Lompat ke isi

Ego ideal: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
BP87Laurentius (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
BP87Laurentius (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 2: Baris 2:


'''Ego ideal''' adalah konsep ego mengenai ideal-ideal yang positif yang ingin dicapai oleh individu.<ref name=Kartini>{{cite book|last=Kartono|first=Kartini|coauthor=Dali Gulo|title=Kamus Psikologi|publisher =[[Pionir Jaya]]|date=1987|pages=433}}</ref> Ideal ego merepresentasikan preskripsi-preskripsi bagi kehidupan, dimodifikasikan melalui pertumbuhan dan pengalaman dan perilaku yang berkonflik dengannya akan menghasilkan rasa malu.<ref name=Kartini>{{cite book|last=Kartono|first=Kartini|coauthor=Dali Gulo|title=Kamus Psikologi|publisher =[[Pionir Jaya]]|date=1987|pages=433}}</ref><ref name=Kartino>{{cite book|last=S. Reber|first=Arthur|coauthor=Emily S. Reber|title=Kamus Psikologi|publisher =[[Pustaka Pelajar]]|date=2010|pages=305}}</ref>
'''Ego ideal''' adalah konsep ego mengenai ideal-ideal yang positif yang ingin dicapai oleh individu.<ref name=Kartini>{{cite book|last=Kartono|first=Kartini|coauthor=Dali Gulo|title=Kamus Psikologi|publisher =[[Pionir Jaya]]|date=1987|pages=433}}</ref> Ideal ego merepresentasikan preskripsi-preskripsi bagi kehidupan, dimodifikasikan melalui pertumbuhan dan pengalaman dan perilaku yang berkonflik dengannya akan menghasilkan rasa malu.<ref name=Kartini>{{cite book|last=Kartono|first=Kartini|coauthor=Dali Gulo|title=Kamus Psikologi|publisher =[[Pionir Jaya]]|date=1987|pages=433}}</ref><ref name=Kartino>{{cite book|last=S. Reber|first=Arthur|coauthor=Emily S. Reber|title=Kamus Psikologi|publisher =[[Pustaka Pelajar]]|date=2010|pages=305}}</ref>

==Referensi==

{{reflist}}

Revisi per 24 Juni 2014 05.59

Ego ideal adalah konsep ego mengenai ideal-ideal yang positif yang ingin dicapai oleh individu.[1] Ideal ego merepresentasikan preskripsi-preskripsi bagi kehidupan, dimodifikasikan melalui pertumbuhan dan pengalaman dan perilaku yang berkonflik dengannya akan menghasilkan rasa malu.[1][2]

Referensi

  1. ^ a b Kartono, Kartini (1987). Kamus Psikologi. Pionir Jaya. hlm. 433. 
  2. ^ S. Reber, Arthur (2010). Kamus Psikologi. Pustaka Pelajar. hlm. 305.