Lompat ke isi

Masjid Agung Demak: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
tanggal pendirian
Baris 29: Baris 29:
Masjid ini dipercayai pernah menjadi tempat berkumpulnya para [[ulama]] (wali) yang menyebarkan [[agama]] [[Islam]] di tanah [[Jawa]] yang disebut dengan [[Walisongo]]. Pendiri masjid ini diperkirakan adalah [[Raden Patah]], yaitu raja pertama dari [[Kesultanan Demak]] sekitar abad ke-15 Masehi.
Masjid ini dipercayai pernah menjadi tempat berkumpulnya para [[ulama]] (wali) yang menyebarkan [[agama]] [[Islam]] di tanah [[Jawa]] yang disebut dengan [[Walisongo]]. Pendiri masjid ini diperkirakan adalah [[Raden Patah]], yaitu raja pertama dari [[Kesultanan Demak]] sekitar abad ke-15 Masehi.


[[Raden Patah]] bersama [[Wali Songo]] mendirikan masjid yang karismatik ini dengan memberi gambar serupa [[bulus]]. Ini merupakan ''candra sengkala memet'', dengan arti ''Sarira Sunyi Kiblating Gusti'' yang bermakna tahun 1401 Saka. Gambar bulus terdiri atas kepala yang berarti angka 1 (satu), 4 kaki berarti angka 4 (empat), badan bulus berarti angka 0 (nol), ekor bulus berarti angka 1 (satu). Dari simbol ini diperkirakan Masjid Agung Demak berdiri pada tahun 1401 Saka.
[[Raden Patah]] bersama [[Wali Songo]] mendirikan masjid yang karismatik ini dengan memberi gambar serupa [[bulus]]. Ini merupakan ''candra sengkala memet'', dengan arti ''Sarira Sunyi Kiblating Gusti'' yang bermakna tahun 1401 Saka. Gambar bulus terdiri atas kepala yang berarti angka 1 (satu), 4 kaki berarti angka 4 (empat), badan bulus berarti angka 0 (nol), ekor bulus berarti angka 1 (satu). Dari simbol ini diperkirakan Masjid Agung Demak berdiri pada tahun 1401 Saka. Masjid ini didirikan pada tanggal 1 Shofar.


== Arsitektur ==
== Arsitektur ==

Revisi per 7 April 2014 10.12

Masjid Agung Demak
Tampak depan dari Masjid Agung Demak
Agama
AfiliasiIslam
Lokasi
LokasiDesa Kauman
Demak, Jawa Tengah, Indonesia
Arsitektur
TipeMasjid
Gaya arsitekturTajug tumpang tiga[1]
Rampung1479
Menara1

Masjid Agung Demak adalah salah satu mesjid tertua yang ada di Indonesia. Masjid ini terletak di desa Kauman, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Sejarah

Masjid ini dipercayai pernah menjadi tempat berkumpulnya para ulama (wali) yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa yang disebut dengan Walisongo. Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak sekitar abad ke-15 Masehi.

Raden Patah bersama Wali Songo mendirikan masjid yang karismatik ini dengan memberi gambar serupa bulus. Ini merupakan candra sengkala memet, dengan arti Sarira Sunyi Kiblating Gusti yang bermakna tahun 1401 Saka. Gambar bulus terdiri atas kepala yang berarti angka 1 (satu), 4 kaki berarti angka 4 (empat), badan bulus berarti angka 0 (nol), ekor bulus berarti angka 1 (satu). Dari simbol ini diperkirakan Masjid Agung Demak berdiri pada tahun 1401 Saka. Masjid ini didirikan pada tanggal 1 Shofar.

Arsitektur

Masjid ini mempunyai bangunan-bangunan induk dan serambi. Bangunan induk memiliki empat tiang utama yang disebut saka guru. Salah satu dari tiang utama tersebut konon berasal dari serpihan-serpihan kayu, sehingga dinamai saka tatal. Bangunan serambi merupakan bangunan terbuka. Atapnya berbentuk limas yang ditopang delapan tiang yang disebut Saka Majapahit. Atap limas Masjid terdiri dari tiga bagian yang menggambarkan ; (1) Iman, (2) Islam, dan (3) Ihsan. Di Masjid ini juga terdapat “Pintu Bledeg”, mengandung candra sengkala, yang dapat dibaca Naga Mulat Salira Wani, dengan makna tahun 1388 Saka atau 1466 M, atau 887 H.

Di dalam lokasi kompleks Masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam raja-raja Kesultanan Demak dan para abdinya. Di kompleks ini juga terdapat Museum Masjid Agung Demak, yang berisi berbagai hal mengenai riwayat Masjid Agung Demak.

Masjid Agung Demak dicalonkan untuk menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1995.

Galeri

Referensi

  1. ^ (Indonesia) "Rumah Jawa" (html). Diakses tanggal 2012-10-9. Bangunan dengan atap bertingkat dalam arsitektur Jawa menunjukan strata sosial. 

Pranala Luar