Lompat ke isi

Produksi pisang di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib)
maraton
Tag: tanpa kategori [ * ]
 
Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib)
maraton
Baris 1: Baris 1:
'''[[Indonesia]]''' dikenal sebagai '''produsen pisang''' di dunia, walau agak kecil. Indonesia dikenal sebagai produsen pisang nomor 7 di dunia.
'''[[Indonesia]]''' dikenal sebagai '''produsen pisang''' di dunia, walau agak kecil. Indonesia dikenal sebagai produsen pisang nomor 7 di dunia.

== Sejarah & latar belakang ==
[[Indonesia]] merupakan salah satu negara yang menanam pisang yang penting pula di [[Asia]]. Pusat Ppoduksi pisang terdapat di [[Sumatera]], [[Jawa]], dan [[Bali]].

[[Karel Heyne]] dalam buku ''De nuttige''-nya jilid pertama, menyebut bahwa ada beberapa pisang pada zaman [[Hindia-Belanda]] yang diekspor. Misalnya, ''pisang ambon putih'', tumbuhan ini menurut Heyne diekspor hingga ke [[Australia]]. Sedangkan di [[Palembang|Karesidenan Palembang]], pisang ditanam sebagai tanaman ekspor. Heyne mengutip van Setten yang menyebut bahwa, prospek penanaman tumbuhan ini juga berguna untuk pengembangan ekonomi bagi masyarakat pribumi [[Hindia-Belanda]] (sekarang Indonesia).<ref name=heyne1922>Heyne (1922) hal.504{{spaced ndash}}5.</ref> Di Palembang dahulu, ada pisang-pisang yang bisa dimanfaatkan sebagai pisang bakar, seperti [[pisang tembatu]] (kalau di Jawa, dinamakan gedang sobo gajih), yang diekspor pula ke [[Singapura]]. Dahulu, kebun-kebun pisang di sekitar Palembang biasa terletak di tepian sungai. Apalagi di [[Lematang-Hilir]] dan [[Komering Hulu]]. Setelah 5 tahun ditanam, hendaknya tanaman ini diremajakan, kalau tidak, bisa menyuburkan pertumbuhan [[gulma]].<ref name=heyne1922/> Heyne juga mengutip laporan pertanian di Inggris (1910) bahwa di [[Inggris]], tepung pisang juga diimpor dari [[Hindia-Barat]] dan mencapai 50 ton pertahunnya.<Ref>Heyne (1922) hal.508{{spaced ndash}}9.</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
{{Reflist}}
{{Reflist}}

== Daftar pustaka ==
{{refbegin|30em}}
* {{Cite book |author={{aut|[[Setiawan Dalimartha|Dalimartha, Setiawan]]}} |title=Atlas Tumbuhan Obat Indonesia |volume=3 |year=2007 |isbn=979-3235-73-X |publisher=Puspa Swara |location=[[Jakarta]]}}
* {{Cite book |author={{aut|[[Karel Heyne|Heyne, Karel]]}} |title=De nuttige planten van Nederlandsch-Indië |trans-title=Tumbuhan Berguna dari Hindia-Belanda |url=http://archive.org/stream/denuttigeplanten1922heyn#page/502/mode/2up |volume=1 |publisher=Ruygrok & Co. |location=[[Batavia]] |year=1922}}
* {{Cite book |author={{aut|Sastrapradja, Setijati; Soetisna, Usep; Panggabean, Gillmour; Mogea, Johanis Palar; Soekardjo, Soekristijono; Sunarto, Aloysius Tri}} |year=1981 |title=Buah-Buahan |volume=8 |publisher=[[LBN]]-[[LIPI]] bekerjasama dengan [[Balai Pustaja]] |location=[[Jakarta]]}}
{{Refend}}

Revisi per 28 Desember 2013 13.09

Indonesia dikenal sebagai produsen pisang di dunia, walau agak kecil. Indonesia dikenal sebagai produsen pisang nomor 7 di dunia.

Sejarah & latar belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang menanam pisang yang penting pula di Asia. Pusat Ppoduksi pisang terdapat di Sumatera, Jawa, dan Bali.

Karel Heyne dalam buku De nuttige-nya jilid pertama, menyebut bahwa ada beberapa pisang pada zaman Hindia-Belanda yang diekspor. Misalnya, pisang ambon putih, tumbuhan ini menurut Heyne diekspor hingga ke Australia. Sedangkan di Karesidenan Palembang, pisang ditanam sebagai tanaman ekspor. Heyne mengutip van Setten yang menyebut bahwa, prospek penanaman tumbuhan ini juga berguna untuk pengembangan ekonomi bagi masyarakat pribumi Hindia-Belanda (sekarang Indonesia).[1] Di Palembang dahulu, ada pisang-pisang yang bisa dimanfaatkan sebagai pisang bakar, seperti pisang tembatu (kalau di Jawa, dinamakan gedang sobo gajih), yang diekspor pula ke Singapura. Dahulu, kebun-kebun pisang di sekitar Palembang biasa terletak di tepian sungai. Apalagi di Lematang-Hilir dan Komering Hulu. Setelah 5 tahun ditanam, hendaknya tanaman ini diremajakan, kalau tidak, bisa menyuburkan pertumbuhan gulma.[1] Heyne juga mengutip laporan pertanian di Inggris (1910) bahwa di Inggris, tepung pisang juga diimpor dari Hindia-Barat dan mencapai 50 ton pertahunnya.[2]

Referensi

  1. ^ a b Heyne (1922) hal.504 – 5.
  2. ^ Heyne (1922) hal.508 – 9.

Daftar pustaka