Psikoanalisis: Perbedaan antara revisi
translated from En WP |
added links |
||
Baris 23: | Baris 23: | ||
Selain itu, mereka harus mampu memiliki atau mengembangkan kepercayaan dan wawasan dalam sesi psikoanalsis. Calon pasien harus menjalani tahap awal pengobatan untuk menilai apa yang mereka tanggung untuk perlakuan psikoanalisis pada waktu itu, dan juga untuk memungkinkan sang analis untuk membentuk sebuah model kerja psikologis, yang akan digunakannya untuk mengarahkan pengobatan. Walaupun psikoanalis secara khusus menangani neurosis dan histeria; bentuk psikoanalisis yang telah diadaptasi digunakan untuk menangani skizofrenia dan bentuk lain dari psikosis atau gangguan mental. Akhirnya, jika calon pasien menderita keinginan untuk bunuh diri yang parah, tahap awal yang lebih lama dapat digunakan, kadang-kadang dengan sesi di mana di tengah-tengahnya terdapat sesi istirahat selama 20 menit. Ada banyak modifikasi teknik di dalam bidang psikoanalisis karena sifat kepribadian individualistis pada diri analis maupun pasien. |
Selain itu, mereka harus mampu memiliki atau mengembangkan kepercayaan dan wawasan dalam sesi psikoanalsis. Calon pasien harus menjalani tahap awal pengobatan untuk menilai apa yang mereka tanggung untuk perlakuan psikoanalisis pada waktu itu, dan juga untuk memungkinkan sang analis untuk membentuk sebuah model kerja psikologis, yang akan digunakannya untuk mengarahkan pengobatan. Walaupun psikoanalis secara khusus menangani neurosis dan histeria; bentuk psikoanalisis yang telah diadaptasi digunakan untuk menangani skizofrenia dan bentuk lain dari psikosis atau gangguan mental. Akhirnya, jika calon pasien menderita keinginan untuk bunuh diri yang parah, tahap awal yang lebih lama dapat digunakan, kadang-kadang dengan sesi di mana di tengah-tengahnya terdapat sesi istirahat selama 20 menit. Ada banyak modifikasi teknik di dalam bidang psikoanalisis karena sifat kepribadian individualistis pada diri analis maupun pasien. |
||
Masalah paling umum yang dapat diobati dengan psikoanalisis meliputi fobia, konversi, kompulsi, obsesi, kecemasan, serangan, depresi, disfungsi seksual, berbagai masalah hubungan (seperti perselisihan dalam kencan dan perkawinan), dan berbagai macam masalah karakter (misalnya, rasa malu yang berlebihan, kekejaman, kejengkelan, gila kerja, gairah yang berlebihan, emosi yang berlebihan, cerewet yang berlebihan). Fakta bahwa banyak dari pasien tersebut juga menunjukkan defisit di atas membuat diagnosis dan pemilihan pengobatan menjadi sulit. |
Masalah paling umum yang dapat diobati dengan psikoanalisis meliputi [[fobia]], konversi, kompulsi, obsesi, [[Kegelisahan|kecemasan]], serangan, [[Depresi_(psikologi)|depresi]], [[disfungsi seksual]], berbagai masalah hubungan (seperti perselisihan dalam kencan dan perkawinan), dan berbagai macam masalah karakter (misalnya, rasa malu yang berlebihan, kekejaman, kejengkelan, gila kerja, gairah yang berlebihan, emosi yang berlebihan, cerewet yang berlebihan). Fakta bahwa banyak dari pasien tersebut juga menunjukkan defisit di atas membuat diagnosis dan pemilihan pengobatan menjadi sulit. |
||
Organisasi analitis seperti IPA, APsaA dan Federasi Eropa untuk Psikoterapi Psikoanalitik telah menetapkan prosedur dan model untuk indikasi dan praktek terapi psikoanalitik bagi peserta pelatihan dalam analisis. Kecocokan analis dengan pasien dapat dilihat sebagai faktor lain yang berperan terhadap indikasi dan kontraindikasi perawatan psikoanalitik. Analis memutuskan apakah pasien cocok untuk psikoanalisis. Keputusan ini dibuat oleh analis, yang juga membuat indikasi dan patologi yang biasanya, yang juga didasarkan pada tingkat tertentu oleh "kecocokan" antara analis dan pasien. Kesesuaian seseorang untuk dilakukan analisis pada waktu tertentu didasarkan pada keinginan mereka untuk mengetahui darimana penyakit mereka berasal. Seseorang yang tidak cocok untuk analisis tidak mengungkapkan keinginan untuk tahu lebih banyak tentang sumber penyebab penyakit mereka. |
