Caruban: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 15: Baris 15:


== Wilayah ==
== Wilayah ==
Caruban merupakan bekas nama wilayah kawedanan di kab Madiun selain Uteran, Maospati dan Bagi. Caruban wilayahnya berada di sebagian kecamatan Wonoasri, Mejayan, Pilangkenceng dan Saradan. Bahkan Caruban pernah menjadi kabupaten kecil, sebelum perang Diponegoro, adapun siapa saja pernah menjabat bupati-bupati di Caruban dapat diketahui di Pesarean Agung Kuncen, di Desa Kuncen, Kecamatan Mejayan, yang terletak kurang lebih 4 KM dari pusat kota Caruban (Mejayan). Beliau yang menjabat bupati-bupati di Caruban berturut-turut, antara lain : Raden Bagus Soemodirdjo (tahun 1754 - 1755), Kanjeng Bupati Raden Tumenggung Notosari (tahun 1756-1797), Kanjeng Bupati Raden Tumenggung Wignyo Soebroto (1797-1833) dan yang terakhir Kanjeng Bupati Raden Tumenggung Jayengrono (1833 -....). Semua bupati-bupati Caruban tersebut dimakamkan di Pasarean Kuncen - Caruban, di dekat Makam Kyai Ageng Anom Besari dan isterinya, beliau berdua orang tua dari Kyai Ageng Mohammad Kasan Besari - Tegalsari, Ponorogo.
Caruban merupakan bekas nama wilayah kawedanan di kab Madiun selain Uteran, Maospati dan Bagi. Caruban wilayahnya berada di sebagian kecamatan Wonoasri, Mejayan, Pilangkenceng dan Saradan



== Fasilitas Umum dan Perkantoran ==
== Fasilitas Umum dan Perkantoran ==

Revisi per 4 Februari 2014 04.01

Kota Caruban adalah kota kecil yang menjadi ibukota pemerintahan resmi Kabupaten Madiun menggantikan kota Madiun melalui PP No. 52 tahun 2010 tentang pemindahan ibu kota Kabupaten Madiun di wilayah Kota Madiun ke wilayah Kecamatan Mejayan, Caruban, Kabupaten Madiun.

Penunjukan Caruban karena letaknya yang strategis dan terdapat kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta menjadi jalur lalu lintas Ngawi-Nganjuk, sehingga dijadikan ibukota Madiun menggantikan Kota Madiun. Caruban memiliki makanan khas, yaitu brem dan pecel serta kesenian dongkrek.

Geografis

Suhu udara rata rata 30 °C - 32 °C. Curah hujan tahunan diperkirakan sekitar 1,511 - 2,108 mm terbagi dalam 2 musim hujan(sekitar 7 bulan antara november-mei) dan musim kemarau (sekitar 5 bulan antara bulan juni - oktober), .

Curah hujan bulanan rata rata sekitar 470 mm saat curah hujan tinggi selama periode hujan dan 13-92mm pada saat bulan kering pada periode musim kemarau. Relief topografi pada wilayah ini beragam mulai dari datar (lereng <2%), berombak (lereng 2%-15%), hingga berbukit (lereng 15%-40%).(data diolah dari beberapa sumber)

Sejarah

Berdasarkan cerita penduduk setempat, Caruban berarti "carub" - bahasa jawa, yang artinya campur, sedangakan akhiran -an, adalah menunjukkan arti tempat. Secara tersirat wilayah ini merupakan wilayah pembauran, sehingga tingkat toleransi dan keragaman budaya dan suku tinggi.

Transportasi

Akses menuju Caruban melalui sarana transportasi darat, yaitu bus dan kereta api. Akses melalui bus dapat dicapai melalui terminal Caruban yang menjadi persinggahan jalur Surakarta,Ponorogo-Surabaya,Kediri. Angkutan kereta api menjadi akses menuju Caruban, karena terdapat Stasiun Caruban yang menghubungkan Solo-Surabaya. Pada masa mendatang Pemerintah Pusat berencana membangun jalur jalan tol yang menghubungkan Surakarta-Ngawi-Caruban-Nganjuk-Kertosono.

Wilayah

Caruban merupakan bekas nama wilayah kawedanan di kab Madiun selain Uteran, Maospati dan Bagi. Caruban wilayahnya berada di sebagian kecamatan Wonoasri, Mejayan, Pilangkenceng dan Saradan. Bahkan Caruban pernah menjadi kabupaten kecil, sebelum perang Diponegoro, adapun siapa saja pernah menjabat bupati-bupati di Caruban dapat diketahui di Pesarean Agung Kuncen, di Desa Kuncen, Kecamatan Mejayan, yang terletak kurang lebih 4 KM dari pusat kota Caruban (Mejayan). Beliau yang menjabat bupati-bupati di Caruban berturut-turut, antara lain : Raden Bagus Soemodirdjo (tahun 1754 - 1755), Kanjeng Bupati Raden Tumenggung Notosari (tahun 1756-1797), Kanjeng Bupati Raden Tumenggung Wignyo Soebroto (1797-1833) dan yang terakhir Kanjeng Bupati Raden Tumenggung Jayengrono (1833 -....). Semua bupati-bupati Caruban tersebut dimakamkan di Pasarean Kuncen - Caruban, di dekat Makam Kyai Ageng Anom Besari dan isterinya, beliau berdua orang tua dari Kyai Ageng Mohammad Kasan Besari - Tegalsari, Ponorogo.

Fasilitas Umum dan Perkantoran

Caruban memiliki fasilitas publik sebagai berikut:

  • Stadion Gelanggang Olah Raga Pangeran Timoer
  • Stasiun Caruban
  • Terminal Caruban
  • Rumah Sakit Umum Daerah Panti WaluyoCaruban
  • Penginapan/hotel
  • SPBU
  • Layanan Imigrasi klas II
  • DPRD Kabupaten Madiun
  • Pasar Caruban

Pariwisata

Caruban memiliki lokasi pariwisata berupa Candi yang diberi nama sesuai dengan lokasi Candi tersebut berada, yaitu "Candi Wonorejo" (desa Wonorejo),dan berbagai waduk, yaitu waduk Dawuhan Waduk Widas, Waduk Kedungbrubus, dan Waduk Notopuro]].

Pranala Luar