Lompat ke isi

Keris Knaud: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Farras (bicara | kontrib)
baru
 
Farras (bicara | kontrib)
Baris 4: Baris 4:


==Sejarah==
==Sejarah==
Pada belati besi keris, tercantum tahun 1264 (bertepatan dengan 1342 M). Sejumlah ilmuwan menduga dari fitur-fitur khasnya usia keris ini bisa jadi lebih tua, tetapi baru diresmikan pada masa keemasan Kerajaan [[Majapahit]] untuk merayakan sebuah peristiwa penting.<ref>Van Asdonck, Marjolein ‘Het sprookje van de kris.’ (Moesson Magazine, Volume 50, no.5, November 2005) p.27</ref> Keris ini memiliki ukiran peristiwa [[Ramayana]] di lapisan perunggu tipis yang tidak lazim yang menyelubungi sebagian keris.
Pada belati besi keris, tercantum tahun 1264 (bertepatan dengan 1342 M). Sejumlah ilmuwan menduga dari fitur-fitur khasnya usia keris ini bisa jadi lebih tua, tetapi baru diresmikan pada masa keemasan Kerajaan [[Majapahit]] untuk merayakan sebuah peristiwa penting.<ref>Van Asdonck, Marjolein ‘Het sprookje van de kris.’ (Moesson Magazine, Volume 50, no.5, November 2005) p.27</ref> Keris ini memiliki ukiran epik [[Ramayana]] di lapisan perunggu tipis yang menyelubungi sebagian keris.


[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Pangeran Hadipati Hario Praboe Soerjodilogo Pakoe Alam VIII in Javaanse kleding TMnr 10002783.jpg|thumb|upright|250px|[[Paku Alam VIII]], pengganti Paku Alam V.]]
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Pangeran Hadipati Hario Praboe Soerjodilogo Pakoe Alam VIII in Javaanse kleding TMnr 10002783.jpg|thumb|upright|250px|[[Paku Alam VIII]], pengganti Paku Alam V.]]
Charles Knaud ([[Batavia, Hindia Belanda|Batavia]] 1840 - [[Amsterdam]] 1897) adalah seorang dokter dan [[dukun]] Belanda di keraton [[Yogyakarta]]. Knaud, yang sudah menguasai [[kejawen]], merawat dan menyembuhkan putra Paku Alam V (1878-1900), penguasa keharyapatihan [[Pakualaman]] di [[Kesultanan Yogyakarta]]. Sang putra tadi menganggap kesembuhannya adalah hasil guna-guna. Karena menyelamatkan nyawa putranya, Paku Alam V, yang juga merupakan anggota [[freemason]] di loji Mataram, Yogyakarta,<ref>Stevens, Th. ''Vrijmetselarij en samenleving in Nederlands Indie en Indonesie 1764-1962'' (Publisher: Verloren, Hilversum) P.40 ISBN 90-6550-378-1</ref> menghadiahkan Knaud sebuah benda pusaka berupa keris.<ref>Van Asdonck, Marjolein ‘Het sprookje van de kris.’ (Moesson Magazine, Volume 50, no.5, November 2005) p.27 [http://www.moesson.nl/index.php?option=com_content&view=article&id=31&Itemid=20]</ref> Ini adalah keris tertua yang dimiliki pangeran.<ref name=Colonial>{{cite book | url = http://www.kit.nl/memorialbook/magazine.html#/zoompage/65/ | chapter = Knaud's Kris | page = 65 | title= Colonial Past, Global Future: 100 Years of The Royal Tropical Institute | last =Muskens | first = Roland | publisher = Royal Tropical Institute}}</ref>
Charles Knaud ([[Batavia, Hindia Belanda|Batavia]] 1840 - [[Amsterdam]] 1897) adalah seorang dokter dan [[dukun]] Belanda di keraton [[Yogyakarta]]. Knaud, yang sudah menguasai [[kebatinan]], merawat dan menyembuhkan putra Paku Alam V (1878-1900), penguasa keharyapatihan [[Pakualaman]] di [[Kesultanan Yogyakarta]]. Sang putra tadi menganggap kesembuhannya adalah hasil guna-guna. Karena menyelamatkan nyawa putranya, Paku Alam V, yang juga merupakan anggota [[freemason]] di loji Mataram, Yogyakarta,<ref>Stevens, Th. ''Vrijmetselarij en samenleving in Nederlands Indie en Indonesie 1764-1962'' (Publisher: Verloren, Hilversum) P.40 ISBN 90-6550-378-1</ref> menghadiahkan Knaud sebuah benda pusaka berupa keris.<ref>Van Asdonck, Marjolein ‘Het sprookje van de kris.’ (Moesson Magazine, Volume 50, no.5, November 2005) p.27 [http://www.moesson.nl/index.php?option=com_content&view=article&id=31&Itemid=20]</ref> Ini adalah keris tertua yang dimiliki pangeran.<ref name=Colonial>{{cite book | url = http://www.kit.nl/memorialbook/magazine.html#/zoompage/65/ | chapter = Knaud's Kris | page = 65 | title= Colonial Past, Global Future: 100 Years of The Royal Tropical Institute | last =Muskens | first = Roland | publisher = Royal Tropical Institute}}</ref>
Sejak 1903, keris ini diyakini hilang namun ternyata masih dimiliki keluarga Knaud. Pada masa [[Perang Dunia II]], keluarganya menguburkan keris ini di kebun rumah supaya tidak diketahui tentara Jepang. Saat [[Revolusi Nasional Indonesia]] berlangsung, mereka membawanya ke Belanda dan menyimpannya di brankas keluarga.<ref name="Van Duuren 2004">Van Duuren, D. ''‘Een teruggevonden Indo-Javaans Unicum: De 'Kris van Knaud'. In: Aziatische Kunst, 34-2.’'' (Publisher: VVAK, Amsterdam, 2004)</ref>
Sejak 1903, keris ini diyakini hilang namun ternyata masih dimiliki keluarga Knaud. Pada masa [[Perang Dunia II]], keluarganya menguburkan keris ini di kebun rumah supaya tidak diketahui tentara Jepang. Saat [[Revolusi Nasional Indonesia]] berlangsung, mereka membawanya ke Belanda dan menyimpannya di brankas keluarga.<ref name="Van Duuren 2004">Van Duuren, D. ''‘Een teruggevonden Indo-Javaans Unicum: De 'Kris van Knaud'. In: Aziatische Kunst, 34-2.’'' (Publisher: VVAK, Amsterdam, 2004)</ref>