Organisasi analitis seperti IPA, APsaA dan Federasi Eropa untuk Psikoterapi Psikoanalitik telah menetapkan prosedur dan model untuk indikasi dan praktek terapi psikoanalitik bagi peserta pelatihan dalam analisis. Kecocokan analis dengan pasien dapat dilihat sebagai faktor lain yang berperan terhadap indikasi dan kontraindikasi perawatan psikoanalitik. Analis memutuskan apakah pasien cocok untuk psikoanalisis. Keputusan ini dibuat oleh analis, yang juga membuat indikasi dan patologi yang biasanya, yang juga didasarkan pada tingkat tertentu oleh "kecocokan" antara analis dan pasien. Kesesuaian seseorang untuk dilakukan analisis pada waktu tertentu didasarkan pada keinginan mereka untuk mengetahui darimana penyakit mereka berasal. Seseorang yang tidak cocok untuk analisis tidak mengungkapkan keinginan untuk tahu lebih banyak tentang sumber penyebab penyakit mereka. |
||
Baris 33: | Baris 33: | ||
Ketika pasien bersandar di sofa dan analis berada di luar pandangan, pasien cenderung mengingat lebih, mengalami lebih banyak perlawanan dan transferensi, dan mampu menata pikiran setelah pengembangan wawasan melalui penafsiran analis. Meskipun kehidupan fantasi dapat dipahami melalui pemeriksaan mimpi, fantasi masturbasi (lih. Marcus, I. dan Francis, J. (1975), ''Masturbation from Infancy to Senescence'') juga penting. Analis tertarik pada bagaimana pasien bereaksi terhadap dan menghindari fantasi-fantasi tersebut (lih. Paul Gray (1994), ''The Ego and the Analysis of Defense'').<ref>Gray P. ''The Ego and Analysis of Defense'', J. Aronson. 1994</ref> Berbagai kenangan dalam kehidupan awal umumnya terdistorsi. Freud menyebutnya sebagai "''screen memory''". Dan dalam hal apapun, pengalaman yang sangat dini (sebelum usia dua tahun) tidak dapat diingat (lihat studi anak yang dilakukan oleh Eleanor Galenson tentang memori evokatif). |
Ketika pasien bersandar di sofa dan analis berada di luar pandangan, pasien cenderung mengingat lebih, mengalami lebih banyak perlawanan dan transferensi, dan mampu menata pikiran setelah pengembangan wawasan melalui penafsiran analis. Meskipun kehidupan fantasi dapat dipahami melalui pemeriksaan mimpi, fantasi masturbasi (lih. Marcus, I. dan Francis, J. (1975), ''Masturbation from Infancy to Senescence'') juga penting. Analis tertarik pada bagaimana pasien bereaksi terhadap dan menghindari fantasi-fantasi tersebut (lih. Paul Gray (1994), ''The Ego and the Analysis of Defense'').<ref>Gray P. ''The Ego and Analysis of Defense'', J. Aronson. 1994</ref> Berbagai kenangan dalam kehidupan awal umumnya terdistorsi. Freud menyebutnya sebagai "''screen memory''". Dan dalam hal apapun, pengalaman yang sangat dini (sebelum usia dua tahun) tidak dapat diingat (lihat studi anak yang dilakukan oleh Eleanor Galenson tentang memori evokatif). |
||
== |
== Rujukan == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
==Pranala luar== |
|||
* {{id}} [http://www.psikologizone.com/psikoanalisis/06511157 psikologizone] |
|||
* {{id}} [http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/psikoanalisis-mainmenu-57 rumahbelajarpsikologi] |
|||
* {{en}} [http://www.ipa.org.uk/ International Psychoanalytical Association (IPA)] |
|||
{{psikologi-stub}} |
{{psikologi-stub}} |
Revisi per 6 Mei 2014 09.21
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Sigmund Freud sendiri dilahirkan di Moravia pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. [1] Pada mulanya istilah psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan dengan Freud saja, sehingga "psikoanalisis" dan "psikoanalisis" Freud sama artinya. Bila beberapa pengikut Freud dikemudian hari menyimpang dari ajarannya dan menempuh jalan sendiri-sendiri, mereka juga meninggalkan istilah psikoanalisis dan memilih suatu nama baru untuk menunjukan ajaran mereka. Contoh yang terkenal adalah Carl Gustav Jung dan Alfred Adler, yang menciptakan nama "psikologi analitis" (en: Analitycal psychology) dan "psikologi individual" (en: Individual psychology) bagi ajaran masing-masing.[2]
Psikoanalisis memiliki tiga penerapan :
- suatu metoda penelitian dari pikiran.
- suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia.
- suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.[3]
Dalam cakupan yang luas dari psikoanalisis ada setidaknya 20 orientasi teoretis yang mendasari teori tentang pemahaman aktivitas mental manusia dan perkembangan manusia. Berbagai pendekatan dalam perlakuan yang disebut "psikoanalitis" berbeda-beda sebagaimana berbagai teori yang juga beragam. Psikoanalisis Freudian, baik teori maupun terapi berdasarkan ide-ide Freud telah menjadi basis bagi terapi-terapi moderen dan menjadi salah satu aliran terbesar dalam psikologi..[4] Sebagai tambahan, istilah psikoanalisis juga merujuk pada metoda penelitian terhadap perkembangan anak.
Struktur kepribadian
Menurut freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (en:conscious), prasadar (en:preconscious), dan tak-sadar (unconscious).[5]
Aliran psikoanalisis Freud merujuk pada suatu jenis perlakuan dimana orang yang dianalisis mengungkapkan pemikiran secara verbal, termasuk asosiasi bebas, khayalan, dan mimpi, yang menjadi sumber bagi seorang penganalisis merumuskan konflik tidak sadar yang menyebabkan gejala yang dirasakan dan permasalahan karakter pada pasien, kemudian menginterpretasikannya bagi pasien untuk menghasilkan pemahaman diri untuk pemecahan masalahnya.
Terapi
Intervensi khusus dari seorang penganalisis biasanya mencakup mengkonfrontasikan dan mengklarifikasi mekanisme pertahanan, harapan, dan perasaan bersalah. Melalui analisis konflik, termasuk yang berkontribusi terhadap daya tahan psikis dan yang melibatkan tranferens kedalam reaksi yang menyimpang, perlakuan psikoanalisis dapat mengklarifikasi bagaimana pasien secara tidak sadar menjadi musuh yang paling jahat bagi dirinya sendiri: bagaimana reaksi tidak sadar yang bersifat simbolis dan telah distimulasi oleh pengalaman kemudian menyebabkan timbulnya gejala yang tidak dikehendaki. Terapi dihentikan atau dianggap selesai saat pasien mengerti akan kenyataan yang sesungguhnya, alasan mengapa mereka melakukan perilaku abnormal, dan menyadari bahwa perilaku tersebut tidak seharusnya mereka lakukan, lalu mereka sadar untuk menghentikan perilaku itu.[6]
Perlakuan
Dengan menggunakan berbagai teknik analisis dan psikologis untuk menilai masalah mental, sebagian orang percaya bahwa ada kumpulan masalah tertentu yang sangat cocok untuk ditindaklanjuti dengan menggunakan perlakuan analitis (lihat di bawah), sedangkan masalah lain akan diselesaikan secara lebih baik melalui obat-obatan dan intervensi interpersonal lainnya. Untuk diberi perlakuan dengan psikoanalisis, apa pun masalah yang diajukan, orang yang meminta bantuan harus menunjukkan keinginan untuk memulai analisis. Orang yang ingin memulai analisis harus memiliki kemampuan untuk berbicara dan berkomunikasi.
Selain itu, mereka harus mampu memiliki atau mengembangkan kepercayaan dan wawasan dalam sesi psikoanalsis. Calon pasien harus menjalani tahap awal pengobatan untuk menilai apa yang mereka tanggung untuk perlakuan psikoanalisis pada waktu itu, dan juga untuk memungkinkan sang analis untuk membentuk sebuah model kerja psikologis, yang akan digunakannya untuk mengarahkan pengobatan. Walaupun psikoanalis secara khusus menangani neurosis dan histeria; bentuk psikoanalisis yang telah diadaptasi digunakan untuk menangani skizofrenia dan bentuk lain dari psikosis atau gangguan mental. Akhirnya, jika calon pasien menderita keinginan untuk bunuh diri yang parah, tahap awal yang lebih lama dapat digunakan, kadang-kadang dengan sesi di mana di tengah-tengahnya terdapat sesi istirahat selama 20 menit. Ada banyak modifikasi teknik di dalam bidang psikoanalisis karena sifat kepribadian individualistis pada diri analis maupun pasien.
Masalah paling umum yang dapat diobati dengan psikoanalisis meliputi fobia, konversi, kompulsi, obsesi, kecemasan, serangan, depresi, disfungsi seksual, berbagai masalah hubungan (seperti perselisihan dalam kencan dan perkawinan), dan berbagai macam masalah karakter (misalnya, rasa malu yang berlebihan, kekejaman, kejengkelan, gila kerja, gairah yang berlebihan, emosi yang berlebihan, cerewet yang berlebihan). Fakta bahwa banyak dari pasien tersebut juga menunjukkan defisit di atas membuat diagnosis dan pemilihan pengobatan menjadi sulit.
