Lompat ke isi

Cheng Ho: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Zwobot (bicara | kontrib)
k robot Adding: it
Palica (bicara | kontrib)
k interwiki Adding: ca, sco, sk
Baris 53: Baris 53:


[[bs:Zheng He]]
[[bs:Zheng He]]
[[ca:Zheng He]]
[[cs:Čeng Che]]
[[cs:Čeng Che]]
[[de:Zheng He]]
[[de:Zheng He]]
Baris 69: Baris 70:
[[pt:Zheng He]]
[[pt:Zheng He]]
[[ru:Чжэн Хэ]]
[[ru:Чжэн Хэ]]
[[sco:Zheng He]]
[[sk:Čeng Che]]
[[sl:Čeng He]]
[[sl:Čeng He]]
[[sr:Женг Хе]]
[[sr:Женг Хе]]

Revisi per 18 Agustus 2005 20.58

Berkas:Zhenghe.png
Zheng He ditulis dalam Hanzi

Cheng Ho (Tionghoa Tradisional:鄭和, Tionghoa Sederhana: 郑和 , Hanyu Pinyin: Zhèng Hé, Wade-Giles: Cheng Ho; nama asli: 马三宝 Hanyu Pinyin: Ma Sanbao; nama Arab: Haji Mahmud) (1371 - 1435), adalah seorang pelaut dan penjelajah Cina terkenal yang melakukan beberapa penjelajahan antara tahun 1405 hingga 1433.

Biografi

Cheng Ho adalah seorang kasim Muslim yang menjadi orang kepercayaan kaisar Cina Yongle (berkuasa tahun 1403-1424), kaisar ketiga dari Dinasti Ming. Nama aslinya adalah Ma He, juga dikenal dengan sebutan Ma Sanbao (馬 三保), berasal dari provinsi Yunnan. Ketika pasukan Ming menaklukkan Yunnan, Cheng Ho ditangkap dan kemudian dijadikan kasim. Ia adalah seorang bersuku Hui, suku bangsa yang secara fisik mirip dengan suku Han, namun beragama Islam.

Cheng Ho berlayar ke Malaka pada abad ke-15. Saat itu, seorang putri Cina, Hang Li Po (atau Hang Liu), dikirim oleh kaisar Cina untuk menikahi Raja Malaka (Sultan Mansur Shah).

Pada tahun 1424, kaisar Yongle wafat. Penggantinya, Kaisar Hongxi (berkuasa tahun 1424-1425, memutuskan untuk mengurangi pengaruh kasim di lingkungan kerajaan. Cheng Ho melakukan satu ekspedisi lagi pada masa kekuasaan Kaisar Xuande (berkuasa 1426-1435).

Penjelajahan

Cheng Ho melakukan ekspedisi ke berbagai daerah di Asia dan Afrika, antara lain:

Cheng Ho melakukan ekspedisi paling sedikit tujuh kali dengan menggunakan kapal armadanya. Armada ini terdiri dari 30000 orang dan tujuh kapal. Dalam ekspedisi ini, Cheng Ho membawa balik berbagai penghargaan dan utusan lebih dari 30 kerajaan - termasuk Raja Alagonakkara dari Srilangka, yang datang ke Cina untuk meminta maaf kepada raja Cina. Majalah Life menempatkan Cheng Ho sebagai nomor 14 orang terpenting dalam milenium terakhir.

Perjalanan Cheng Ho ini menghasilkan Peta Navigasi Cheng Ho yang mampu mengubah peta navigasi dunia sampai abad ke-15. Dalam buku ini terdapat 24 peta navigasi mengenai arah pelayaran, jarak di lautan, dan berbagai pelabuhan.

Cheng Ho dan Indonesia

Berkas:Zhengheship.gif
Perbandingan antara kapal jung Cheng Ho ("kapal harta") (1405) dengan kapal "Santa Maria" Colombus.

Cheng Ho mengunjungi kepulauan di Indonesia selama tujuh kali. Ketika ke Samudera Pasai, ia memberi lonceng raksasa Cakrado kepada Sultan Aceh, yang kini tersimpan di museum Banda Aceh.

Tahun 1415, Cheng Ho berlabuh di Muara Jati (Cirebon), dan menghadiahi beberapa cindera mata khas Tiongkok kepada Sultan Cirebon. Salah satu peninggalannya, sebuah piring yang bertuliskan ayat Kursi masih tersimpan di Keraton Kasepuhan Cirebon.

Pernah dalam perjalanannya melalui Laut Jawa, Wang Jinghong (orang kedua dalam armada Cheng Ho) sakit keras. Wang akhirnya turun di pantai Simongan, Semarang, dan menetap di sana. Salah satu bukti peninggalannya antara lain kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu) serta patung yang disebut Mbah Ledakar Juragan Dampo Awang Sam Po Kong.

Cheng Ho juga sempat berkunjung ke Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan raja Wikramawardhana.

Pranala luar

Diskusi tentang Cheng Ho