Bakong: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
| Baris 32: | Baris 32: | ||
| website = |
| website = |
||
}} |
}} |
||
{{Contains Khmer text}} |
|||
'''Bakong''' ({{lang-km|ប្រាសាទបាគង}}) adalah [[candi]] Khmer pertama berbentuk candi-gunung yang terbuat dari bahan batu pasir, dibangun oleh raja penguasa [[Kerajaan Khmer]] di dekat kota kuno [[Angkor]], dekat kota [[Siem Reap]] di [[Kamboja]]. Pada dasawarsa terakhir abad ke-9 M, candi ini menjadi candi resmi kerajaan bagi Raja [[Indrawarman I]] di dalam linkungan kota kuno [[Hariharalaya]], terletak di kawasan yang kini dikenal sebagai [[Roluos]]. |
'''Bakong''' ({{lang-km|ប្រាសាទបាគង}}) adalah [[candi]] Khmer pertama berbentuk candi-gunung yang terbuat dari bahan batu pasir, dibangun oleh raja penguasa [[Kerajaan Khmer]] di dekat kota kuno [[Angkor]], dekat kota [[Siem Reap]] di [[Kamboja]]. Pada dasawarsa terakhir abad ke-9 M, candi ini menjadi candi resmi kerajaan bagi Raja [[Indrawarman I]] di dalam linkungan kota kuno [[Hariharalaya]], terletak di kawasan yang kini dikenal sebagai [[Roluos]]. |
||
==Sejarah== |
==Sejarah== |
||
Pada tahun 802 M, raja pertama Angkor [[Jayawarman II]] mengumumkan kedaulatan negara [[Kamboja]]. Setelah berjuang sekian lama, ia mendirikan ibu kota baru di [[Hariharalaya]]. Beberapa dasawarsa kemudian, pewarisnya mendirikan candi Bakong secara bertahap<ref>[[#Dumarç2001|Dumarçay et al. 2001, p.50]]</ref>sebagai candi berbahan batu pasir berbentuk “gunung” pertama di [[Angkor]].<ref>[[#Glaize1993|Glaize 1993, p.195]]</ref> Tulisan pada prasasti (disebut sebagai prasasti K.826) menyatakan bahwa pada tahun 881 Raja [[Indrawarman I]] mempersembahkan candi ini untuk memuliakan dewa [[Siwa]] dan mensucikan benda keagamaan utamanya, sebuah [[lingga]]yang diberi nama Sri Indreswara yang merupakan paduan nama raja sendiri ditambah akhiran suffiks "-eswara" yang berarti Siwa ("Iśwara").<ref name="Freeman p.198">[[#FreJac2006|Freeman, Jacques 2006]], p.198 ff.</ref> Menurut [[George Coedes]], pemujaan [[dewaraja]] mencakup gagasan raja yang memiliki sifat kedewaan sebagai bentuk legitimasi kekuasaan raja, akan tetapi kemudian tidak harus berupa pemujaan atas diri pribadi raja sendiri.<ref>[[#Tarlin2006|Tarling 2006, p.324]]</ref><!-- too simplified?--> |
Pada tahun 802 M, raja pertama Angkor [[Jayawarman II]] mengumumkan kedaulatan negara [[Kamboja]]. Setelah berjuang sekian lama, ia mendirikan ibu kota baru di [[Hariharalaya]]. Beberapa dasawarsa kemudian, pewarisnya mendirikan candi Bakong secara bertahap<ref>[[#Dumarç2001|Dumarçay et al. 2001, p.50]]</ref>sebagai candi berbahan batu pasir berbentuk “gunung” pertama di [[Angkor]].<ref>[[#Glaize1993|Glaize 1993, p.195]]</ref> Tulisan pada prasasti (disebut sebagai prasasti K.826) menyatakan bahwa pada tahun 881 Raja [[Indrawarman I]] mempersembahkan candi ini untuk memuliakan dewa [[Siwa]] dan mensucikan benda keagamaan utamanya, sebuah [[lingga]] yang diberi nama Sri Indreswara yang merupakan paduan nama raja sendiri ditambah akhiran suffiks "-eswara" yang berarti Siwa ("Iśwara").<ref name="Freeman p.198">[[#FreJac2006|Freeman, Jacques 2006]], p.198 ff.</ref> Menurut [[George Coedes]], pemujaan [[dewaraja]] mencakup gagasan raja yang memiliki sifat kedewaan sebagai bentuk legitimasi kekuasaan raja, akan tetapi kemudian tidak harus berupa pemujaan atas diri pribadi raja sendiri.<ref>[[#Tarlin2006|Tarling 2006, p.324]]</ref><!-- too simplified?--> |
||
