Trijata: Perbedaan antara revisi
Menjadikan sempurna Tag: BP2014 |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
||
Baris 5: | Baris 5: | ||
Kutukan itu akhirnya menjadi kenyataan.<ref name="pdwi"/> Setelah perang Alengka berakhir Trijata diperistri oleh [[Kapi Jembawan]].<ref name="pdwi"/> Kapi Jembawan adalah kera tua yang menjadi pengasuh [[Subali]] dan [[Anoman]].<ref name="pdwi"/> Mereka berdua kemudian tinggal di pertapaan [[Gadamadana]].<ref name="pdwi"/> Dari perkawinan mereka, Trijata dikaruniai seorang puteri yang kemudian diberi nama [[Dewi Jembawati]].<ref name="pdwi"/> Kelak, Dewi Jembawati diperistri oleh Prabu [[Kresna]] dari [[Dwarawati]] yang merupakan titisan dari Bathara Wisnu.<ref name="pdwi"/> Trijata hidup sampai berusia lanjut yang kemudian dikuburkan di pertapaan Gadamadana ketika sudah meninggal.<ref name="pdwi"/> |
Kutukan itu akhirnya menjadi kenyataan.<ref name="pdwi"/> Setelah perang Alengka berakhir Trijata diperistri oleh [[Kapi Jembawan]].<ref name="pdwi"/> Kapi Jembawan adalah kera tua yang menjadi pengasuh [[Subali]] dan [[Anoman]].<ref name="pdwi"/> Mereka berdua kemudian tinggal di pertapaan [[Gadamadana]].<ref name="pdwi"/> Dari perkawinan mereka, Trijata dikaruniai seorang puteri yang kemudian diberi nama [[Dewi Jembawati]].<ref name="pdwi"/> Kelak, Dewi Jembawati diperistri oleh Prabu [[Kresna]] dari [[Dwarawati]] yang merupakan titisan dari Bathara Wisnu.<ref name="pdwi"/> Trijata hidup sampai berusia lanjut yang kemudian dikuburkan di pertapaan Gadamadana ketika sudah meninggal.<ref name="pdwi"/> |
||
[[Berkas:Trijatha solo.jpg|thumb|150px|left|Dewi Trijata]] |
|||
==Pergi ke Suwelagiri== |
==Pergi ke Suwelagiri== |
||
Rahwana melakukan bermacam-macam usaha untuk membuat Dewi Shinta mau menjadi istrinya.<ref name="sri"> {{cite book|title=Wayang dan Karakter Wanita|publisher=Gunung Agung|location=Jakarta|year=1978}} </ref> Salah satunya adalah dengan membuat tipuan bahwa [[Rama]] dan [[Leksmana]] sudah mati dengan membawa dua kepala pria yang mirip dengan mereka.<ref name="sri"/> Shinta terkejut mendengar hal itu sampai dia tak sadarkan diri.<ref name="sri"/> Trijata segera menghibur Dewi Shinta dan mengatakan bahwa itu hanya akal dari Rahwana saja.<ref name="sri"/> Malamnya Trijata yang juga memiliki kesaktian tinggi ini pergi ke [[Suwelagiri]].<ref name="sri"/> Kesaktian Trijata berasal dari titisan ayahnya Wibisana.<ref name="sri"/> Trijata bertemu dengan Rama dan Laksama kemudian menceritakan apa yang dilakukan Rahwana.<ref name="seno"> {{cite book|title=Kitab Omong Kosong|author=Seno Gumira Ajidarma|publisher=Bentang|year=2013|location=Yogyakarta}} </ref> Kabar ini membuat Rama terkejut dan marah namun juga tenang karena selama ini Dewi Shinta ditemani oleh penjaga yang setia.<ref name="seno"/> Di sini pula akhirnya Trijata bertemu dengan Wibisana yang telah berpindah ke kubu Rama.<ref name="seno"/> Trijata segera bersujud kepada ayahnya dan kemudian segera kembali ke Taman Argasoka.<ref name="seno"/> |
Rahwana melakukan bermacam-macam usaha untuk membuat Dewi Shinta mau menjadi istrinya.<ref name="sri"> {{cite book|title=Wayang dan Karakter Wanita|publisher=Gunung Agung|location=Jakarta|year=1978}} </ref> Salah satunya adalah dengan membuat tipuan bahwa [[Rama]] dan [[Leksmana]] sudah mati dengan membawa dua kepala pria yang mirip dengan mereka.<ref name="sri"/> Shinta terkejut mendengar hal itu sampai dia tak sadarkan diri.<ref name="sri"/> Trijata segera menghibur Dewi Shinta dan mengatakan bahwa itu hanya akal dari Rahwana saja.<ref name="sri"/> Malamnya Trijata yang juga memiliki kesaktian tinggi ini pergi ke [[Suwelagiri]].<ref name="sri"/> Kesaktian Trijata berasal dari titisan ayahnya Wibisana.