Lompat ke isi

Pasar Beringharjo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
BP87Laurentius (bicara | kontrib)
k deskripsi pasar beringharjo
Tag: BP2014
BP87Laurentius (bicara | kontrib)
k sejarah dan struktur bangunan
Tag: BP2014
Baris 3: Baris 3:
[[Berkas:Pasar Beringharjo.jpg|thumb|Pasar Beringharjo Yogyakarta]]
[[Berkas:Pasar Beringharjo.jpg|thumb|Pasar Beringharjo Yogyakarta]]
'''Pasar Beringharjo''' adalah pasar tertua yang memiliki nilai [[historis]] dan [[filosofis]] yang tidak dapat dipisahkan dengan [[Kraton Yogyakarta]].<ref name=jogjatrip>{{Cite web|url=http://jogjatrip.com/id/122/Pasar-Beringharjo|title=Pasar Beringharjo|accessdate=29 April 2014|publisher= www.jogjatrip.com}}</ref> Pasar Beringharjo terletak di [[Jalan Jenderal Ahmad Yani]] nomor 16, Yogyakarta.<ref name=suryo></ref> Ada banyak jenis barang yang dapat dibeli di Pasar Beringharjo, mulai dari [[batik]], [[jajanan pasar]], [[uang kuno]], pakaian anak dan dewasa, [[makanan cepat saji]], bahan dasar [[jamu tradisional]], [[sembako]] hingga barang [[antik]].<ref name=suryo>{{cite book|last=Sukendro|first=Suryo|title=Keliling Tempat-Tempat Wisata Eksotis Di Jogja|publisher =[[MedPress]]|date=2009|pages=108,109|isbn=979-788-101-6}}</ref>
'''Pasar Beringharjo''' adalah pasar tertua yang memiliki nilai [[historis]] dan [[filosofis]] yang tidak dapat dipisahkan dengan [[Kraton Yogyakarta]].<ref name=jogjatrip>{{Cite web|url=http://jogjatrip.com/id/122/Pasar-Beringharjo|title=Pasar Beringharjo|accessdate=29 April 2014|publisher= www.jogjatrip.com}}</ref> Pasar Beringharjo terletak di [[Jalan Jenderal Ahmad Yani]] nomor 16, Yogyakarta.<ref name=suryo></ref> Ada banyak jenis barang yang dapat dibeli di Pasar Beringharjo, mulai dari [[batik]], [[jajanan pasar]], [[uang kuno]], pakaian anak dan dewasa, [[makanan cepat saji]], bahan dasar [[jamu tradisional]], [[sembako]] hingga barang [[antik]].<ref name=suryo>{{cite book|last=Sukendro|first=Suryo|title=Keliling Tempat-Tempat Wisata Eksotis Di Jogja|publisher =[[MedPress]]|date=2009|pages=108,109|isbn=979-788-101-6}}</ref>

==Sejarah Berdirinya Pasar Beringharjo==
Wilayah Pasar Beringharjo pada awalnya adalah hutan [[beringin]].<ref name=yogyes>{{Cite web|url=http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/market/beringharjo/|title=Beringharjo, Pasar Tradisional Terlengkap di Yogyakarta|accessdate=29 April 2014|publisher= www.yogyes.com}}</ref> Tidak lama setelah berdirinya Kraton Yogyakarta pada tahun [[1758]], wilayah pasar ini dijadikan tempat [[transaksi]] [[ekonomi]] oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya.<ref name=yogyes></ref> Ratusan tahun kemudian pada tanggal [[24 Maret]] tahun 1925, Keraton Yogyakarta menugaskan ''Nederlansch Indisch Beton Maatschappij'' (Perusahaan Beton Hindia Belanda) untuk membangun [[los-los pasar]].<ref name=jogjatrip></ref> Pada akhir Agustus 1925, 11 [[kios]] telah terselesaikan dan yang lainnya menyusul secara bertahap.<ref name=yogyes></ref>

