Lompat ke isi

Pasar Ngasem: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
WildanKarim (bicara | kontrib)
Tag: BP2014
WildanKarim (bicara | kontrib)
Tag: BP2014
Baris 7: Baris 7:


==Kebudayaan==
==Kebudayaan==
Pada tahun 2013, [[Festival Kesenian Yogyakarta]] yang biasanya dilaksanakan di [[Benteng Vredeburg]] dipindahkan di Pasar Ngasem.<ref name="yogyatrip">{{cite web|url=http://yogyatrip.com/fky-festival-kesenian-yogya/|accessdate=15 Mei 2014|publisher=Yogyatrip|title=FKY: Festival Kesenian Yogya|year=2013}}</ref> Kompi Setyoko yang merupakan ketua dari Komunitas Kampoeng Boedaja Taman Sari menyatakan bahwa hampir semua mahasiswa di [[Institut Seni Indonesia]] pasti pernah membuat lukisan tentang Pasar Ngasem.<ref name="tempo">{{cite web|url=http://www.tempo.co/read/news/2010/04/22/173242536/Selamat-Tinggal-Pasar-Burung-Ngasem|accessdate=15 Mei 2014|title=Selamat Tinggal Pasar Burung Ngasem|year=2010|publisher=Tempo}}</ref>
Pada tahun 2013, [[Festival Kesenian Yogyakarta]] yang biasanya dilaksanakan di [[Benteng Vredeburg]] dipindahkan di Pasar Ngasem.<ref name="yogyatrip">{{cite web|url=http://yogyatrip.com/fky-festival-kesenian-yogya/|accessdate=15 Mei 2014|publisher=Yogyatrip|title=FKY: Festival Kesenian Yogya|year=2013}}</ref> Kompi Setyoko yang merupakan ketua dari Komunitas Kampoeng Boedaja Taman Sari menyatakan bahwa hampir semua mahasiswa di [[Institut Seni Indonesia]] pasti pernah membuat lukisan tentang Pasar Ngasem.<ref name="tempo">{{cite web|url=http://www.tempo.co/read/news/2010/04/22/173242536/Selamat-Tinggal-Pasar-Burung-Ngasem|accessdate=15 Mei 2014|title=Selamat Tinggal Pasar Burung Ngasem|year=2010|publisher=Tempo}}</ref> Bambang Sukono, mantan alumni Akademi Seni Rupa Indonesia membenarkan pernayataan Kompi.<ref name="tempo"></ref> Kartika Affandi yang merupakan putri dari pelukis [[Affandi]] menyatakan bahwa pada tahun 1970-an, ia dan ayahnya sering berkunjung ke Pasar Ngasem untuk melukis.<ref name="tempo"></ref> Namun demikian, seiring membludaknya pengunjung, Kartika menganggap Pasar Ngasem kehilangan nilai artistiknya.<ref name="tempo"></ref> Saking ramainya, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Burung Ngasem, Konsep Giyatmo berani mengklaim satu-satunya pasar burung yang dikunjungi [[turis]] hanyalah Pasar Ngasem.<ref name="tempo"></ref>


==Rujukan==
==Rujukan==

Revisi per 15 Mei 2014 14.46

Ngasem atau Pasar Ngasem adalah pasar hewan peliharaan, khususnya burung yang terbesar di Yogyakarta.[1]

Sejarah

Masyarakat Jawa tak lepas dari tradisi dan kepercayaan.[2] Merunut akar budaya Jawa, seorang pria tergolong berhasil apabila telah memiliki 5 hal utama, yaitu Wisma (rumah), istri (wanita), turangga (kuda), curiga (keris), dan burung peliharaan (kukila).[2] Kukila adalah alasan bagi seorang pria Jawa untuk memelihara burung sehingga pasar burung menjadi suatu tempat yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Jawa.[2] Menurut sejarahnya, kawasan Pasar Ngasem dahulunya merupakan danau yang sering digunakan Sultan Hamengku Buwono II berpelesir sambil melihat-lihat keindahan keraton dari luar benteng.[3] Namun, sekian waktu berjalan danau tersebut beralih fungsi menjadi perkampungan dan di tengah-tengah kampung tersebut menjadi sebuah pasar yang khusus menjual burung.[3] Keradaan Pasar Ngasem sendiri juga bisa memberikan info penting tentang apa yang dianggap bergengsi di masa kerajaan dahulu.[3]

Kebudayaan

Pada tahun 2013, Festival Kesenian Yogyakarta yang biasanya dilaksanakan di Benteng Vredeburg dipindahkan di Pasar Ngasem.[4] Kompi Setyoko yang merupakan ketua dari Komunitas Kampoeng Boedaja Taman Sari menyatakan bahwa hampir semua mahasiswa di Institut Seni Indonesia pasti pernah membuat lukisan tentang Pasar Ngasem.[5] Bambang Sukono, mantan alumni Akademi Seni Rupa Indonesia membenarkan pernayataan Kompi.[5] Kartika Affandi yang merupakan putri dari pelukis Affandi menyatakan bahwa pada tahun 1970-an, ia dan ayahnya sering berkunjung ke Pasar Ngasem untuk melukis.[5] Namun demikian, seiring membludaknya pengunjung, Kartika menganggap Pasar Ngasem kehilangan nilai artistiknya.[5] Saking ramainya, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Burung Ngasem, Konsep Giyatmo berani mengklaim satu-satunya pasar burung yang dikunjungi turis hanyalah Pasar Ngasem.[5]

Rujukan

  1. ^ "Pasar Burung". Tiket.com. Diakses tanggal 3 Mei 2014. 
  2. ^ a b c Nursastri, Sri Anindiati (2012). "Pasty, Pasar Hewan yang Istimewa Punya Yogya". Diakses tanggal 3 Mei 2014. 
  3. ^ a b c "Menyusuri Wisata Budaya Pasar Ngasem". Bisnis UKM. 2009. Diakses tanggal 3 Mei 2014. 
  4. ^ "FKY: Festival Kesenian Yogya". Yogyatrip. 2013. Diakses tanggal 15 Mei 2014. 
  5. ^ a b c d e "Selamat Tinggal Pasar Burung Ngasem". Tempo. 2010. Diakses tanggal 15 Mei 2014.