Sidratul Muntaha: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
k {{stub}} |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Sidratul Muntaha''' |
'''Sidratul Muntaha''' berarti pohon besar (''sidrah'') tempat berkesudahan (''al-muntaha''). Amat jarang ditemukan keterangan mengenai hal ini di [[Al-Qur'an]] maupun [[Hadits]]. Ada yang menterjemahkan hal itu sebagai perlambang suatu tempat yang tidak bisa dilewati lebih jauh lagi oleh manusia. |
||
Di Sidratul Muntaha ini nabi [[Muhammad]] SAW mendapatkan perintah [[sholat]] 5 waktu. Perintah melaksanakan sholat tersebut pada awalnya adalah 50 kali setiap harinya, akan tetapi dengan pertimbangan para nabi terdahulu dan permohonan muhammad SAW sendiri, serta kasih dan sayang Allah SWT, jumlahnya menjadi hanya 5 kali saja. |
Di Sidratul Muntaha ini nabi [[Muhammad]] SAW mendapatkan perintah [[sholat]] 5 waktu. Perintah melaksanakan sholat tersebut pada awalnya adalah 50 kali setiap harinya, akan tetapi dengan pertimbangan para nabi terdahulu dan permohonan muhammad SAW sendiri, serta kasih dan sayang Allah SWT, jumlahnya menjadi hanya 5 kali saja. |
Revisi per 2 Mei 2007 13.31
Sidratul Muntaha berarti pohon besar (sidrah) tempat berkesudahan (al-muntaha). Amat jarang ditemukan keterangan mengenai hal ini di Al-Qur'an maupun Hadits. Ada yang menterjemahkan hal itu sebagai perlambang suatu tempat yang tidak bisa dilewati lebih jauh lagi oleh manusia.
Di Sidratul Muntaha ini nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah sholat 5 waktu. Perintah melaksanakan sholat tersebut pada awalnya adalah 50 kali setiap harinya, akan tetapi dengan pertimbangan para nabi terdahulu dan permohonan muhammad SAW sendiri, serta kasih dan sayang Allah SWT, jumlahnya menjadi hanya 5 kali saja.
Pranala luar
- (Indonesia) Sidratul Muntaha dalam Isra dan Mi'raj