Lompat ke isi

Fanatisme: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
merapikan
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Eugène Delacroix - The Fanatics of Tangier - WGA06195.jpg|thumb|Penggambaran fanatisme melalui lukisan, dibuat oleh [[Eugène Delacroix]]]]
{{rapikan}}
'''Fanatisme''' adalah paham atau perilaku yang menunjukkan ketertarikan terhadap sesuatu secara berlebihan. Filsuf [[George Santayana]] mendefinisikan fanatisme sebagai, "melipatgandakan usaha Anda ketika Anda lupa tujuan Anda";<ref>Santayana, George (1905). Life of Reason: Reason in Common Sense. (New York: Charles Scribner's Sons) 13.</ref> dan menurut [[Winston Churchill]], "Seseorang fanatisme tidak akan bisa mengubah pola pikir dan tidak akan mengubah haluannya". Bisa dikatakan seseorang yang fanatik memiliki standar yang ketat dalam pola pikirnya dan cenderung tidak mau mendengarkan opini maupun ide yang dianggapnya bertentangan.

== Jenis-jenis fanatisme ==
* Fanatisme etnis
* Fanatisme nasional
* Fanatisme ideologi
* Fanatisme agama
* Fanatisme olahraga
<!--
'''Fanatisme''' adalah sebuah keadaan di mana seseorang atau [[kelompok]] yang menganut sebuah [[paham]], baik [[politik]], [[agama]], [[kebudayaan]] atau apapun saja dengan cara berlebihan (membabi buta) sehingga berakibat kurang baik, bahkan cenderung menimbulkan [[perseteruan]] dan [[konflik]] serius.
'''Fanatisme''' adalah sebuah keadaan di mana seseorang atau [[kelompok]] yang menganut sebuah [[paham]], baik [[politik]], [[agama]], [[kebudayaan]] atau apapun saja dengan cara berlebihan (membabi buta) sehingga berakibat kurang baik, bahkan cenderung menimbulkan [[perseteruan]] dan [[konflik]] serius.


Baris 6: Baris 15:
Fanatisme merupakan bentuk ekspresi berlebih-lebihan. Dukungan itu menutup kemungkinan-kemungkinan lainnya. Secara psikologis, fanatisme merupakan kecenderungan agresi. Akibatnya, proses keberpikirannya akan tertutup pada hal di luarnya. Apa yang dikagumi dipandang positif. Sebaliknya, di luar apa yang dikagumi, pada objek atau hal yang setara, menjadi buruk. Fanatisme identik mendekati kedangkalan.
Fanatisme merupakan bentuk ekspresi berlebih-lebihan. Dukungan itu menutup kemungkinan-kemungkinan lainnya. Secara psikologis, fanatisme merupakan kecenderungan agresi. Akibatnya, proses keberpikirannya akan tertutup pada hal di luarnya. Apa yang dikagumi dipandang positif. Sebaliknya, di luar apa yang dikagumi, pada objek atau hal yang setara, menjadi buruk. Fanatisme identik mendekati kedangkalan.


Menurut kamus ilmiah populer, M Dahlan Al Barry, terbitan Arkola, Surabaya, “fanatik” adalah ortodoks, kolot, terlampau kuat memegang keyakinan lama sehingga sulit menerima ajaran baru. Sementara Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan “fanatisme” sebagai suatu bentuk kepercayaan yang terlalu kuat terhadap ajaran. Bila ditelisik dari pembentukan katanya, “fanatisme” berasal dari bahasa latin, yakni fanaticus. Kata tersebut berarti kegilaan atau mabuk.
Menurut kamus ilmiah populer, M Dahlan Al Barry, terbitan Arkola, Surabaya, “fanatik” adalah ortodoks, kolot, terlampau kuat memegang keyakinan lama sehingga sulit menerima ajaran baru. Sementara Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan “fanatisme” sebagai suatu bentuk kepercayaan yang terlalu kuat terhadap ajaran. Bila ditelisik dari pembentukan katanya, “fanatisme” berasal dari bahasa latin, yakni fanaticus. Kata tersebut berarti kegilaan atau mabuk.-->

{{Wiktionary}}
== Referensi ==
{{reflist}}


{{psikologi-stub}}
{{psikologi-stub}}


[[Kategori:Emosi]]
[[Kategori:Emosi]]
[[Kategori:Psikologi]]

Revisi per 24 Mei 2014 02.43

Penggambaran fanatisme melalui lukisan, dibuat oleh Eugène Delacroix

Fanatisme adalah paham atau perilaku yang menunjukkan ketertarikan terhadap sesuatu secara berlebihan. Filsuf George Santayana mendefinisikan fanatisme sebagai, "melipatgandakan usaha Anda ketika Anda lupa tujuan Anda";[1] dan menurut Winston Churchill, "Seseorang fanatisme tidak akan bisa mengubah pola pikir dan tidak akan mengubah haluannya". Bisa dikatakan seseorang yang fanatik memiliki standar yang ketat dalam pola pikirnya dan cenderung tidak mau mendengarkan opini maupun ide yang dianggapnya bertentangan.

Jenis-jenis fanatisme

  • Fanatisme etnis
  • Fanatisme nasional
  • Fanatisme ideologi
  • Fanatisme agama
  • Fanatisme olahraga

Referensi

  1. ^ Santayana, George (1905). Life of Reason: Reason in Common Sense. (New York: Charles Scribner's Sons) 13.