Lompat ke isi

Cidomo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 4 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q2270931
Okkisafire (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{rapikan}}
[[Berkas:Cidomo.jpg|thumb|right|299|'''Cidomo''', alat [[transportasi]] tenaga [[kuda]] di lombok]]
[[Berkas:Cidomo.jpg|thumb|right|299|'''Cidomo''', alat [[transportasi]] tenaga [[kuda]] di lombok]]
[[Berkas:Cidomo.JPG|thumb|right|299|'''Cidomo''' sarana transportasi utama di daerah pedesaan pulau [[Lombok]]]]
[[Berkas:Cidomo.JPG|thumb|right|299|'''Cidomo''' sarana transportasi utama di daerah pedesaan pulau [[Lombok]]]]
'''Cidomo''' atau kadang disebut '''Cimodok''' adalah alat [[transportasi]] tenaga [[kuda]] khas pulau [[Lombok]], secara fisik kendaraan ini mirip dengan [[delman]] atau [[andong]] yang terdapat di pulau [[Jawa]] Perbedaan utamanya dengan delman atau andong adalah alih-alih menggunakan roda kayu, cidomo menggunakan roda mobil bekas sebagai rodanya. Sampai saat ini alat transportasi ini masih menjadi sarana utama transportasi terutama pada daerah-daerah yang tidak dijangkau oleh angkutan publik dan daerah-daerah sentra ekonomi rakyat seperti [[pasar]].
'''Cidomo''' atau kadang disebut '''Cimodok''' adalah alat [[transportasi]] tenaga [[kuda]] khas pulau [[Lombok]] dan Kepulauan Gili. Secara fisik kendaraan ini mirip dengan [[delman]] atau [[andong]] yang terdapat di pulau [[Jawa]]. Perbedaan utama dari delman atau andong adalah cidomo menggunakan roda mobil bekas, bukan roda kayu. Sampai saat ini, alat transportasi ini masih menjadi sarana transportasi utama, terutama pada daerah-daerah yang tidak dijangkau angkutan publik dan daerah-daerah sentra ekonomi rakyat seperti [[pasar]].


==Etimologi==
Cidomo merupakan singkatan dari cikar, dokar, dan mobil (Montor dalam [[bahasa Sasak]]). Asal-muasal cidomo sendiri kurang tau persis sejak kapan ada di pulau lombok, Kendaraan ini bermula dari alat transportasi tradisonal yang bernama Cikar atau biasa diketahui sebagai kendaraan tradisonal yang ditarik oleh kudakan tapi di khusus kan untuk mengangkut barang bukan penumpang.
Cidomo merupakan singkatan dari cikar, dokar, dan mobil (Montor dalam [[bahasa Sasak]]).<ref name="(Firm)Steer-Guérard2005" /> Kendaraan ini juga dikenal dengan nama ''benhur'' karena kemiripannya dengan kereta kuda Romawi di film ''[[Ben-Hur (film 1959)|Ben-Hur]]''.<ref name="Soebroto2004" />


==Sejarah==
Dokar sendiri merupakan alat transportasi tradisonal yang ditarik oleh kuda tetapi di khususkan digunakan untuk mengangkut penumpang. Dokar banyak juga ditemukan dibeberapa daerah di indonesi nama lain dari dokar di beberapa daerah adalah Delman.
Tidak jelas kapan cidomo mulai ada di [[Pulau Lombok]]. Kendaraan ini bermula dari alat transportasi tradisional [[Cikar]] yang ditarik oleh kuda, tetapi khusus untuk mengangkut barang. Sementara itu, [[dokar]] adalah alat transportasi tradisonal untuk mengangkut penumpang. Namun, keunikan utama Cidomo adalah karena alat transportasi ini menggunakan ban mobil sebagai roda. Pada masa lalu, juga ada dokar di [[Pulau Lombok]] yang menggunakan roda kayu yang didesain khusus sesuai dengan kondisi dokar tersebut.


