
Basuki Abdullah banyak mengadakan pameran tunggal baik di dalam negeri maupun di luar negeri, antara lain karyanya pernah dipamerkan di Bangkok (Thailand), Malaysia, Jepang, Belanda, Inggris, Portugal dan negara-negara lain. Lebih kurang 22 negara yang memiliki karya lukisan Basuki Abdullah. Hampir sebagian hidupnya dihabiskan di luar negeri diantaranya beberapa tahun menetap di Thailand dan diangkat sebagai pelukis Istana Merdeka dan sejak tahun 1974 Basuki Abdullah menetap di Jakarta.
Pranala luar
- Biografi Basuki Abdullah - Museum Basuki Abdullah[butuh rujukan]
- Artikel yang tidak memiliki referensi Agustus 2013
- Kelahiran 1915
- Kematian 1993
- Meninggal usia 78
- Artikel biografi Agustus 2013
- Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan Agustus 2013
- Pelukis Indonesia
- Tokoh yang dibunuh
- Tokoh yang berpindah agama dari Islam
- Tokoh dari Surakarta
- Tokoh Jawa Tengah
- Tokoh Jawa