Lompat ke isi

Narciso Ramos: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{for|mantan Presiden|Fidel Ramos}}
{{for|mantan Presiden|Fidel Ramos}}
'''Narciso Rueca Ramos''' ({{lahirmati|[[Asingan, Pangasinan]]|11|11|1900|[[Manila]]|3|2|1986}}) adalah seorang diplomat, mantan politikus [[Filipina]] (pernah menjadi anggota legislatif selama 5 periode), mantan pengacara dan wartawan. Anaknya, [[Fidel Ramos]], adalah juga mantan [[Presiden Filipina]]. Dari 1965 ke 1968, Narciso Ramos menjadi [[Menteri Luar Negeri]] dalam pemerintahan [[Ferdinand Marcos]].
'''Narciso Rueca Ramos''' ({{lahirmati|[[Asingan, Pangasinan]]|11|11|1900|[[Manila]]|3|2|1986}}<ref name="Obituaries">[http://www.nytimes.com/1986/02/04/obituaries/narciso-ramos-dies-at-86-served-in-philippine-cabinet.html Narciso Ramos Dies at 86; Served in Philippine Cabinet] [[New York Times]]. Diakses 10 Januari 2014</ref>) adalah seorang diplomat, mantan politikus [[Filipina]] (pernah menjadi anggota legislatif selama 5 periode)<ref name="Obituaries" />, mantan pengacara dan wartawan. Anaknya, [[Fidel Ramos]], adalah juga mantan [[Presiden Filipina]]. Dari 1965 ke 1968, Narciso Ramos menjadi [[Menteri Luar Negeri]] dalam pemerintahan [[Ferdinand Marcos]].


Dalam kapasitas sebagai Menteri Luar Negeri, ia pada [[8 Agustus]] [[1967]] menghadiri pertemuan di [[Bangkok]] yang juga dihadiri oleh 4 menteri luar negeri lainnya: [[Adam Malik]] ([[Indonesia]]), [[S. Rajaratnam]] ([[Singapura]]), [[Tun Abdul Razak]] ([[Malaysia]]) dan [[Thanat Khoman]] ([[Thailand]]). Pada hari itu pulalah Narciso Ramos dan keempat menteri luar negeri lainnya menandatangani deklarasi pembentukan [[ASEAN]]. Narciso Ramos menjadi orang pertama yang memberikan sambutan dalam acara deklarasi tersebut. Ia mengatakan bahwa negosiasi yang telah dilakukan benar-benar menuntut niat baik, imajinasi, kesabaran dan saling memahami diantara kelima menteri luar negeri yang hadir.
Dalam kapasitas sebagai Menteri Luar Negeri, ia pada [[8 Agustus]] [[1967]] menghadiri pertemuan di [[Bangkok]] yang juga dihadiri oleh 4 menteri luar negeri lainnya: [[Adam Malik]] ([[Indonesia]]), [[S. Rajaratnam]] ([[Singapura]]), [[Tun Abdul Razak]] ([[Malaysia]]) dan [[Thanat Khoman]] ([[Thailand]]). Pada hari itu pulalah Narciso Ramos dan keempat menteri luar negeri lainnya menandatangani deklarasi pembentukan [[ASEAN]]. Narciso Ramos menjadi orang pertama yang memberikan sambutan dalam acara deklarasi tersebut. Ia mengatakan bahwa negosiasi yang telah dilakukan benar-benar menuntut niat baik, imajinasi, kesabaran dan saling memahami diantara kelima menteri luar negeri yang hadir.

== Rujukan ==
{{reflist}}


{{negara-bio-stub|Filipina}}
{{negara-bio-stub|Filipina}}
{{lifetime|1900|1986}}


[[Kategori:Pengacara Filipina]]
[[Kategori:Pengacara Filipina]]

Revisi per 10 Januari 2014 15.26

Narciso Rueca Ramos (11 November 1900 – 3 Februari 1986[1]) adalah seorang diplomat, mantan politikus Filipina (pernah menjadi anggota legislatif selama 5 periode)[1], mantan pengacara dan wartawan. Anaknya, Fidel Ramos, adalah juga mantan Presiden Filipina. Dari 1965 ke 1968, Narciso Ramos menjadi Menteri Luar Negeri dalam pemerintahan Ferdinand Marcos.

Dalam kapasitas sebagai Menteri Luar Negeri, ia pada 8 Agustus 1967 menghadiri pertemuan di Bangkok yang juga dihadiri oleh 4 menteri luar negeri lainnya: Adam Malik (Indonesia), S. Rajaratnam (Singapura), Tun Abdul Razak (Malaysia) dan Thanat Khoman (Thailand). Pada hari itu pulalah Narciso Ramos dan keempat menteri luar negeri lainnya menandatangani deklarasi pembentukan ASEAN. Narciso Ramos menjadi orang pertama yang memberikan sambutan dalam acara deklarasi tersebut. Ia mengatakan bahwa negosiasi yang telah dilakukan benar-benar menuntut niat baik, imajinasi, kesabaran dan saling memahami diantara kelima menteri luar negeri yang hadir.

Rujukan