==Deskripsi==
Tapi yang membuat Cidomo ini begitu unik adalah karna penggunaaan Ban Mobil sebagai Roda, seperti yang kita ketahui delman atau dokar menggunakan roda dari bahan kayu. Pada zaman dulu juga dokar yang ada di pulau lombok menggunakan roda dari kayu yang didisain khusus sesuai dengan kondisi dokar tersebut.
Kendaraan ini biasanya berwarna cerah dan seringkali memiliki banyak jumbai, lonceng, dan menggunakan ban berisi udara.<ref name="(Firm)Steer-Guérard2005" /><ref name="ReaderRidout2002" /> Kapasitas kendaraan biasanya untuk empat orang, dua penumpang di depan dan dua di belakang. Di Kepulauan Gili, kendaraan ini merupakan alat transportasi paling umum karena di sana tidak diperbolehkan menggunakan sepeda motor.

==Permasalahan==
Satu permasalahan yang ditimbulkan cidomo adalah kecepatannya sangat lambat dan menjadi salah satu penyebab kemacetan di kota.<ref name="WittonElliott2003" /><ref name="Müller1997" /> Kotoran kuda juga menimbulkan permasalahan lingkungan di kota-kota dan pengendara cidomo telah didesak oleh pemerintah Indonesia untuk membersihkannya atau akan didenda.<ref name="JP2010-03-01" />


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
Baris 15: Baris 20:
* [[Angkutan perdesaan]]
* [[Angkutan perdesaan]]
* [[Delman]]
* [[Delman]]

==Referensi==
{{reflist}}


{{transportasi-stub}}
{{transportasi-stub}}

Revisi per 2 Januari 2014 06.00

Cidomo, alat transportasi tenaga kuda di lombok
Cidomo sarana transportasi utama di daerah pedesaan pulau Lombok

Cidomo atau kadang disebut Cimodok adalah alat transportasi tenaga kuda khas pulau Lombok dan Kepulauan Gili. Secara fisik kendaraan ini mirip dengan delman atau andong yang terdapat di pulau Jawa. Perbedaan utama dari delman atau andong adalah cidomo menggunakan roda mobil bekas, bukan roda kayu. Sampai saat ini, alat transportasi ini masih menjadi sarana transportasi utama, terutama pada daerah-daerah yang tidak dijangkau angkutan publik dan daerah-daerah sentra ekonomi rakyat seperti pasar.

Etimologi

Cidomo merupakan singkatan dari cikar, dokar, dan mobil (Montor dalam bahasa Sasak).[1] Kendaraan ini juga dikenal dengan nama benhur karena kemiripannya dengan kereta kuda Romawi di film Ben-Hur.[2]

Sejarah

Tidak jelas kapan cidomo mulai ada di Pulau Lombok. Kendaraan ini bermula dari alat transportasi tradisional Cikar yang ditarik oleh kuda, tetapi khusus untuk mengangkut barang. Sementara itu, dokar adalah alat transportasi tradisonal untuk mengangkut penumpang. Namun, keunikan utama Cidomo adalah karena alat transportasi ini menggunakan ban mobil sebagai roda. Pada masa lalu, juga ada dokar di Pulau Lombok yang menggunakan roda kayu yang didesain khusus sesuai dengan kondisi dokar tersebut.

Deskripsi

Kendaraan ini biasanya berwarna cerah dan seringkali memiliki banyak jumbai, lonceng, dan menggunakan ban berisi udara.[1][3] Kapasitas kendaraan biasanya untuk empat orang, dua penumpang di depan dan dua di belakang. Di Kepulauan Gili, kendaraan ini merupakan alat transportasi paling umum karena di sana tidak diperbolehkan menggunakan sepeda motor.

Permasalahan

Satu permasalahan yang ditimbulkan cidomo adalah kecepatannya sangat lambat dan menjadi salah satu penyebab kemacetan di kota.[4][5] Kotoran kuda juga menimbulkan permasalahan lingkungan di kota-kota dan pengendara cidomo telah didesak oleh pemerintah Indonesia untuk membersihkannya atau akan didenda.[6]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama (Firm)Steer-Guérard2005
  2. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Soebroto2004
  3. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama ReaderRidout2002
  4. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama WittonElliott2003
  5. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Müller1997
  6. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama JP2010-03-01