Burhanuddin Ulakan: Perbedaan antara revisi
Jayrangkoto (bicara | kontrib) |
+isi Tag: BP2014 |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{InuseBP|BP79Pandu|5 Mei 2014|29 April 2014}} |
|||
'''Syeikh Burhanuddin Ulakan Pariaman''' (??? - 15 Shafar 1116 H 19/[[20 Juni]] [[1704]]) adalah seorang ulama yang menyebarkan Islam di [[Kerajaan Pagaruyung]]. Selain itu ia terkenal sebagai pahlawan pergerakan [[Islam]] melawan penjajahan [[VOC]]. Ia berasal dari pantai [[Ulakan Tapakis, Padang Pariaman|Ulakan]], [[Kabupaten Padang Pariaman|Pariaman]]. Syekh Burhanuddin pernah menimba ilmu di [[Aceh]] kepada [[Abdurrauf Singkil|Syekh Abdurrauf]] dari Desa [[Singkil]] Aceh, yang pernah menjadi murid dan penganut setia ajaran Syekh [[Ahmad al-Qusyasyi]] [[Madinah]]. Oleh Syekh Ahmad keduanya diberi wewenang untuk menyebarkan agama Islam di daerahnya masing-masing.<ref>[http://www.kompas.com/gayahidup/news/0404/01/191728.htm "Chaerul Umam: Islam Dalam Karya Visual Masih Minim"], [[Kompas (surat kabar)|Kompas]], [[1 April]] [[2004]]</ref> |
|||
'''Burhanuddin Ulakan Pariaman''' atau dikenal dengan sebutan '''Syeikh Burhanuddin Ulakan''' (lahir tahun 1646 di Sintuk, Kabupaten Padang Pariaman - meninggal [[20 Juni]] [[1704]] pada umur 58 tahun) adalah ulama uang berpengaruh di tanah Minangkabau sekaligus ulama yang menyebarkan Islam di [[Kerajaan Pagaruyung]].<ref name="Ensiklopedi"> {{cite book|author=H.M. Bibit Suprapto|title=Ensiklopedi Ulama Nusantara|publisher=Gelegar Media Indonesia|year=2009|id=ISBN 979-98066-1114-5}} Halaman 286-289.</ref><ref name="relasi">[http://www.relasidata.com/2845/94/43/burhanuddin-ulakan-kematian-1704.htm www.relasidata.com: Burhanuddin Ulakan, Kematian 1704]. Diakses 29 April 2014</ref> Selain itu ia terkenal sebagai pahlawan pergerakan [[Islam]] melawan penjajahan [[VOC]].<ref name="relasi"/> Ia juga dikenal sebagai ulama sufi pengamal (''Mursyid'') Tarekat Shatariyah di daerah Minangkabau, Sumatera Barat.<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="karomah"> {{cite book|author=Samsul Munir Amin|title=Karomah Para Kiai|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|year=2008|id=ISBN 978-97984-5249-9}} Halaman 304-307.</ref> |
|||
== Kehidupan awal dan pendidikan == |
|||
Syeikh Burhanuddin lahir dengan nama Pono.<ref name="Ensiklopedi"/> Ia lahir di Ulakan (Pariaman), sebuah desa di dekat Padang Panjang.<ref name="karomah"/> Masa kecilnya belum banyak mengenal ajaran Islam, dikarenakan orang tua serta lingkungan masyarakatnya belum banyak mengenal ajaran tersebut.<ref name="Ensiklopedi"/> Ketika kecil, ia dan ayahnya masih memeluk agama Budha.<ref name="karomah"/> Namun kemudian, atas ajakan dan dakwah seorang pedagang Gujarat yang saat itu menyebarkan agama Islam di Pekan Batang Bengkawas (sekarang Pekan Tuo), Syeikh Burhanuddin dan ayahnya kemudian meninggalkan agama Budha dan masuk agama Islam.<ref name="karomah"/> |
|||
Menginjak usia dewasa, Syeikh Burhanuddin mulai merantau dan meninggalkan tempat orang tuanya.<ref name="Ensiklopedi"/> Syekh Burhanuddin pernah belajar di [[Aceh]] dan berguru kepada [[Abdurrauf Singkil|Syekh Abdur Rauf as-Singkili]], seorang Mufti Kerajaan Aceh yang berpegaruh, yang pernah menjadi murid dan penganut setia ajaran Syekh [[Ahmad al-Qusyasyi]] dari [[Madinah]].<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="kompas">[http://www.kompas.com/gayahidup/news/0404/01/191728.htm "Chaerul Umam: Islam Dalam Karya Visual Masih Minim"], [[Kompas (surat kabar)|Kompas]], [[1 April]] [[2004]]</ref> Oleh Syekh Ahmad keduanya diberi wewenang untuk menyebarkan agama Islam di daerahnya masing-masing.<ref name="kompas"/> |
|||
Selama sepuluh tahun, Syeikh Burhanuddin banyak belajar ilmu-ilmu keislaman maupun tarekat dari gurunya, [[Abdurrauf Singkil|Syekh Abdur Rauf as-Singkili]].<ref name="Ensiklopedi"/> Ia mempelajari ilmu-ilmu bahasa Arab, tafsir, hadis, fikih, tauhid, akhlak, tasawuf, aqidah, syari'ah dan masalah-masalah yang menyangkut tarekat, hakikat dan makrifat.<ref name="Ensiklopedi"/> |
|||
== Megembangkan Tarekat Shatariyah == |
|||
