Putus obat: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{InuseBP|BP80Regenovia|27 Juni 2014|6 Juni 2014}} |
|||
[[Berkas:Gejala penghentian kokain.jpg|thumb|right|250px|Gejala pemutusan obat yang terjadi pada pecandu kokain]] |
[[Berkas:Gejala penghentian kokain.jpg|thumb|right|250px|Gejala pemutusan obat yang terjadi pada pecandu kokain]] |
||
''' Putus Obat ''' adalah seperangkat gejala yang terjadi ketika pecandu atau seorang individu melakukan penghentian pengunaan [[obat]] karena kecanduan atau ketergantungan yang sudah lama digunakan.<ref name="internet">{{cite web|title= Ketergantungan Obat|url=http://m.medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=79|accessdate= 17 Juni 2014}}</ref> Gejala putus obat ini terjadi jika pemakaian obat dihentikan atau jika efek obat dihalangi oleh suatu [[antagonis]].<ref name="internet"/> Pecandu yang mengalami gejala putus obat akan merasakan sakit dan dapat menunjukkan banyak gejala, seperti [[sakit kepala]], [[diare]] atau gemetar ([[tremor]]).<ref name="internet"/> Gejala putus obat dapat merupakan masalah yang seirus dan bahkan bisa berakibat fatal.<ref name="internet"/> Obat tidak hanya mempunyai efek yang baik atau untuk terapi akan tetapi obat juga akan menimbulkan efek samping atas penggunaan [[obat]] tersebut.<ref name="in">{{cite web|title= Say No To Drug|url=http://dinkes.kutaikartanegarakab.go.id/id/artikel.php?subaction=showfull&id=1247448886&archive=&start_from=&ucat=4&|accessdate= 17 Juni 2014}}</ref> Efek samping obat ini bisa ringan (pusing, mual atau gatal) dan bisa sangat berbahaya, merusak organ hati (hepatotoksik), merusak ginjal (neprotoksik) atau berpotensi menimbulkan [[sel]] [[kancer]] (carcinogenic).<ref name="in"/> [[Dokter]] akan memilihkan obat dengan efek samping minimal yang aman bagi pasiennya.<ref name="in"/> Sedangkan ada bebarapa obat yang memang tidak boleh digunakan karena mengakibatkan hal-hal yang fatal seperti halnya pengunaan obat adiktif.<ref name="in"/> Obat adiktif dalam masyarakat modern telah merasuki dunia dan kultur kita.<ref name="buk">{{cite book|author= David Arnot, dkk|title= Pustaka Kesehatan Populer Psikologi, Volume 2|publisher= PT Bhuana Ilmu Populer|location= Jakarta|year= 2009|page= 255}}</ref> Zat adiktif tidak hanya zat [[morfin]], [[heroin]], [[kokain]] dan [[crack]], tetapi zat yang secara sosial diterima yaitu tembakau dan alcohol.<ref name="buk"/> Apabila [[penderita]] ingin menghentikan kebiasaan pemakaian [[zat]] itu akan menderita gejala luar biasa, yang dinamakan gejala withdrawal atau gejala putus obat.<ref name="buk"/> Gejala ini bervariasi dari ringan sampai berat, bahkan bisa fatal.<ref name="buk"/> Akan tetapi kini bertapapun sulitnya pengobatan [[medis]] cukup menjanjikan untuk mengobati gejala putus obat dari zat adiktif.<ref name="buk"/> |
''' Putus Obat ''' adalah seperangkat gejala yang terjadi ketika pecandu atau seorang individu melakukan penghentian pengunaan [[obat]] karena kecanduan atau ketergantungan yang sudah lama digunakan.<ref name="internet">{{cite web|title= Ketergantungan Obat|url=http://m.medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=79|accessdate= 17 Juni 2014}}</ref> Gejala putus obat ini terjadi jika pemakaian obat dihentikan atau jika efek obat dihalangi oleh suatu [[antagonis]].<ref name="internet"/> Pecandu yang mengalami gejala putus obat akan merasakan sakit dan dapat menunjukkan banyak gejala, seperti [[sakit kepala]], [[diare]] atau gemetar ([[tremor]]).