Lompat ke isi

Mekotek: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
BP34Itang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
BP34Itang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 11: Baris 11:
==Pelaksanaan==
==Pelaksanaan==


[[Berkas:Mekotekdimunggu 400.jpg|thumb|upacara tolak bala Mekotek dari Bali|kanan|300px]]
Upacara Mekotek digelar setiap 6 bulan sekali, 210 hari (berdasarkan kalender Hindu) pada hari [[Sabtu]] [[Kliwon]] Kuningan tepat di hari raya [[Kuningan]] atau selesai hari raya [[Galungan]].<ref name="Bali Tours Club"> </ref> Dahulu, perayaan Mekotek menggunakan [[besi]], yang memberikan semangat juang untuk ke medan perang atau dari medan perang.<ref name="Bali Tours Club"> </ref> Namun, karena banyak peserta yang terluka, maka tombak dari besi tersebut diganti dengan tongkat dari kayu [[pulet]] yang sudah dikupas kulitnya dan diukur panjangnya sekitar 2-3,5 meter.<ref name="Bali Tours Club"> </ref> Para peserta diwajibkan mengenakan pakaian adat[[madya]] yaitu kancut dan udeng batik dan berkumpul di [[pura dalem Munggu]].<ref name="Balitoursclub"> </ref> Setelah berkumpul, mereka melakukan persembahyangan dan ucapan terima kasih atas hasil perkebunan.<ref name="Balitoursclub"> </ref> Setelah itu, seluruh peserta melakukan pawai menuju sumber air di kampung Munggu.<ref name="Balitoursclub"> </ref>

Upacara Mekotek digelar setiap 6 bulan sekali, 210 hari (berdasarkan kalender Hindu) pada hari [[Sabtu]] [[Kliwon]] Kuningan tepat di hari raya [[Kuningan]] atau selesai hari raya [[Galungan]].<ref name="Bali Tours Club"> </ref> Dahulu, perayaan Mekotek menggunakan [[besi]], yang memberikan semangat juang untuk ke medan perang atau dari medan perang.<ref name="Bali Tours Club"> </ref> Namun, karena banyak peserta yang terluka, maka tombak dari besi tersebut diganti dengan tongkat dari kayu [[pulet]] yang sudah dikupas kulitnya dan diukur panjangnya sekitar 2-3,5 meter.<ref name="Bali Tours Club"> </ref> Para peserta diwajibkan mengenakan pakaian adat [[madya]] yaitu kancut dan udeng batik dan berkumpul di [[pura dalem Munggu]].<ref name="Balitoursclub"> </ref> Setelah berkumpul, mereka melakukan persembahyangan dan ucapan terima kasih atas hasil perkebunan.<ref name="Balitoursclub"> </ref> Setelah itu, seluruh peserta melakukan pawai menuju sumber air di kampung Munggu.<ref name="Balitoursclub"> </ref>
Upacara ini diikuti oleh 2000 peserta, yakni penduduk Munggu yang terdiri dari 15 banjar turun ke jalan dari usia 12 hingga 60 tahun.<ref name="wisata dewata"> </ref> Para peserta dibagi dalam kelompok-kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 50 orang.<ref name="wisata dewata"> </ref> Tongkat kayu yang dibawa, diadu di atas udara membentuk [[piramida]] atau [[kerucut]].<ref name="Bali Tours Club"> </ref> Bagi peserta yang punya nyali, naik ke puncak kumpulan tongkat kayu tersebut dan berdiri diatasnya dan memberikan komando semangat bagi kelompoknya.<ref name="Bali Tours Club"> </ref> Hal yang sama juga dilakukan oleh kelompok lain.<ref name="Bali Tours Club"> </ref> Komando yang diberikan oleh orang yang berada di puncak tongkat adalah menabrak kumpulan tongkat lawan atau kelompok lain.<ref name="Bali Tours Club"> </ref> Tradisi Mekotek ini diiringi dengan [[gamelan]] untuk menyemangati para peserta.<ref name="Bali Tours Club"> </ref>
Upacara ini diikuti oleh 2000 peserta, yakni penduduk Munggu yang terdiri dari 15 banjar turun ke jalan dari usia 12 hingga 60 tahun.<ref name="wisata dewata"> </ref> Para peserta dibagi dalam kelompok-kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 50 orang.<ref name="wisata dewata"> </ref> Tongkat kayu yang dibawa, diadu di atas udara membentuk [[piramida]] atau [[kerucut]].<ref name="Bali Tours Club"> </ref> Bagi peserta yang punya nyali, naik ke puncak kumpulan tongkat kayu tersebut dan berdiri diatasnya dan memberikan komando semangat bagi kelompoknya.<ref name="Bali Tours Club"> </ref> Hal yang sama juga dilakukan oleh kelompok lain.<ref name="Bali Tours Club"> </ref> Komando yang diberikan oleh orang yang berada di puncak tongkat adalah menabrak kumpulan tongkat lawan atau kelompok lain.<ref name="Bali Tours Club"> </ref> Tradisi Mekotek ini diiringi dengan [[gamelan]] untuk menyemangati para peserta.<ref name="Bali Tours Club"> </ref>



