Lompat ke isi

Bandar Udara Jalaluddin: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2: Baris 2:
|IATA=GTO
|IATA=GTO
|ICAO=WAMG
|ICAO=WAMG
|lokasi=[[Tibawa, Gorontalo|Tibawa]], [[Gorontalo]]
|lokasi=[[Tibawa, Gorontalo]]
|negara=[[Indonesia]]
|negara=[[Indonesia]]
|tipe=sipil
|tipe=sipil

Revisi per 30 Januari 2014 13.58

Bandara Jalaluddin
Informasi
Jenissipil
LokasiTibawa, Gorontalo
Zona waktuUTC+8
Koordinat{{{coordinates}}}

Bandar Udara Jalaluddin adalah bandar udara yang terletak di kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo, provinsi Gorontalo.

Sejarah

Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo (Pelabuhan Udara Tolotio) terletak pada jazirah utara pulau Sulawesi yaitu Desa Tolotio, Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo dahulu masuk wilayah provinsi Sulawesi Utara.

Bandar udara ini berjarak 18km dari ibukota kabupaten Limboto dengan koordinat 00 38' 17" LU dan 122 51' 07" BT, dengan ketinggian di atas permukaan laut 18m adalah merupakan pintu gerbang utama transportasi udara yang melayani daerah provinsi Gorontalo dengan ibukota negara dan kota ptovinsi lainnya di wilayah Republik Indonesia.

Pendaratan pesawat terbang pertama kali di daerah Gorontalo pada tahun 1955 dengan pesawat udara jenis ALBATROS di Lapangan Terbang Air Iluta di Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo dalam rangka meninjau pelaksanaan pekerjaan pembangunan lapangan udara di desa Tolotio oleh Direktorat Pekerjaan Umum. Saat itu untuk keperluan transportasi militer dalam menyatukan dan mempertahankan wilayah teritorial NKRI. Selanjutnya seiring dengan selesainya pekerjaan rintisan pembangunan lapangan udara, maka pada tahun 1956 pesawat jenis DC-3 Dakota mendarat dilapangan udara (Konstruksi Pengerasan dasar )Desa Tolotio

Dengan fasilitas sederhana lapangan udara Tolotio yang semula berfungsi sebagai pelabuhan udara militer juga berfungsi sebagai pelabuhan udara komersial yang dikelola oleh Direktorat Jendral Perhubungan Udara. Perubahan nama pelabuhan udara Tolotio menjadi Pelabuhan udara Djalaluddin terjadi pada tahun 1974 berdasarkan usulan fraksi ABRI di DPRD kabupaten Gorontalo tentang perubahan nama Tolotio menjadi Djalaluddin. Nama Djalaluddin diambil dari nama seorang penerbang TNI-AU yang merupakan putra terbaik Indonesia yang berasal dari daerah Gorontalo yaitu Letkol Pnb Djalaluddin Tantu yang dinyatakan gugur dalam operasi Dwikora di Malaysia. Beliau hilang bersama pesawat Hercules yang dikemudikannya, sehingga menjadi Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo.

Data dan statistik

Perkembangan muatan penumpang dan kargo di Djalaluddin (Januari-Desember)
Tahun Penumpang
penerbangan
domestik
(dalam ribuan)
jumlah
kargo
domestik
(dalam ribuan kg)
2009 172,9 1.040
2010

Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo memiliki panjang landasan 2500m dengan lebar 45m dan mempunyai kekuatan PCN 41 FCXT. Sedangkan apron memiliki panjang 230m dan lebar 80m. Pesawat terbesar saat ini yang beroperasi di Bandara Djalaluddin adalah Boeing 737-900ER yang dioperasikan oleh maskapai LION AIR yang dapat mengangkut penumpang sebanyak 215 orang dan memiliki beban maksimum pada saat lepas landas (MTOW) mencapai 78 TON.

Pada tahun 2011 direncanakan akan dibangun apron baru dengan panjang 200m dan lebar 100m untuk menunjang terwujudnya Provinsi Gorontalo menjadi embarkasi haji.

Tipe pesawat yang beroperasi di Bandara Djalaluddin

Maskapai yang beroperasi di Bandara Djalaluddin

MaskapaiTujuan
Lion Air Ujung Pandang, Jakarta, Karawang, Pandeglang, Majalengka
Sabang Merauke Raya Air Charter Poso, Ujung Pandang, Selayar, Karawang
Sriwijaya Air Ujung Pandang, Jakarta, Karawang, Pandeglang, Majalengka
Wings Air Manado, Ternate, Karawang
Garuda Indonesia Ujung Pandang, Jakarta, Karawang, Pandeglang, Majalengka

Referensi