<ref name="sri"/> Trijata bertemu dengan Rama dan Laksama kemudian menceritakan apa yang dilakukan Rahwana.<ref name="seno"> {{cite book|title=Kitab Omong Kosong|author=Seno Gumira Ajidarma|publisher=Bentang|year=2013|location=Yogyakarta}} </ref> Kabar ini membuat Rama terkejut dan marah namun juga tenang karena selama ini Dewi Shinta ditemani oleh penjaga yang setia.<ref name="seno"/> Di sini pula akhirnya Trijata bertemu dengan Wibisana yang telah berpindah ke kubu Rama.<ref name="seno"/> Trijata segera bersujud kepada ayahnya dan kemudian segera kembali ke Taman Argasoka.<ref name="seno"/> |
Revisi per 15 Mei 2014 10.11
Trijata adalah putri sulung Arya Wibisana dari negara Alengka.[1] Trijata merupakan anak Wibisana dengan Dewi Triwati.[1] [2] Dewi Tari dipercaya sebagai keturunan Sanghyang Taya.[1] Ia mempunyai adik kandung bernama Dentawilukrama.[1] Dewi Trijata adalah perempuan yang sangat cantik. Ia memiliki watak setia, murah hati, baik budi, sabar dan selalu penuh dengan sopan santun.[1]
Kisah
Dewi Trijata dipercaya oleh Rahwana untuk menemani Dewi Shinta.[3] Rahwana menyekap Dewi Shinta di Taman Argasoka Negara Alengka.[3] Setiap kali Rahwana ingin memaksa Shinta untuk segera menikah dengannya, Trijata selalu menenangkah nafsu Rahwana.[3] Suatu kali ketika Rahwana ingin memaksa Shinta untuk mau menikah dengannya, Trijata tetap menghalangi Rahwana.[3] Akan tetapi, Rahwana akhirnya marah dan mengutuk Trijata bahwa kelak ia akan menikah dengan seekor monyet tua.[3] Trijata merasa sedih dengan kutukan Rahwana, namun Dewi Shinta memohon kepada Dewata bahwa sekalipun bersuamikan kera tua Trijata akan mendapat anak perempuan cantik yang kelak akan diperistri oleh ksatria titisan Bathara Wisnu.[3]
Kutukan itu akhirnya menjadi kenyataan.[1] Setelah perang Alengka berakhir Trijata diperistri oleh Kapi Jembawan.[1] Kapi Jembawan adalah kera tua yang menjadi pengasuh Subali dan Anoman.[1] Mereka berdua kemudian tinggal di pertapaan Gadamadana.[1] Dari perkawinan mereka, Trijata dikaruniai seorang puteri yang kemudian diberi nama Dewi Jembawati.[1] Kelak, Dewi Jembawati diperistri oleh Prabu Kresna dari Dwarawati yang merupakan titisan dari Bathara Wisnu.[1] Trijata hidup sampai berusia lanjut yang kemudian dikuburkan di pertapaan Gadamadana ketika sudah meninggal.[1]
Pergi ke Suwelagiri
Rahwana melakukan bermacam-macam usaha untuk membuat Dewi Shinta mau menjadi istrinya.[4] Salah satunya adalah dengan membuat tipuan bahwa Rama dan Leksmana sudah mati dengan membawa dua kepala pria yang mirip dengan mereka.[4] Shinta terkejut mendengar hal itu sampai dia tak sadarkan diri.[4] Trijata segera menghibur Dewi Shinta dan mengatakan bahwa itu hanya akal dari Rahwana saja.[4] Malamnya Trijata yang juga memiliki kesaktian tinggi ini pergi ke Suwelagiri.[4] Kesaktian Trijata berasal dari titisan ayahnya Wibisana.[4] Trijata bertemu dengan Rama dan Laksama kemudian menceritakan apa yang dilakukan Rahwana.[5] Kabar ini membuat Rama terkejut dan marah namun juga tenang karena selama ini Dewi Shinta ditemani oleh penjaga yang setia.[5] Di sini pula akhirnya Trijata bertemu dengan Wibisana yang telah berpindah ke kubu Rama.[5] Trijata segera bersujud kepada ayahnya dan kemudian segera kembali ke Taman Argasoka.[5]
Rujukan
- ^ a b c d e f g h i j k l "Trijata". Pusat Data Wayang Indonesia. Diakses tanggal 15 Mei 2014.
- ^ Sri Mulyono (1979). Wayang dan Karakter Manusia. Jakarta: Gunung Agung.
- ^ a b c d e f Sindhunata (2010). Anak Bajang Menggiring Angin. Jakarta: Gramedia.
- ^ a b c d e f Wayang dan Karakter Wanita. Jakarta: Gunung Agung. 1978.
- ^ a b c d Seno Gumira Ajidarma (2013). Kitab Omong Kosong. Yogyakarta: Bentang.