Nama Beringharjo diberikan setelah bertahtanya [[Sri Sultan Hamengku Buwono VIII]] pada tanggal [[24 Maret]] tahun 1925. Sri Sultan Hamngku Buwono VIII memerintahkan agar semua [[instansi]] di bawah naungan Kesultanan Yogyakarta menggunakan [[Bahasa Jawa]].<ref name=jogjatrip></ref> Nama Beringharjo dipilih karena memiliki arti wilayah yang semula hutan [[beringin]] (''bering'') yang diharapkan dapat memberikan kesejahteraan (''harjo'').<ref name=jogjatrip></ref> Nama Beringharjo sendiri dinilai tepat karena lokasi pasar merupakan bekas hutan beringin dan pohon beringin merupakan lambang kebesaran dan pengayoman bagi banyak orang.<ref name=jogjatrip></ref>

Pasar Beringharjo memiliki nilai historis dan filosofis dengan Kraton Yogyakarta karena telah melewati tiga fase, yakni masa [[kerajaan]], [[penjajahan]], dan [[kemerdekaan]].<ref name=jogjatrip></ref> Pembangunan Pasar Beringharjo merupakan salah satu bagian dari rancang bangun pola tata kota Kesultanan Yogyakarta yang disebut [[Catur Tunggal]].<ref name=jogjatrip></ref> Pola tata kota ini mencakup empat hal yakni keraton sebagai pusat pemerintahan, alun-alun sebagai ruang publik, [[masjid]] sebagai tempat ibadah, dan pasar sebagai pusat transaksi ekonomi.<ref name=jogjatrip></ref>

==Struktur Bangunan==
Ciri khas bangunan Pasar Beringharjo dapat dilihat pada [[interior]] bangunan yang merupakan perpaduan antara [[arsitektur]] [[kolonial]] dan [[tradisional]] [[Jawa]].<ref name=jogjatrip></ref> Secara umum, pasar ini terdiri dari dua bangunan yang terpisah yaitu bagian barat dan bagian timur.<ref name=jogjatrip></ref> Bangunan utama di bagian barat terdiri dari dua lantai, adapun bangunan yang kedua di bagian timur terdiri dari tiga lantai.<ref name=jogjatrip></ref> Pintu masuk utama pasar ini terletak di bagian barat, tepat menghadap [[Jalan Malioboro]].<ref name=jogjatrip></ref> Pintu gerbang utama ini merupakan bangunan dengan ciri khas [[kolonial]] bertuliskan Pasar Beringharjo dengan [[aksara]] Latin dan aksara Jawa.<ref name=jogjatrip></ref>

Pada sisi kanan dan kiri pintu utama terdapat dua buah ruangan berukuran 2,5 x 3,5 [[meter]] yang digunakan untuk kantor pengelola pasar.<ref name=jogjatrip></ref> Pintu utama ini berhubungan langsung dengan jalan utama pasar yang dibangun lurus dari arah barat ke timur.<ref name=jogjatrip></ref> Lebar jalan utama di dalam pasar ini berkisar 2 meter dengan los-los terbuka di sisi kanan dan kiri.<ref name=jogjatrip></ref> Di samping pintu utama, terdapat pula pintu-pintu lain di bagian utara, timur, selatan dengan ukuran lebih kecil dibandingkan pintu utama.<ref name=jogjatrip></ref>



==Referensi==
==Referensi==

Revisi per 29 April 2014 16.38

Pasar Beringharjo Yogyakarta

Pasar Beringharjo adalah pasar tertua yang memiliki nilai historis dan filosofis yang tidak dapat dipisahkan dengan Kraton Yogyakarta.[1] Pasar Beringharjo terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani nomor 16, Yogyakarta.[2] Ada banyak jenis barang yang dapat dibeli di Pasar Beringharjo, mulai dari batik, jajanan pasar, uang kuno, pakaian anak dan dewasa, makanan cepat saji, bahan dasar jamu tradisional, sembako hingga barang antik.[2]