Revisi per 28 September 2013 10.08

Keris Knaud dipamerkan di Tropenmuseum Amsterdam.
Keris Knaud dipamerkan di Tropenmuseum Amsterdam.

Keris Knaud, juga dikenal dengan sebutan Kris of Knaud atau Knaud's Kris, adalah keris tertua yang pernah tercatat di dunia.[1] Keris ini ihadiahkan kepada Charles Knaud, seorang dokter Belanda, oleh Paku Alam V pada abad ke-19 dan saat ini dipamerkan di Tropenmuseum, Royal Tropical Institute, Amsterdam.

Sejarah

Pada belati besi keris, tercantum tahun 1264 (bertepatan dengan 1342 M). Sejumlah ilmuwan menduga dari fitur-fitur khasnya usia keris ini bisa jadi lebih tua, tetapi baru diresmikan pada masa keemasan Kerajaan Majapahit untuk merayakan sebuah peristiwa penting.[2] Keris ini memiliki ukiran epik Ramayana di lapisan perunggu tipis yang menyelubungi sebagian keris.

Paku Alam VIII, pengganti Paku Alam V.

Charles Knaud (Batavia 1840 - Amsterdam 1897) adalah seorang dokter dan dukun Belanda di keraton Yogyakarta. Knaud, yang sudah menguasai kebatinan, merawat dan menyembuhkan putra Paku Alam V (1878-1900), penguasa keharyapatihan Pakualaman di Kesultanan Yogyakarta. Sang putra tadi menganggap kesembuhannya adalah hasil guna-guna. Karena menyelamatkan nyawa putranya, Paku Alam V, yang juga merupakan anggota freemason di loji Mataram, Yogyakarta,[3] menghadiahkan Knaud sebuah benda pusaka berupa keris.[4] Ini adalah keris tertua yang dimiliki pangeran.[5]

Sejak 1903, keris ini diyakini hilang namun ternyata masih dimiliki keluarga Knaud. Pada masa Perang Dunia II, keluarganya menguburkan keris ini di kebun rumah supaya tidak diketahui tentara Jepang. Saat Revolusi Nasional Indonesia berlangsung, mereka membawanya ke Belanda dan menyimpannya di brankas keluarga.[6]

Pada abad ke-19, sebuah kotak plaster dan foto keris ini menjadi bagian koleksi Bataviaasch Museum of Arts and Archaeology. Tahun 1920, N.J. Krom membuka tempat pameran khusus untuk keris ini di ruang Hindoe-Javaansche Kunst. David van Duuren, kurator Royal Tropical Institute, menanyai keturunan Knaud, Kurht Knaud, tentang pengetahuannya seputar keris langka yang pernah dimiliki keluarganya. Van Duuren terkejut karena Kurht tahu soal keris tersebut. Kurht Knaud meminjamkan keris tersebut kepada pengelola Royal Tropical Institute, K.I.T., Amsterdam. Keris itu masih dipamerkan di sana sejak Februari 2003.[6]

Referensi

Daftar pustaka

  • Van Duuren, D. ‘Een teruggevonden Indo-Javaans Unicum: De 'Kris van Knaud'. In: Aziatische Kunst, 34-2.’ (Publisher: VVAK, Amsterdam, 2004);
  • Krom, N.J. ‘Hindoe-Javaansche Kunst’ (2-volume, Eindhoven, 1920)

Catatan dan kutipan

  1. ^ van Duuren, David (2002). Krisses: a critical bibliography. Pictures Publishers. hlm. 110. ISBN 978-90-73187-42-9. Diakses tanggal 6 March 2011. 
  2. ^ Van Asdonck, Marjolein ‘Het sprookje van de kris.’ (Moesson Magazine, Volume 50, no.5, November 2005) p.27
  3. ^ Stevens, Th. Vrijmetselarij en samenleving in Nederlands Indie en Indonesie 1764-1962 (Publisher: Verloren, Hilversum) P.40 ISBN 90-6550-378-1
  4. ^ Van Asdonck, Marjolein ‘Het sprookje van de kris.’ (Moesson Magazine, Volume 50, no.5, November 2005) p.27 [1]
  5. ^ Muskens, Roland. "Knaud's Kris". Colonial Past, Global Future: 100 Years of The Royal Tropical Institute. Royal Tropical Institute. hlm. 65. 
  6. ^ a b Van Duuren, D. ‘Een teruggevonden Indo-Javaans Unicum: De 'Kris van Knaud'. In: Aziatische Kunst, 34-2.’ (Publisher: VVAK, Amsterdam, 2004)