Lompat ke isi

ALTO: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
SamanthaPuckettIndo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
harus ada deadline supaya tidak ditinggalkan begitu saja
Baris 1: Baris 1:
{{tidak memenuhi kriteria kelayakan|d=30|m=11|y=2013|i=14|ket=|kat=Y}}
{{tanpa_referensi|date=2013}}
{{tanpa_referensi|date=2013}}
{{Infobox Jaringan ATM|
{{Infobox Jaringan ATM|

Revisi per 1 Desember 2013 14.17

ALTO
Wilayah OperasiIndonesia
Anggota14
Didirikan1994
PemilikPT Daya Network Lestari

ALTO adalah jaringan ATM ketiga yang beroperasi di Indonesia, yang awalnya menghubungkan tiga bank di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1994[1]. Jaringan ini didirikan oleh PT Daya Network Lestari.[2] Saat ini jaringan ALTO memiliki lebih dari 14 anggota yang terdiri dari lembaga bank.

Sejarah

Pada tahun 1980, anjungan tunai mandiri (ATM) diperkenalkan ke Indonesia, menyediakan pemegang kartu dengan sekitar jam layanan perbankan untuk pertama kalinya. Dalam beberapa tahun banyak bank di Indonesia telah mengikuti. Satu-satunya penyedia jaringan keuangan negara pada saat itu terutama dilayani pemerintah pusat, yang mendorong pembentukan bersama jaringan ALTO dengan dukungan dari anggota pendirinya: Bank Lippo (sekarang Bank CIMB Niaga), Bank Bali (sekarang Bank Permata), dan Bank Internasional Indonesia. Memanfaatkan metode dan teknologi yang sama digunakan oleh raksasa global MasterCard dan Visa. Proses struktur ALTO diselesaikan pada tahun 1993 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Agustus tahun berikutnya, dengan sekitar 180 ATM yang terhubung ke jaringan. Pada September 1994, sebuah konferensi bankir diadakan untuk memperkenalkan jaringan untuk pemimpin industri lokal. Responnya luar biasa dan dalam waktu satu tahun, ALTO mengambil tambahan 11 anggota sehingga jumlah bank anggota menjadi 14.

Krisis ekonomi Asia pada tahun 1997 melanda industri perbankan Indonesia. Banyak bank ditutup, menggabungkan atau direkapitalisasi. Namun, walaupun krisis ekonomi, ALTO masih bertahan dengan dibantu oleh 9 bank berjaringan ALTO dan hasilnya tetap menguntungkan. ALTO adalah pemimpin industri ATM terbesar dengan total asset sebesar Rp 40,8 miliar per Desember 2001.[3]

Anggota

Referensi

Pranala luar