Setelah tiga puluh tahun menuntut ilmu di Aceh, Syeikh Burhanuddin kembali ke tempat asalnya, Minangkabau, untuk menyebarkan ajaran Islam di sana.<ref name="karomah"/> Pada tahun 1680, ia kembali ke Ulakan dan mendirikan surau di Tanjung Medan yang terletak di kompleks seluas sekitar lima hektar.<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="karomah"/> Di sana, ia menyebarkan ajaran Islam sekaligus mengembangkan Tarekat Sathariyah.<ref name="karomah"/> Surau ini kemudian berkembang pesat dan menjadi sebuah Pondok Pesantren. <ref name="Ensiklopedi"/> Syeikh Burhanuddin memperoleh penghormatan yang luar biasa oleh masyarakat, sehingga ajaran yang ia bawa mudah di terima di sana.<ref name="karomah"/> Selain itu, mulai banyak murid dan santri yang berdatangan untuk berguru kepadanya, baik dari wilayah Minangkabau sendiri, Riau, Jambi, Malaka, maupun dari daerah-daerah lain.<ref name="Ensiklopedi"/> |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
{{URUTANBAKU:Ulakan, Burhanuddin}} |
{{URUTANBAKU:Ulakan, Burhanuddin}} |
||
{{Indo-bio-stub}} |
|||
[[Kategori:Kematian 1704]] |
[[Kategori:Kematian 1704]] |
Revisi per 29 April 2014 04.05
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP79Pandu (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 5 Mei 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 29 April 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP79Pandu (Kontrib • Log) 3846 hari 1050 menit lalu. |
Burhanuddin Ulakan Pariaman atau dikenal dengan sebutan Syeikh Burhanuddin Ulakan (lahir tahun 1646 di Sintuk, Kabupaten Padang Pariaman - meninggal 20 Juni 1704 pada umur 58 tahun) adalah ulama uang berpengaruh di tanah Minangkabau sekaligus ulama yang menyebarkan Islam di Kerajaan Pagaruyung.[1][2] Selain itu ia terkenal sebagai pahlawan pergerakan Islam melawan penjajahan VOC.[2] Ia juga dikenal sebagai ulama sufi pengamal (Mursyid) Tarekat Shatariyah di daerah Minangkabau, Sumatera Barat.[1][3]
Kehidupan awal dan pendidikan
Syeikh Burhanuddin lahir dengan nama Pono.[1] Ia lahir di Ulakan (Pariaman), sebuah desa di dekat Padang Panjang.[3] Masa kecilnya belum banyak mengenal ajaran Islam, dikarenakan orang tua serta lingkungan masyarakatnya belum banyak mengenal ajaran tersebut.[1] Ketika kecil, ia dan ayahnya masih memeluk agama Budha.[3] Namun kemudian, atas ajakan dan dakwah seorang pedagang Gujarat yang saat itu menyebarkan agama Islam di Pekan Batang Bengkawas (sekarang Pekan Tuo), Syeikh Burhanuddin dan ayahnya kemudian meninggalkan agama Budha dan masuk agama Islam.[3]
Menginjak usia dewasa, Syeikh Burhanuddin mulai merantau dan meninggalkan tempat orang tuanya.[1] Syekh Burhanuddin pernah belajar di Aceh dan berguru kepada Syekh Abdur Rauf as-Singkili, seorang Mufti Kerajaan Aceh yang berpegaruh, yang pernah menjadi murid dan penganut setia ajaran Syekh Ahmad al-Qusyasyi dari Madinah.[1][4] Oleh Syekh Ahmad keduanya diberi wewenang untuk menyebarkan agama Islam di daerahnya masing-masing.[4]
Selama sepuluh tahun, Syeikh Burhanuddin banyak belajar ilmu-ilmu keislaman maupun tarekat dari gurunya, Syekh Abdur Rauf as-Singkili.[1] Ia mempelajari ilmu-ilmu bahasa Arab, tafsir, hadis, fikih, tauhid, akhlak, tasawuf, aqidah, syari'ah dan masalah-masalah yang menyangkut tarekat, hakikat dan makrifat.[1]
Megembangkan Tarekat Shatariyah
Setelah tiga puluh tahun menuntut ilmu di Aceh, Syeikh Burhanuddin kembali ke tempat asalnya, Minangkabau, untuk menyebarkan ajaran Islam di sana.[3] Pada tahun 1680, ia kembali ke Ulakan dan mendirikan surau di Tanjung Medan yang terletak di kompleks seluas sekitar lima hektar.[1][3] Di sana, ia menyebarkan ajaran Islam sekaligus mengembangkan Tarekat Sathariyah.[3] Surau ini kemudian berkembang pesat dan menjadi sebuah Pondok Pesantren. [1] Syeikh Burhanuddin memperoleh penghormatan yang luar biasa oleh masyarakat, sehingga ajaran yang ia bawa mudah di terima di sana.[3] Selain itu, mulai banyak murid dan santri yang berdatangan untuk berguru kepadanya, baik dari wilayah Minangkabau sendiri, Riau, Jambi, Malaka, maupun dari daerah-daerah lain.[1]
Referensi
- ^ a b c d e f g h i j k H.M. Bibit Suprapto (2009). Ensiklopedi Ulama Nusantara. Gelegar Media Indonesia. ISBN 979-98066-1114-5. Halaman 286-289.
- ^ a b www.relasidata.com: Burhanuddin Ulakan, Kematian 1704. Diakses 29 April 2014
- ^ a b c d e f g h Samsul Munir Amin (2008). Karomah Para Kiai. PT LKiS Pelangi Aksara. ISBN 978-97984-5249-9. Halaman 304-307.
- ^ a b "Chaerul Umam: Islam Dalam Karya Visual Masih Minim", Kompas, 1 April 2004