<ref name="internet"/> Gejala putus obat dapat merupakan masalah yang seirus dan bahkan bisa berakibat fatal.<ref name="internet"/> Obat tidak hanya mempunyai efek yang baik atau untuk terapi akan tetapi obat juga akan menimbulkan efek samping atas penggunaan [[obat]] tersebut.<ref name="in">{{cite web|title= Say No To Drug|url=http://dinkes.kutaikartanegarakab.go.id/id/artikel.php?subaction=showfull&id=1247448886&archive=&start_from=&ucat=4&|accessdate= 17 Juni 2014}}</ref> Efek samping obat ini bisa ringan (pusing, mual atau gatal) dan bisa sangat berbahaya, merusak organ hati (hepatotoksik), merusak ginjal (neprotoksik) atau berpotensi menimbulkan [[sel]] [[kancer]] (carcinogenic).<ref name="in"/> [[Dokter]] akan memilihkan obat dengan efek samping minimal yang aman bagi pasiennya.<ref name="in"/> Sedangkan ada bebarapa obat yang memang tidak boleh digunakan karena mengakibatkan hal-hal yang fatal seperti halnya pengunaan obat adiktif.<ref name="in"/> Obat adiktif dalam masyarakat modern telah merasuki dunia dan kultur kita.<ref name="buk">{{cite book|author= David Arnot, dkk|title= Pustaka Kesehatan Populer Psikologi, Volume 2|publisher= PT Bhuana Ilmu Populer|location= Jakarta|year= 2009|page= 255}}</ref> Zat adiktif tidak hanya zat [[morfin]], [[heroin]], [[kokain]] dan [[crack]], tetapi zat yang secara sosial diterima yaitu tembakau dan alcohol.<ref name="buk"/> Apabila [[penderita]] ingin menghentikan kebiasaan pemakaian [[zat]] itu akan menderita gejala luar biasa, yang dinamakan gejala withdrawal atau gejala putus obat.<ref name="buk"/> Gejala ini bervariasi dari ringan sampai berat, bahkan bisa fatal.<ref name="buk"/> Akan tetapi kini bertapapun sulitnya pengobatan [[medis]] cukup menjanjikan untuk mengobati gejala putus obat dari zat adiktif.<ref name="buk"/> |
Revisi per 26 Juni 2014 09.13
Putus Obat adalah seperangkat gejala yang terjadi ketika pecandu atau seorang individu melakukan penghentian pengunaan obat karena kecanduan atau ketergantungan yang sudah lama digunakan.[1] Gejala putus obat ini terjadi jika pemakaian obat dihentikan atau jika efek obat dihalangi oleh suatu antagonis.[1] Pecandu yang mengalami gejala putus obat akan merasakan sakit dan dapat menunjukkan banyak gejala, seperti sakit kepala, diare atau gemetar (tremor).[1] Gejala putus obat dapat merupakan masalah yang seirus dan bahkan bisa berakibat fatal.[1] Obat tidak hanya mempunyai efek yang baik atau untuk terapi akan tetapi obat juga akan menimbulkan efek samping atas penggunaan obat tersebut.[2] Efek samping obat ini bisa ringan (pusing, mual atau gatal) dan bisa sangat berbahaya, merusak organ hati (hepatotoksik), merusak ginjal (neprotoksik) atau berpotensi menimbulkan sel kancer (carcinogenic).[2] Dokter akan memilihkan obat dengan efek samping minimal yang aman bagi pasiennya.[2] Sedangkan ada bebarapa obat yang memang tidak boleh digunakan karena mengakibatkan hal-hal yang fatal seperti halnya pengunaan obat adiktif.[2] Obat adiktif dalam masyarakat modern telah merasuki dunia dan kultur kita.[3] Zat adiktif tidak hanya zat morfin, heroin, kokain dan crack, tetapi zat yang secara sosial diterima yaitu tembakau dan alcohol.[3] Apabila penderita ingin menghentikan kebiasaan pemakaian zat itu akan menderita gejala luar biasa, yang dinamakan gejala withdrawal atau gejala putus obat.[3] Gejala ini bervariasi dari ringan sampai berat, bahkan bisa fatal.[3] Akan tetapi kini bertapapun sulitnya pengobatan medis cukup menjanjikan untuk mengobati gejala putus obat dari zat adiktif.[3]