Sejarah Berdirinya Pasar Beringharjo

Wilayah Pasar Beringharjo pada awalnya adalah hutan beringin.[3] Tidak lama setelah berdirinya Kraton Yogyakarta pada tahun 1758, wilayah pasar ini dijadikan tempat transaksi ekonomi oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya.[3] Ratusan tahun kemudian pada tanggal 24 Maret tahun 1925, Keraton Yogyakarta menugaskan Nederlansch Indisch Beton Maatschappij (Perusahaan Beton Hindia Belanda) untuk membangun los-los pasar.[1] Pada akhir Agustus 1925, 11 kios telah terselesaikan dan yang lainnya menyusul secara bertahap.[3]

Nama Beringharjo diberikan setelah bertahtanya Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tanggal 24 Maret tahun 1925. Sri Sultan Hamngku Buwono VIII memerintahkan agar semua instansi di bawah naungan Kesultanan Yogyakarta menggunakan Bahasa Jawa.[1] Nama Beringharjo dipilih karena memiliki arti wilayah yang semula hutan beringin (bering) yang diharapkan dapat memberikan kesejahteraan (harjo).[1] Nama Beringharjo sendiri dinilai tepat karena lokasi pasar merupakan bekas hutan beringin dan pohon beringin merupakan lambang kebesaran dan pengayoman bagi banyak orang.[1]

Pasar Beringharjo memiliki nilai historis dan filosofis dengan Kraton Yogyakarta karena telah melewati tiga fase, yakni masa kerajaan, penjajahan, dan kemerdekaan.[1] Pembangunan Pasar Beringharjo merupakan salah satu bagian dari rancang bangun pola tata kota Kesultanan Yogyakarta yang disebut Catur Tunggal.[1] Pola tata kota ini mencakup empat hal yakni keraton sebagai pusat pemerintahan, alun-alun sebagai ruang publik, masjid sebagai tempat ibadah, dan pasar sebagai pusat transaksi ekonomi.[1]

Struktur Bangunan

Ciri khas bangunan Pasar Beringharjo dapat dilihat pada interior bangunan yang merupakan perpaduan antara arsitektur kolonial dan tradisional Jawa.[1] Secara umum, pasar ini terdiri dari dua bangunan yang terpisah yaitu bagian barat dan bagian timur.[1] Bangunan utama di bagian barat terdiri dari dua lantai, adapun bangunan yang kedua di bagian timur terdiri dari tiga lantai.[1] Pintu masuk utama pasar ini terletak di bagian barat, tepat menghadap Jalan Malioboro.[1] Pintu gerbang utama ini merupakan bangunan dengan ciri khas kolonial bertuliskan Pasar Beringharjo dengan aksara Latin dan aksara Jawa.[1]

Pada sisi kanan dan kiri pintu utama terdapat dua buah ruangan berukuran 2,5 x 3,5 meter yang digunakan untuk kantor pengelola pasar.[1] Pintu utama ini berhubungan langsung dengan jalan utama pasar yang dibangun lurus dari arah barat ke timur.[1] Lebar jalan utama di dalam pasar ini berkisar 2 meter dengan los-los terbuka di sisi kanan dan kiri.[1] Di samping pintu utama, terdapat pula pintu-pintu lain di bagian utara, timur, selatan dengan ukuran lebih kecil dibandingkan pintu utama.[1]


Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q "Pasar Beringharjo". www.jogjatrip.com. Diakses tanggal 29 April 2014. 
  2. ^ a b Sukendro, Suryo (2009). Keliling Tempat-Tempat Wisata Eksotis Di Jogja. MedPress. hlm. 108,109. ISBN 979-788-101-6. 
  3. ^ a b c "Beringharjo, Pasar Tradisional Terlengkap di Yogyakarta". www.yogyes.com. Diakses tanggal 29 April 2014.