Lompat ke isi

Halte Winongo: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 7°50′25.0318″S 110°20′49.1669″E / 7.840286611°S 110.346990806°E / -7.840286611; 110.346990806
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5: Baris 5:
|prov=Daerah Istimewa Yogyakarta
|prov=Daerah Istimewa Yogyakarta
|kabupaten=Bantul
|kabupaten=Bantul
|kecamatan kabupaten=Sewon
|kecamatan kabupaten=Kasihan
|desa=
|desa=Tirtonirmolo
|open=[[1912]]
|open=[[1912]]
|close=[[1973]]
|close=[[1973]]
Baris 14: Baris 14:
|operator=[[Daerah Operasi VI Yogyakarta]]
|operator=[[Daerah Operasi VI Yogyakarta]]
}}
}}
'''Stasiun Winongo''' ('''WGO''') adalah stasiun kereta api nonaktif yang berada di [[Sewon, Bantul]]. Stasiun ini berada pada wilayah [[Daerah Operasi VI Yogyakarta]]. Stasiun ini dibangun pada tahun [[1912]]-[[1919]] oleh [[Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij]] (NIS), salah satu perusahaan kereta api pertama di [[Hindia Belanda]].
'''Stasiun Winongo''' ('''WGO''') adalah stasiun kereta api nonaktif yang berada di [[Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul]]. Stasiun ini berada pada wilayah [[Daerah Operasi VI Yogyakarta]]. Stasiun ini dibangun pada tahun [[1912]]-[[1919]] oleh [[Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij]] (NIS), salah satu perusahaan kereta api pertama di [[Hindia Belanda]].


Letak stasiun ini cukup strategis karena berada tak jauh dari [[Pabrik Gula Madukismo]]. Maka dari itu dibangunlah jalur cabang ke pabrik gula itu supaya gulanya bisa diangkut oleh kereta api. Pabrik Gula Madukismo sampai saat ini masih aktif meksipun tak sejaya dahulu. Stasiun dan jalur ini ditutup pada tahun [[1973]] karena kalah bersaing dengan moda transportasi lainya dan juga karena bertambahnya mobil-mobil pribadi. Kini bangunan stasiun ini masih ada, namun kondisinya sudah rusak.
Letak stasiun ini cukup strategis karena berada tak jauh dari [[Pabrik Gula Madukismo]]. Maka dari itu dibangunlah jalur cabang ke pabrik gula itu supaya gulanya bisa diangkut oleh kereta api. Pabrik Gula Madukismo sampai saat ini masih aktif meksipun tak sejaya dahulu. Stasiun dan jalur ini ditutup pada tahun [[1973]] karena kalah bersaing dengan moda transportasi lainnya dan juga karena bertambahnya mobil-mobil pribadi. Kini bangunan stasiun ini masih ada, namun kondisinya sudah rusak.

Dikisahkan pula, bahwa bangunan stasiun mengalami kerusakan parah akibat [[gempa bumi Yogyakarta 2006|gempa Bantul 2006]]. Kemudian, warga berinisiatif memperbaiki bangunan dengan mengubah letak pintu yang seharusnya menghadap ke barat menjadi ke arah selatan. Sampai saat ini, bangunan stasiun Winongo dimanfaatkan sebagai [[Karang Taruna|karang taruna]] masyarakat setempat.


Jika berjalan ke arah selatan menyusuri jalan kampung, sebelum stasiun, terdapat Jembatan Winongo yang rel-relnya sudah dicabut.
Jika berjalan ke arah selatan menyusuri jalan kampung, sebelum stasiun, terdapat Jembatan Winongo yang rel-relnya sudah dicabut.

Revisi per 13 Juni 2014 09.54

Stasiun Winongo
Lokasi
Koordinat7°50′25.0318″S 110°20′49.1669″E / 7.840286611°S 110.346990806°E / -7.840286611; 110.346990806
Operator
LayananTidak ada layanan
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
Sejarah
Dibuka1912
Ditutup1973
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Winongo (WGO) adalah stasiun kereta api nonaktif yang berada di Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul. Stasiun ini berada pada wilayah Daerah Operasi VI Yogyakarta. Stasiun ini dibangun pada tahun 1912-1919 oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), salah satu perusahaan kereta api pertama di Hindia Belanda.

Letak stasiun ini cukup strategis karena berada tak jauh dari Pabrik Gula Madukismo. Maka dari itu dibangunlah jalur cabang ke pabrik gula itu supaya gulanya bisa diangkut oleh kereta api. Pabrik Gula Madukismo sampai saat ini masih aktif meksipun tak sejaya dahulu. Stasiun dan jalur ini ditutup pada tahun 1973 karena kalah bersaing dengan moda transportasi lainnya dan juga karena bertambahnya mobil-mobil pribadi. Kini bangunan stasiun ini masih ada, namun kondisinya sudah rusak.

Dikisahkan pula, bahwa bangunan stasiun mengalami kerusakan parah akibat gempa Bantul 2006. Kemudian, warga berinisiatif memperbaiki bangunan dengan mengubah letak pintu yang seharusnya menghadap ke barat menjadi ke arah selatan. Sampai saat ini, bangunan stasiun Winongo dimanfaatkan sebagai karang taruna masyarakat setempat.

Jika berjalan ke arah selatan menyusuri jalan kampung, sebelum stasiun, terdapat Jembatan Winongo yang rel-relnya sudah dicabut.

Pranala luar

Galat Lua: unknown error.

  1. ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.