Diplomasi pertahanan: Perbedaan antara revisi
menambahkan kategori Tag: BP2014 |
k Albertus Aditya memindahkan halaman Diplomasi Pertahanan ke Diplomasi pertahanan |
(Tidak ada perbedaan)
|
Revisi per 17 Mei 2014 23.09
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP09Zahra (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 27 Juni 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 17 Mei 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh Medelam (Kontrib • Log) 3829 hari 1270 menit lalu. |
Diplomasi Pertahanan adalah aktivitas kerjasama baik kerjasama multilateral maupun bilateral, yang dilakukan oleh militer dan infrastruktur terkait masa damai dengan melibatkan kerjasama militer dalam isu yang lebih luas, mulai dari peran militer sampai peran nirmiliter, seperti penjaga keamanan (peacekeeping), penegakan keamanan (peace enforcement), promosi good-governance, tanggap bencana, melindungi Hak Asasi Manusia, dll. Berbeda dengan masa lalu, dimana militer hanya bekerjasama dengan sekutunya, saat ini kerjasama militer juga dilakukan antara negara bahkan negara yang sedang bersaing.
Diplomasi pertahanan juga dilakukan dengan menggunakan kekuatan bersenjata dan infrastruktur terkait sebagai alat kebijakan keamanan dan kebijakan luar negeri. Lebih lanjut, diplomasi pertahanan dilakukan antara lain, untuk mencari perimbangan antara kebutuhan untuk menciptakan stabilitas keamanan regional, peningkatan kapabilitas pertahanan, dan kemandirian pertahanan suatu negara. Keberhasilan pelaksanaan diplomasi pertahanan negara sangat bergantung pada upaya-upaya diplomatik yang dilakukan pada tingkat global, regional, dan bilateral.
Diplomasi pertahanan juga merupakan sebuah proses yang tidak hanya melibatkan aktor negara saja (seperti politisi, kekuatan bersenjata atau badan intelijen) tetapi juga organisasi non-pemerintah, think tank dan masyarakat sipil. Inilah yang menjadi pembeda dengan diplomasi militer, dimana diplomasi militer hanya fokus pada penggunaan kekuatan militer terkait pada isu-isu keamanan saja. Diplomasi pertahanan bertujuan untuk memperbaiki hubungan antar negara baik melalui jalur-jalur formal maupun informal, dengan pemerintah maupun non-pemerintah dan dengan resiko dan biaya yang rendah. Diplomasi pertahanan, saat ini telah menjadi alat penting dalam kebijakan keamanan dan kebijakan luar negeri suatu negara.
Referensi
- Goldy Evi Grace Simatupang (2013), Diplomasi Pertahanan ASEAN dalam Rangka Stabilitas Kawasan, diakses di Diplomasi Pertahanan ASEAN pada 17 Mei 2014.
- Arifin Multazam (2010), Pendahuluan, diakses di Diplomasi Pertahanan pada 17 Mei 2014.
- puspen (2006), DIPLOMASI PERTAHANAN INDONESIA-AS, diakses di Diplomasi Pertahanan Indonesia pada 17 Mei 2014.