Lompat ke isi

Bambang Utoyo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 18: Baris 18:


==Karier militer==
==Karier militer==
Pada tahun 1943, pada saat [[Jepang]] mulai berkuasa di [[Indonesia]] turut serta dalam latihan Giju Gun (seperti [[PETA]]) di Pagar Alam dan menjadi Sooy Giju Gun.<ref>Majalah Gajah Mada, Agustus 1955 No.2 tahun ke VI, Majalah Khusus Angkatan Perang Republik Indonesia</ref> Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]], menjadi komandan Resimen I, Divisi II [[Tentara Nasional Indonesia|Tentara Republik Indonesia (TRI)]] dengan pangkat [[Letnan Kolonel]]. Setelah menjadi komanda Divisi II pada tahun [[1946]], pangkatnya dinaikan menjadi [[Kolonel]].
Pada tahun 1943, pada saat [[Jepang]] mulai berkuasa di [[Indonesia]] turut serta dalam latihan [[Giyugun|''Giju Gun'']] (seperti [[PETA]]) di Pagar Alam dan menjadi ''Sooy Giju Gun''.<ref>Majalah Gajah Mada, Agustus 1955 No.2 tahun ke VI, Majalah Khusus Angkatan Perang Republik Indonesia</ref> Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]], menjadi komandan Resimen I, Divisi II [[Tentara Nasional Indonesia|Tentara Republik Indonesia (TRI)]] dengan pangkat [[Letnan Kolonel]]. Setelah menjadi komanda Divisi II pada tahun [[1946]], pangkatnya dinaikan menjadi [[Kolonel]].


Pada tahun [[1948]] pada saat terjadi reorganisasi dan rasionalisasi (RERA) TNI yang dijalankan oleh [[Perdana Menteri Indonesia|Perdana Menteri]] [[Mohammad Hatta]], pangkatnya diturunkan satu tingkat menjadi [[Letnan Kolonel]].
Pada tahun [[1948]] pada saat terjadi reorganisasi dan rasionalisasi (RERA) TNI yang dijalankan oleh [[Perdana Menteri Indonesia|Perdana Menteri]] [[Mohammad Hatta]], pangkatnya diturunkan satu tingkat menjadi [[Letnan Kolonel]].

Revisi per 22 November 2013 07.21

Letnan Jenderal TNI Anumerta
Bambang Utoyo
[[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]] 4
Masa jabatan
27 Juni 1955 – 28 Oktober 1955
PresidenSoekarno
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Letnan Jenderal TNI Anumerta Purn. Bambang Utoyo (20 Agustus 1920 – 4 Juli 1980)[1] adalah mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) ke-4 yang menjabat dari tanggal 27 Juni 195528 Oktober 1955.

Bambang muda lulus dari MULO pada tahun 1938 di Palembang dan aktif dalam organisasi pemuda Perkumpulan Indonesia Muda. Setelah Perang Dunia II usai Bambang menikah dengan Siti Nuraini Asa'ari yang juga berasal dari Palembang pada tahun 1950 dan dikaruniai 4 anak.

Karier militer

Pada tahun 1943, pada saat Jepang mulai berkuasa di Indonesia turut serta dalam latihan Giju Gun (seperti PETA) di Pagar Alam dan menjadi Sooy Giju Gun.[2] Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, menjadi komandan Resimen I, Divisi II Tentara Republik Indonesia (TRI) dengan pangkat Letnan Kolonel. Setelah menjadi komanda Divisi II pada tahun 1946, pangkatnya dinaikan menjadi Kolonel.

Pada tahun 1948 pada saat terjadi reorganisasi dan rasionalisasi (RERA) TNI yang dijalankan oleh Perdana Menteri Mohammad Hatta, pangkatnya diturunkan satu tingkat menjadi Letnan Kolonel.

Karena alasan kesehatan, Bambang pensiun dari dinas aktif militer pada tanggal 5 September 1952 dengan pangkat Kolonel. Setelah terjadinya peristiwa 17 Oktober 1952, untuk mengatasi ketegangan pada tanggal 25 November 1952 aktif kembali dan menjabat sebagai Panglima Tentara dan Teritorium II di Palembang dengan pangkat Kolonel.

Pada tanggal 10 Juni 1955 Presiden Soekarno menetapkan Bambang Utoyo sebagai KASAD[3] dengan pangkat Djenderal Major[4] dan melantiknya pada tanggal 27 Juni 1955.

Referensi

  1. ^ Bambang Utoyo, Jiwa Ragaku untuk Negeri Tercinta, KASAD ke-4. Bandung: Dinas Sejarah Angkatan Darat. 2010. ISBN 978-602-95551-1-0. 
  2. ^ Majalah Gajah Mada, Agustus 1955 No.2 tahun ke VI, Majalah Khusus Angkatan Perang Republik Indonesia
  3. ^ Keputusan Presiden No.150/M Tahun 1955
  4. ^ Keputusan Presiden No.151/M Tahun 1955
Jabatan militer
Didahului oleh:
Zulkifli Lubis
Kepala Staf TNI Angkatan Darat
27 Juni 195528 Oktober 1955
Diteruskan oleh:
Abdul Haris Nasution