Lompat ke isi

Lakon: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 19: Baris 19:
Lakon dalam pergelaran wayang kulit sering mengambil dari epos Ramayana dan Mahabarata,dan juga sumber serat-sert jawa yang ada misalnya Serat Arjunasasrabahu, Dewa Ruci dan ceritera carangan / karangan lainnya. Lakon sendiri dibedakan menjadi beberapa macam yakni lakon baku dan lakon carangan. Lakon baku yang bersumber dari pakem/ buku-buku pedalangan tententu, sedangkan lakon carangan lebih merujuk kepada lakon-lakon yang diciptakan oleh para Dalang senior untuk memenuhi kebutuhan penanggap wayang ataupun penguasa (pemerintah) di masanya.
Lakon dalam pergelaran wayang kulit sering mengambil dari epos Ramayana dan Mahabarata,dan juga sumber serat-sert jawa yang ada misalnya Serat Arjunasasrabahu, Dewa Ruci dan ceritera carangan / karangan lainnya. Lakon sendiri dibedakan menjadi beberapa macam yakni lakon baku dan lakon carangan. Lakon baku yang bersumber dari pakem/ buku-buku pedalangan tententu, sedangkan lakon carangan lebih merujuk kepada lakon-lakon yang diciptakan oleh para Dalang senior untuk memenuhi kebutuhan penanggap wayang ataupun penguasa (pemerintah) di masanya.


Lakon menurut jenisnya terdiri dari beberapa macam diantarannya; lakon lahiran, lakon raben, lakon Gugur, dan lakon wahyu. Lakon lahiran biasanya mengisahkan tentang lahirnya seorang tokoh dalam pewayangan, sebagai contoh lahirnya Dasamuka, lahirnya wisanggeni, lahirnya Gatutkaca dsb. Sedangkan lakon Raben biasanya mengisahkan tentang seorang kesatriya yang menyunting seorang putri untuk dijadikan istrinya. Lakon Rben yang paling terkenal adalah Rabine Premadi. Sedangkan Lakon Gugur biasanya menveriterakan wafatnya seorang tokoh wayang, misalnya Salyo Gugur, Bismo Gugur, Duryudana Gugur, dan sebagainnya. Sedangkan lakon wahyu menceriterakan mengenai keberuntungan seorang kesatriya yang mendapatkan anugerah dari dewata karena kesucian hatinya dalam memaknai setiap cita-citanya. Lakon wahyu yang paling terkenal yakni Wahyu Makutharama. Lakon wahyu ini sangat banyak dan tergolong paling disuaki masyarakat penggap wayang. Karena sifatnya yang ringan, banyak humor, berpetuah, dan ramai dalam sajian, serta diyakini akan membawa berkah kebaikan pada penanggap pasca menngadakan pergelaran wayang.
Lakon menurut jenisnya terdiri dari beberapa macam diantarannya; lakon lahiran, lakon raben, lakon Gugur, dan lakon wahyu. Lakon lahiran biasanya mengisahkan tentang lahirnya seorang tokoh dalam pewayangan, sebagai contoh lahirnya Dasamuka, lahirnya wisanggeni, lahirnya Gatutkaca dsb. Sedangkan lakon Raben biasanya mengisahkan tentang seorang kesatriya yang menyunting seorang putri untuk dijadikan istrinya. Lakon Rben yang paling terkenal adalah Rabine Premadi. Sedangkan Lakon Gugur biasanya menveriterakan wafatnya seorang tokoh wayang, misalnya Salyo Gugur, Bismo Gugur, Duryudana Gugur, dan sebagainnya. Sedangkan lakon wahyu menceriterakan mengenai keberuntungan seorang kesatriya yang mendapatkan anugerah dari dewata karena kesucian hatinya dalam memaknai setiap cita-citanya. Lakon wahyu yang paling terkenal yakni Wahyu Makutharama. Lakon wahyu ini sangat banyak dan tergolong paling disuaki masyarakat penggap wayang. Karena sifatnya yang ringan, banyak humor, berpetuah, dan ramai dalam sajian, serta diyakini akan membawa berkah kebaikan pada penanggap pasca mengadakan pergelaran wayang.

Revisi per 24 Mei 2007 04.03

Romeo and Juliet dari William Shakespeare, contoh lakon terkenal.

Lakon (Bahasa Inggris: play) adalah suatu jenis cerita, bisa dalam bentuk tertulis ataupun tak tertulis, yang terutama lebih ditujukan untuk dipentaskan dari pada dibaca. Lakon tertulis merupakan suatu jenis karya sastra yang terdiri dari dialog antar para pelakon dan latar belakang kejadian. Lakon tidak tertulis biasanya diambil dari cerita yang sudah umum diketahui dan hanya menjabarkan secara umum jalan cerita dan karakter-karakter dalam cerita tersebut. Contoh karya lakon tertulis yang terkenal misalnya adalah Romeo and Juliet dari William Shakespeare.

Referensi dan pranala luar

Pengertian lakon dalam pergelaran wayang kulit dapat diartikan sebuah ceritera yang akan disajikan dalam pergelaran wayang. Sering orang bertanya menjelang pertunjukan wayang "lakone apa?" (ceriteranya apa?) ini akan merujuk pada satu judul cerutera misalnya Gathutkaca Lahir, Pandhu Suwargo, Kresna Duta, Brubuh Ngalengka dal lainnya. Sedangkan lakon dalam perngertian anak-anak muda dapat diartikan sebagai tokoh (peran utama), misalkan dalam suatu judul film yang diputar di televisi.

Lakon dalam pergelaran wayang kulit sering mengambil dari epos Ramayana dan Mahabarata,dan juga sumber serat-sert jawa yang ada misalnya Serat Arjunasasrabahu, Dewa Ruci dan ceritera carangan / karangan lainnya. Lakon sendiri dibedakan menjadi beberapa macam yakni lakon baku dan lakon carangan. Lakon baku yang bersumber dari pakem/ buku-buku pedalangan tententu, sedangkan lakon carangan lebih merujuk kepada lakon-lakon yang diciptakan oleh para Dalang senior untuk memenuhi kebutuhan penanggap wayang ataupun penguasa (pemerintah) di masanya.

Lakon menurut jenisnya terdiri dari beberapa macam diantarannya; lakon lahiran, lakon raben, lakon Gugur, dan lakon wahyu. Lakon lahiran biasanya mengisahkan tentang lahirnya seorang tokoh dalam pewayangan, sebagai contoh lahirnya Dasamuka, lahirnya wisanggeni, lahirnya Gatutkaca dsb. Sedangkan lakon Raben biasanya mengisahkan tentang seorang kesatriya yang menyunting seorang putri untuk dijadikan istrinya. Lakon Rben yang paling terkenal adalah Rabine Premadi. Sedangkan Lakon Gugur biasanya menveriterakan wafatnya seorang tokoh wayang, misalnya Salyo Gugur, Bismo Gugur, Duryudana Gugur, dan sebagainnya. Sedangkan lakon wahyu menceriterakan mengenai keberuntungan seorang kesatriya yang mendapatkan anugerah dari dewata karena kesucian hatinya dalam memaknai setiap cita-citanya. Lakon wahyu yang paling terkenal yakni Wahyu Makutharama. Lakon wahyu ini sangat banyak dan tergolong paling disuaki masyarakat penggap wayang. Karena sifatnya yang ringan, banyak humor, berpetuah, dan ramai dalam sajian, serta diyakini akan membawa berkah kebaikan pada penanggap pasca mengadakan pergelaran wayang.