Lompat ke isi

Kasta: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
SamanthaPuckettIndo (bicara | kontrib)
k yang benar saja...
revert
Baris 1: Baris 1:
'''Kasta''' dari [[bahasa Portugis]] adalah pembagian [[masyarakat]].
'''Kasta''' dari [[bahasa Portugis]] adalah pembagian [[masyarakat]].


Kasta yang sebenarnya merupakan perkumpulan tukang-tukang, atau orang-orang ahli dalam bidang tertentu. Pembagian [[manusia]] dalam masyarakat [[agama Hindu]] ([[Bangsa-bangsa Kerajaan Nusantara]]):
Kasta yang sebenarnya merupakan perkumpulan tukang-tukang, atau orang-orang ahli dalam bidang tertentu, semestinya harus dibedakan dari [[warna]] atau [[Catur Warna]] (Hindu), karena memang pengertian di antara kedua istilah ini tidak sama. Pembagian [[manusia]] dalam masyarakat [[agama Hindu]]:


# Kasta [[Brahmana]], orang yang mengabdikan dirinya dalam urusan bidang spiritual ; [[sulinggih]], [[pandita]] dan [[rohaniawan]]. Disandang oleh para [[Pribumi]].
# Warna [[Brahmana]], para pekerja di bidang spiritual; [[sulinggih]], [[pandita]] dan [[rohaniawan]].
# Kasta [[Ksatria]], para kepala dan anggota [[lembaga]] [[pemerintah]]an. Seseorang yang menyandang gelar ini tidak memiliki harta pribadi semua harta milik negara.
# Warna [[Ksatria]], para kepala dan anggota [[lembaga]] [[pemerintah]]an.
# Warna [[Waisya]], para pekerja di bidang ekonomi
# Kasta [[Waisya]], orang yang telah memiliki pekerjaan dan harta benda sendiri [[petani]], [[nelayan]].
# Warna [[Sudra]], para pekerja yang mempunyai tugas melayani atau membantu ketiga warna di atas.
# Kasta [[Sudra]], orang yang telah memiliki harta yang melimpah untuk dinikmati sendiri [[saudagar]], [[tuan tanah]], [[renternir]].


Sedangkan di luar sistem Kasta tersebut, ada pula istilah :
Sedangkan di luar sistem Catur Warna tersebut, ada pula istilah :
# Kaum [[Paria]], Golongan orang rendahan yang tugasnya melayani para [[Brahmana]] dan [[Ksatria]].
# Kaum [[Paria]], golongan orang terbuang yang dianggap hina karena telah melakukan suatu kesalahan besar
# Kaum [[Candala]], Golongan orang yang berasal dari Perkawinan Antar Warna, bangsa asing.
# Kaum [[Candala]], golongan orang yang berasal dari perkawinan antarwarna


Sistem ini menjadi doktrin para [[Pribumi]] sehingga membuat bangsa-bangsa zaman kerajaan di Indonesia tidak mudah ditindas oleh bangsa asing karena bangsa-bangsa pribumi merasa "Kasta" mereka lebih tinggi dari bangsa asing di luar [[Nusantara]], sehingga tidak ada alasan bagi mereka untuk tunduk kepada bangsa asing ([[Kubilai Khan]], [[Negeri Campa]], dll).
Sistem ini menjadi doktrin para [[pribumi]] sehingga membuat bangsa-bangsa zaman kerajaan di Indonesia tidak mudah ditindas oleh bangsa asing karena bangsa-bangsa pribumi merasa "Kasta" mereka lebih tinggi dari bangsa asing di luar [[Nusantara]], sehingga tidak ada alasan bagi mereka untuk tunduk kepada bangsa asing ([[Kubilai Khan]], [[Negeri Campa]], dll).


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

Revisi per 3 November 2013 05.56

Kasta dari bahasa Portugis adalah pembagian masyarakat.

Kasta yang sebenarnya merupakan perkumpulan tukang-tukang, atau orang-orang ahli dalam bidang tertentu, semestinya harus dibedakan dari warna atau Catur Warna (Hindu), karena memang pengertian di antara kedua istilah ini tidak sama. Pembagian manusia dalam masyarakat agama Hindu:

  1. Warna Brahmana, para pekerja di bidang spiritual; sulinggih, pandita dan rohaniawan.
  2. Warna Ksatria, para kepala dan anggota lembaga pemerintahan.
  3. Warna Waisya, para pekerja di bidang ekonomi
  4. Warna Sudra, para pekerja yang mempunyai tugas melayani atau membantu ketiga warna di atas.

Sedangkan di luar sistem Catur Warna tersebut, ada pula istilah :

  1. Kaum Paria, golongan orang terbuang yang dianggap hina karena telah melakukan suatu kesalahan besar
  2. Kaum Candala, golongan orang yang berasal dari perkawinan antarwarna

Sistem ini menjadi doktrin para pribumi sehingga membuat bangsa-bangsa zaman kerajaan di Indonesia tidak mudah ditindas oleh bangsa asing karena bangsa-bangsa pribumi merasa "Kasta" mereka lebih tinggi dari bangsa asing di luar Nusantara, sehingga tidak ada alasan bagi mereka untuk tunduk kepada bangsa asing (Kubilai Khan, Negeri Campa, dll).

Lihat pula