Organisasi analitis seperti IPA, APsaA dan Federasi Eropa untuk Psikoterapi Psikoanalitik telah menetapkan prosedur dan model untuk indikasi dan praktek terapi psikoanalitik bagi peserta pelatihan dalam analisis. Kecocokan analis dengan pasien dapat dilihat sebagai faktor lain yang berperan terhadap indikasi dan kontraindikasi perawatan psikoanalitik. Analis memutuskan apakah pasien cocok untuk psikoanalisis. Keputusan ini dibuat oleh analis, yang juga membuat indikasi dan patologi yang biasanya, yang juga didasarkan pada tingkat tertentu oleh "kecocokan" antara analis dan pasien. Kesesuaian seseorang untuk dilakukan analisis pada waktu tertentu didasarkan pada keinginan mereka untuk mengetahui darimana penyakit mereka berasal. Seseorang yang tidak cocok untuk analisis tidak mengungkapkan keinginan untuk tahu lebih banyak tentang sumber penyebab penyakit mereka.
Evaluasi dapat memasukkan satu atau lebih pendapat independen analis lain dan memasukkan pembahasan tentang situasi keuangan dan asuransi pasien.
Teknik-teknik
Metode dasar psikoanalisis adalah interpretasi konflik bawah sadar pasien yang mengganggu kesehariannya, yaitu konflik yang menyebabkan gejala menyakitkan seperti fobia, kecemasan, depresi, dan kompulsi. Strachey (1936) menekankan bahwa mencari tahu bagaimana pasien mendistorsi persepsi tentang analis adalah cara untuk memahami apa yang mungkin telah dilupakan (baca juga makalah Freud "Repeating, Remembering, and Working Through"). Secara khusus, perasaan bermusuhan yang tidak sadar terhadap analis dapat ditemukan dalam reaksi negatif simbolik terhadap apa yang Robert Langs sebut sebagai "kerangka" dari terapi,[7] yaitu berupa susunan yang mencakup waktu setiap sesi, pembayaran biaya, dan kebutuhan berbicara. Pada pasien yang melakukan kesalahan, lupa, atau menunjukkan keanehan lainnya mengenai waktu, biaya, dan berbicara, analis biasanya dapat menemukan berbagai "resistensi" yang tidak sadar terhadap aliran pikiran (kadang-kadang disebut asosiasi bebas).
Ketika pasien bersandar di sofa dan analis berada di luar pandangan, pasien cenderung mengingat lebih, mengalami lebih banyak perlawanan dan transferensi, dan mampu menata pikiran setelah pengembangan wawasan melalui penafsiran analis. Meskipun kehidupan fantasi dapat dipahami melalui pemeriksaan mimpi, fantasi masturbasi (lih. Marcus, I. dan Francis, J. (1975), Masturbation from Infancy to Senescence) juga penting. Analis tertarik pada bagaimana pasien bereaksi terhadap dan menghindari fantasi-fantasi tersebut (lih. Paul Gray (1994), The Ego and the Analysis of Defense).[8] Berbagai kenangan dalam kehidupan awal umumnya terdistorsi. Freud menyebutnya sebagai "screen memory". Dan dalam hal apapun, pengalaman yang sangat dini (sebelum usia dua tahun) tidak dapat diingat (lihat studi anak yang dilakukan oleh Eleanor Galenson tentang memori evokatif).
Rujukan
- ^ (Inggris) Suryabrata, S. (2000). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
- ^ (Inggris) Bertens, K. (2006). Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
- ^ Moore dan Fine. (1968). a Glossary of Psychoanalytic Terms and Concepts. halaman 78
- ^ (Inggris) Ciccarelli, S. K., White, N. J. (200). Psychology. New Jersey: Pearson.
- ^ (Inggris) Alwisol. (2008). Psikologi Kepribadian. Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah.
- ^ (Inggris) Kramer, G.P., et all. (2010). Introduction to Clinical Psychology (7th ed). New Jersey: Pearson.
- ^ Langs, R (1998), Ground Rules in Psychotherapy and Counselling, London: Karnac.
- ^ Gray P. The Ego and Analysis of Defense, J. Aronson. 1994
Pranala luar
- (Indonesia) psikologizone
- (Indonesia) rumahbelajarpsikologi
- (Inggris) International Psychoanalytical Association (IPA)