Revisi per 2 Juni 2014 16.55

Berkas:Tradisi-Mekotek-Munggu-Tradisi-Unik-untuk-Menolak-Bala.jpg
Tradisi Mekotek, Bali

Mekotek adalah salah satu tradisi tolak bala dari Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, Indonesia.[1] Upacara Mekotek dilaksanakan dengan tujuan memohon keselamatan. Upacara Mekotek juga dikenal dengan istilah ngerebek.[2] Mekotek merupakan warisan leluhur yang dilaksanakan turun temurun hingga saat ini oleh umat Hindu di Bali.[2]

Sejarah

Pada awalnya Mekotek dilakukan untuk menyambut prajurit Kerajaan Mengwi yang datang dengan membawa kemenangan atas Kerajaan Blambangan di Jawa dan kemudian menjadi tradisi hingga sekarang.[3] Pada masa pemerintahan Belanda tahun 1915, Mekotek pernah dihentikan, karena Balanda khawatir akan ada pemberontakan..[3] Namun, terjadi wabah penyakit sehingga Mekotek dilaksanakan lagi untuk tolak bala.[3]

Pelaksanaan

Berkas:Mekotekdimunggu 400.jpg
upacara tolak bala Mekotek dari Bali

Upacara Mekotek digelar setiap 6 bulan sekali, 210 hari (berdasarkan kalender Hindu) pada hari Sabtu Kliwon Kuningan tepat di hari raya Kuningan atau selesai hari raya Galungan.[1] Dahulu, perayaan Mekotek menggunakan besi, yang memberikan semangat juang untuk ke medan perang atau dari medan perang.[1] Namun, karena banyak peserta yang terluka, maka tombak dari besi tersebut diganti dengan tongkat dari kayu pulet yang sudah dikupas kulitnya dan diukur panjangnya sekitar 2-3,5 meter.[1] Para peserta diwajibkan mengenakan pakaian adat madya yaitu kancut dan udeng batik dan berkumpul di pura dalem Munggu.[3] Setelah berkumpul, mereka melakukan persembahyangan dan ucapan terima kasih atas hasil perkebunan.[3] Setelah itu, seluruh peserta melakukan pawai menuju sumber air di kampung Munggu.[3] Upacara ini diikuti oleh 2000 peserta, yakni penduduk Munggu yang terdiri dari 15 banjar turun ke jalan dari usia 12 hingga 60 tahun.[2] Para peserta dibagi dalam kelompok-kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 50 orang.[2] Tongkat kayu yang dibawa, diadu di atas udara membentuk piramida atau kerucut.[1] Bagi peserta yang punya nyali, naik ke puncak kumpulan tongkat kayu tersebut dan berdiri diatasnya dan memberikan komando semangat bagi kelompoknya.[1] Hal yang sama juga dilakukan oleh kelompok lain.[1] Komando yang diberikan oleh orang yang berada di puncak tongkat adalah menabrak kumpulan tongkat lawan atau kelompok lain.[1] Tradisi Mekotek ini diiringi dengan gamelan untuk menyemangati para peserta.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i "Mekotek". wisata.balitoursclub.com. Diakses tanggal 2 Juni 2014.23.00. 
  2. ^ a b c d "Mekotek". wisatadewata.com. Diakses tanggal 2 Juni 2014.23.00. 
  3. ^ a b c d e f "Mekotek di Munggu". balitoursclub.com. Diakses tanggal 2 Juni 2014.23.15.