Bakong menjadi candi kerajaan hanya selama beberapa tahun. Akan tetapi berdasarkan temuan candi ini sempat dipugar dan diberi tambahan pada abad ke-12 dan ke-13, hal ini menunjukkan bahwa candi ini tidak sepenuhnya ditinggalkan. Pada akhir abad ke-9, putra Indrawarman sekaligus pewarisnya, [[Yasowarman I]] memindahkan ibu kota ke Hariharalaya sebuah kawasan di utara [[Siem Reap]] yang kini dikenal sebagai kota kuno [[Angkor]], di mana ia membangun ibu kota baru [[Yasodharapura]] di sekitar candi gunung yang disebut [[Phnom Bakheng|Bakheng]]. |
Bakong menjadi candi kerajaan hanya selama beberapa tahun. Akan tetapi berdasarkan temuan candi ini sempat dipugar dan diberi tambahan pada abad ke-12 dan ke-13, hal ini menunjukkan bahwa candi ini tidak sepenuhnya ditinggalkan. Pada akhir abad ke-9, putra Indrawarman sekaligus pewarisnya, [[Yasowarman I]] memindahkan ibu kota ke Hariharalaya sebuah kawasan di utara [[Siem Reap]] yang kini dikenal sebagai kota kuno [[Angkor]], di mana ia membangun ibu kota baru [[Yasodharapura]] di sekitar candi gunung yang disebut [[Phnom Bakheng|Bakheng]]. |
||
| Baris 47: | Baris 47: | ||
[[Berkas:Bakong3.JPG|thumb|right|Patung singa penjaga tangga piramida utama.]] |
[[Berkas:Bakong3.JPG|thumb|right|Patung singa penjaga tangga piramida utama.]] |
||
Piramida itu sendiri memiliki denah 65 kali 67 meter. Bangunan ini dipugar oleh Maurice Glaize pada akhir tahun 1930-an berdasarkan metode [[ |
Piramida itu sendiri memiliki denah 65 kali 67 meter. Bangunan ini dipugar oleh Maurice Glaize pada akhir tahun 1930-an berdasarkan metode [[anastilosis]]. Pada bagian puncak terdapat menara tunggal yang kemungkinan ditambahkan kemudian hari, karena gaya menara itu tidak sama dengan dasar bangunan abad ke-9 di Hariharalaya, bahkan lebih mirip gaya [[Angkor Wat]] dari abad ke-12.<ref name="Freeman p.198"/> |
||
Diduga dinding piramida ini dulu mungkin pernah dipenuhi ukiran relief dari stuko (bahan serupa lepa atau beton), kini hanya sebagian kecil yang tersisa. Adegan dramatis yang mungkin menampilkan pertempuran antar [[asura]] mngisyaratkan bahwa dulu ukiran ini berkualitas baik. Patung gajah dari batu ditempatkan sebagai penjaga pada sudut tiga tingkat terendah dari piramida, sementara patung singa menjaga tangga pada kedua sisinya. |
Diduga dinding piramida ini dulu mungkin pernah dipenuhi ukiran relief dari stuko (bahan serupa lepa atau beton), kini hanya sebagian kecil yang tersisa. Adegan dramatis yang mungkin menampilkan pertempuran antar [[asura]] mngisyaratkan bahwa dulu ukiran ini berkualitas baik. Patung gajah dari batu ditempatkan sebagai penjaga pada sudut tiga tingkat terendah dari piramida, sementara patung singa menjaga tangga pada kedua sisinya. |
||
==Catatan kaki== |
==Catatan kaki== |
||
<references/> |
<references/> |
||
Revisi per 29 Desember 2013 15.12
| Bakong | |
|---|---|
.jpg) | |
| Agama | |
| Afiliasi | Hindu |
| Lokasi | |
| Lokasi | Hariharalaya, Roluos |
| Negara | Kamboja |
| Arsitektur | |
| Tipe | Khmer |
| Dibuat oleh | Indrawarman I |
Bakong (bahasa Khmer: ប្រាសាទបាគង) adalah candi Khmer pertama berbentuk candi-gunung yang terbuat dari bahan batu pasir, dibangun oleh raja penguasa Kerajaan Khmer di dekat kota kuno Angkor, dekat kota Siem Reap di Kamboja. Pada dasawarsa terakhir abad ke-9 M, candi ini menjadi candi resmi kerajaan bagi Raja Indrawarman I di dalam linkungan kota kuno Hariharalaya, terletak di kawasan yang kini dikenal sebagai Roluos.
