Lompat ke isi

Firasat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
BP19Alvian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
BP19Alvian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 1: Baris 1:
{{InuseBP|BP19Alvian|27 Juni 2014| 5 Juni 2014}}
{{InuseBP|BP19Alvian|27 Juni 2014| 5 Juni 2014}}
'''Firasat''' adalah kemampuan untuk merasakan apa yang akan terjadi. <ref name="a">{{id}}Shaadily, Hasan. Ensiklopedia Indonesia Jilid 3. Jakarta: Ikhtiar Baru dan Van Hoeve. Hal. 1010 </ref> Juga dapat diartikan sebagai [[intuisi]] yaitu pengetahuan bawaan lahir atau pengetahuan ''gharisah'', yakni pengetahuan tanpa pertimbangan logis terlebih dahulu. <ref name="a"/> Sampai batas tertentu firasat berguna dalam ilmu pengetahuan, yakni dalam memilih satu di antara berbagai [[hipotesis]], mana yang akan produktif dan mana yang buntu. <ref name="a"/> Ketepatan pilihan akan menghemat waktu, tenaga, dan biaya. <ref name="a"/>
'''Firasat''' adalah kemampuan untuk merasakan apa yang akan terjadi. <ref name="a"> {{id}}Shaadily, Hasan. Ensiklopedia Indonesia Jilid 3. Jakarta: Ikhtiar Baru dan Van Hoeve. Hal. 1010 </ref> Juga dapat diartikan sebagai [[intuisi]] yaitu pengetahuan bawaan lahir atau pengetahuan ''gharisah'', yakni pengetahuan tanpa pertimbangan logis terlebih dahulu. <ref name="a"/> Sampai batas tertentu firasat berguna dalam ilmu pengetahuan, yakni dalam memilih satu di antara berbagai [[hipotesis]], mana yang akan produktif dan mana yang buntu. <ref name="a"/> Ketepatan pilihan akan menghemat waktu, tenaga, dan biaya. <ref name="a"/>


==Referensi==
==Referensi==

Revisi per 9 Juni 2014 15.33

Firasat adalah kemampuan untuk merasakan apa yang akan terjadi. [1] Juga dapat diartikan sebagai intuisi yaitu pengetahuan bawaan lahir atau pengetahuan gharisah, yakni pengetahuan tanpa pertimbangan logis terlebih dahulu. [1] Sampai batas tertentu firasat berguna dalam ilmu pengetahuan, yakni dalam memilih satu di antara berbagai hipotesis, mana yang akan produktif dan mana yang buntu. [1] Ketepatan pilihan akan menghemat waktu, tenaga, dan biaya. [1]

Referensi

  1. ^ a b c d (Indonesia)Shaadily, Hasan. Ensiklopedia Indonesia Jilid 3. Jakarta: Ikhtiar Baru dan Van Hoeve. Hal. 1010