Prasasti Dinoyo: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
||
Baris 59: | Baris 59: | ||
| accessdate = 2014-05-04}} |
| accessdate = 2014-05-04}} |
||
</ref> |
</ref> |
||
===Sejarah=== |
|||
Wilayah Dinoyo diketahui merupakan kawasan pemukiman prasejarah. Berbagai prasasti (misalnya Prasasti Dinoyo), bangunan percandian dan arca-arca, bekas-bekas pondasi batu bata, bekas saluran [[drainase]], serta berbagai gerabah ditemukan dari periode akhir Kerajaan Kanjuruhan (abad ke-8 dan ke-9) juga ditemukan di tempat yang berdekatan. |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 6 Mei 2014 02.50
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP54Yonia (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 26 April 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 15 Mei 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP54Yonia (Kontrib • Log) 3840 hari 391 menit lalu. |
Prasasti Dinoyo adalah salah satu prasasti yang ditemukan sekitar 5 kilometer sebelah barat kota Malang, Jawa Timur. Prasasti ini unik karena selain sebagai prasasti pertama yang berhuruf Jawa Kuno, juga dipadu dengan bahasa Sanskerta.[1] Prasasti ini merupakan bukti adanya pemerintahan Kerajaan Kanjuruhan.[2] Ciri kental lain yang menunjukkan bahwa Prasasti Dinoyo ini menceritakan masa keemasan Kerajaan Kanjuruhan adalah cara penulisan tahun berbentuk condro sangkala berbunyi Nayana Vasurasa (tahun 682 Saka) atau tahun 760 Masehi.[2]
Isi prasasti Dinoyo tersebut memberikan ketertangan bahwa pada pertengahan abad ke 8, telah ada kerajaan yang berpusat di Kanjuruan yang diperintah oleh raja Dewa Simha.[3] Pada masa pemerintahanya, Dewa Simha pernah mendirikan sebuah tempat pemujaan untuk penghormatan terhadap Dewa Siwa, berupa arca Maharsi Agastya yang terdapat di candi Badut dekat kota Malang.[3] Di dalam candi tersebut berisikan sebuah lingga dan arca Putikeswara yang merupakan lambang agastya yang selalu digambarkan seperti Siwa dalam wujudnya seperti Mahaguru.[3]
Sejarah
Wilayah Dinoyo diketahui merupakan kawasan pemukiman prasejarah. Berbagai prasasti (misalnya Prasasti Dinoyo), bangunan percandian dan arca-arca, bekas-bekas pondasi batu bata, bekas saluran drainase, serta berbagai gerabah ditemukan dari periode akhir Kerajaan Kanjuruhan (abad ke-8 dan ke-9) juga ditemukan di tempat yang berdekatan.
Referensi
- ^ "Prasasti Dinoyo". I Love Ngalam. 2012-11-05. Diakses tanggal 2014-05-04.
- ^ a b "Dinoyo, Merjosari, dan Tlogomas sebagai Kawasan Sejarah Kanjuruhan". Malang Raya. 2009-04-14. Diakses tanggal 2014-05-04.
- ^ a b c "Konsistensi Raja Airlangga dalam Menjalankan Dharma di Jawa Timur Abad X-XI M". Scribd Inc. 2013-01-28. Diakses tanggal 2014-05-04.