Sejarah
Pada tahun 802 M, raja pertama Angkor Jayawarman II mengumumkan kedaulatan negara Kamboja. Setelah berjuang sekian lama, ia mendirikan ibu kota baru di Hariharalaya. Beberapa dasawarsa kemudian, pewarisnya mendirikan candi Bakong secara bertahap[1]sebagai candi berbahan batu pasir berbentuk “gunung” pertama di Angkor.[2] Tulisan pada prasasti (disebut sebagai prasasti K.826) menyatakan bahwa pada tahun 881 Raja Indrawarman I mempersembahkan candi ini untuk memuliakan dewa Siwa dan mensucikan benda keagamaan utamanya, sebuah lingga yang diberi nama Sri Indreswara yang merupakan paduan nama raja sendiri ditambah akhiran suffiks "-eswara" yang berarti Siwa ("Iśwara").[3] Menurut George Coedes, pemujaan dewaraja mencakup gagasan raja yang memiliki sifat kedewaan sebagai bentuk legitimasi kekuasaan raja, akan tetapi kemudian tidak harus berupa pemujaan atas diri pribadi raja sendiri.[4]
Bakong menjadi candi kerajaan hanya selama beberapa tahun. Akan tetapi berdasarkan temuan candi ini sempat dipugar dan diberi tambahan pada abad ke-12 dan ke-13, hal ini menunjukkan bahwa candi ini tidak sepenuhnya ditinggalkan. Pada akhir abad ke-9, putra Indrawarman sekaligus pewarisnya, Yasowarman I memindahkan ibu kota ke Hariharalaya sebuah kawasan di utara Siem Reap yang kini dikenal sebagai kota kuno Angkor, di mana ia membangun ibu kota baru Yasodharapura di sekitar candi gunung yang disebut Bakheng.
Situs
Situs Bakong berukuran 900 meter kali 700 meter, dan terdiri atas tiga kawasan yang dikelilingi tembok, dipisahkan oleh dua parit besar. Poros utama membentang dari timur ke barat. Kawasan luar tidak memiliki pagar atau gapura dan hanya dibatasi parit luar yang kini hanya tersisa sebagian. Jalan akses utama kini dari Jalan Nasional 6 Kamboja (NH6) yang mengarah ke ujung kawasan kedua. Parit bagian dalam membatasi kawasan berukuran 400 kali 300 meter dengan sisa pagar dari batu laterit empat gapura berdenah salib. Parit ini dapat diseberangi pada sisi timur dengan jalan dari timbunan tanah membentuk jembatan yang diapit ukiran nāga berkepala tujuh yang menjadi pola umum jembatan naga pada arsitektur Kambioja. Di antara dua parit ini terdapat reruntuhan candi dari bata berjumlah 22 buah. Kawasan paling dalam dibatasi oleh pagar batu laterit, berukuran 160 kali 120 meter dan terdapat candi utama dengan delapan menara dari bata, dua pada masing-masing sisi. Sejumlah bangunan kecil juga terdapat di dalam kawasan ini. Tepat di luar gapura timur terdapat wihara buddha masa kini
Piramida itu sendiri memiliki denah 65 kali 67 meter. Bangunan ini dipugar oleh Maurice Glaize pada akhir tahun 1930-an berdasarkan metode anastilosis. Pada bagian puncak terdapat menara tunggal yang kemungkinan ditambahkan kemudian hari, karena gaya menara itu tidak sama dengan dasar bangunan abad ke-9 di Hariharalaya, bahkan lebih mirip gaya Angkor Wat dari abad ke-12.[3]
Diduga dinding piramida ini dulu mungkin pernah dipenuhi ukiran relief dari stuko (bahan serupa lepa atau beton), kini hanya sebagian kecil yang tersisa. Adegan dramatis yang mungkin menampilkan pertempuran antar asura mngisyaratkan bahwa dulu ukiran ini berkualitas baik. Patung gajah dari batu ditempatkan sebagai penjaga pada sudut tiga tingkat terendah dari piramida, sementara patung singa menjaga tangga pada kedua sisinya.
Catatan kaki
- ^ Dumarçay et al. 2001, p.50
- ^ Glaize 1993, p.195
- ^ a b Freeman, Jacques 2006, p.198 ff.
- ^ Tarling 2006, p.324
Referensi
- Dumarçay, Jacques; Royère, Pascal; Smithies, Michael; Kähler, Hans; Arps, Ben; Spuler, Bertold; Altenmüller, Hartwig (2001). Cambodian Architecture, Eight to Thirteenth Century. Brill. ISBN 90-04-11346-0.
- Freeman, Michael; Jacques, Claude (2006). Ancient Angkor. River Books. ISBN 974-8225-27-5.
- Glaize, Maurice (2003) [1993, First published 1944]. Tremmel, Nils, ed. The Monuments of the Angkor Group (PDF) (edisi ke-based on the 4th). Diakses tanggal 2009-08-01.
- Jessup Ibbetson, Helen (2004). Art & Architecture of Cambodia. London: Thames & Hudson. ISBN 0-500-20375-X.
- Tarling, Nicholas, ed. (2006). The Cambridge History of Southeast Asia. 4. Cambridge University Press. ISBN 0-521-66369-5.
Lihat juga
