Tampirwetan, Candimulyo, Magelang: Perbedaan antara revisi
kesenian |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 13: | Baris 13: | ||
}} |
}} |
||
'''Tampirwetan''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Candimulyo, Magelang|Candimulyo]], [[Kabupaten Magelang|Magelang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. |
'''Tampirwetan''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Candimulyo, Magelang|Candimulyo]], [[Kabupaten Magelang|Magelang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. |
||
Di |
Di Tampirwetan terdapat beberapa kegiatan budaya yang sering dilakukan oleh warga setempat seperti "Nyadran" & "Padusan". Nyadran sering dilakukan di area sekitar kuburan Karang Gede & kuburan Kulon, sedangkan Padusan merupakan acara membersihkan badan (mandi keramas) secara bersama-sama sehari sebelum puasa untuk menyambut bulan Ramadhan yang biasanya dilakukan di pemandian umum atau di Kolam Ngudal. |
||
Selain itu, ada juga bentuk seni budaya kreasi para pemuda/pemudi Tampirwetan berupa "nDayakan" (semacam jathilan) dengan nama "Citra Rimba" yang dimainkan oleh laki-laki dan perempuan dari kalangan anak-anak dan pemuda. |
|||
Letak Desa yang strategis yang berada di persimpangan jalan raya Blabak-Candimulyo & magelang membuat desa ini cukup ramai dan terkenal di daerah kabupaten magelang. |
|||
Letak Desa yang strategis yakni berada di persimpangan jalan raya Blabak-Candimulyo & Mertoyudan-Candimulyo menjadikan desa ini cukup ramai dan terkenal di daerah Kabupaten Magelang. Secara geografis berada di lereng Gunung Merbabu di sisi Baratdaya yang berbatasan dengan lereng Gunung Merapi bagian Baratlaut pada jarak/radius sekitar 25 Km dari puncak. Posisi desa memanjang dari Timur yang diapit oleh 2 aliran sungai, yaitu Sungai Anggas di sebelah Utara dan Sungai Gono di sebelah Selatan. Kedua sungai tersebut bermuara ke Sungai Elo. |
|||
Sebagian besar wilayah Desa Tampirwetan merupakan area pertanian, baik lahan kering (ladang/tegalan) maupun lahan basah (sawah) dengan sistim irigasi bersumber dari sumber air Ngudal yang mengalir sepanjang tahun. Populasi penduduk terkonsentrasi di sepanjang jalan Mertoyudan-Candimulyo dan Mertoyudan-Bateh yang terbagi menjadi 4 titik sebagai dusun tersendiri, yaitu -dari Timur ke Barat: Dusun Trisip, Karangampel, Senden, Tampirwetan II dan Tampirwetan I. Mata pencaharian penduduk umumnya sebagai petani, sedangkan yang lain sebagai PNS, wiraswasta, pedagang dan sebagian merantau ke kota-kota besar di Indonesia. |
|||
{{Candimulyo, Magelang}} |
{{Candimulyo, Magelang}} |
Revisi per 23 Desember 2013 06.58
Tampirwetan | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Magelang | ||||
Kecamatan | Candimulyo | ||||
Kode pos | 56191 | ||||
Kode Kemendagri | 33.08.15.2014 | ||||
Luas | - | ||||
Jumlah penduduk | - | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Tampirwetan adalah desa di kecamatan Candimulyo, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Di Tampirwetan terdapat beberapa kegiatan budaya yang sering dilakukan oleh warga setempat seperti "Nyadran" & "Padusan". Nyadran sering dilakukan di area sekitar kuburan Karang Gede & kuburan Kulon, sedangkan Padusan merupakan acara membersihkan badan (mandi keramas) secara bersama-sama sehari sebelum puasa untuk menyambut bulan Ramadhan yang biasanya dilakukan di pemandian umum atau di Kolam Ngudal. Selain itu, ada juga bentuk seni budaya kreasi para pemuda/pemudi Tampirwetan berupa "nDayakan" (semacam jathilan) dengan nama "Citra Rimba" yang dimainkan oleh laki-laki dan perempuan dari kalangan anak-anak dan pemuda. Letak Desa yang strategis yakni berada di persimpangan jalan raya Blabak-Candimulyo & Mertoyudan-Candimulyo menjadikan desa ini cukup ramai dan terkenal di daerah Kabupaten Magelang. Secara geografis berada di lereng Gunung Merbabu di sisi Baratdaya yang berbatasan dengan lereng Gunung Merapi bagian Baratlaut pada jarak/radius sekitar 25 Km dari puncak. Posisi desa memanjang dari Timur yang diapit oleh 2 aliran sungai, yaitu Sungai Anggas di sebelah Utara dan Sungai Gono di sebelah Selatan. Kedua sungai tersebut bermuara ke Sungai Elo. Sebagian besar wilayah Desa Tampirwetan merupakan area pertanian, baik lahan kering (ladang/tegalan) maupun lahan basah (sawah) dengan sistim irigasi bersumber dari sumber air Ngudal yang mengalir sepanjang tahun. Populasi penduduk terkonsentrasi di sepanjang jalan Mertoyudan-Candimulyo dan Mertoyudan-Bateh yang terbagi menjadi 4 titik sebagai dusun tersendiri, yaitu -dari Timur ke Barat: Dusun Trisip, Karangampel, Senden, Tampirwetan II dan Tampirwetan I. Mata pencaharian penduduk umumnya sebagai petani, sedangkan yang lain sebagai PNS, wiraswasta, pedagang dan sebagian merantau ke kota-kota besar di Indonesia.