Lompat ke isi

Nafsul Ammarah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
BP47Dhorifah (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
BP47Dhorifah (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 1: Baris 1:
{{inuseBP|BP47Dhorifah|27 Juni 2014|15 Mei 2014}}
[[Berkas:Anger during a protest by David Shankbone.jpg|thumb|Marah yang terkendali adalah salah satu contoh dari nafsul ammarah]]
[[Berkas:Anger during a protest by David Shankbone.jpg|thumb|Marah yang terkendali adalah salah satu contoh dari nafsul ammarah]]



Revisi per 27 Juni 2014 15.02

Marah yang terkendali adalah salah satu contoh dari nafsul ammarah

Nafsul Ammarah adalah jiwa manusia yang ingin memenuhi kehendak hawa nafsu dalam segala bidang kehidupan, sehingga tidak menghiraukan kaidah-kaidah agama.[1] Misalnya saja bersifat takabur, loba, tamak, kikir, senang menyakiti orang lain, dan lain-lain.[1]

Nafsu ini sering mengajak dan mendorong seseorang melakukan suatu kejahatan.[2] Nafsul Ammarah dimiliki oleh setiap orang, baik orang mukmin yang awam maupun orang non mukmin (kafir).[2] Nafsu ini dapat menguasai seluruh jiwa dan raga karena adanya dorongan dari setan sebagaimana yang telah difirmankan Tuhan dalam surat Yusuf ayatlimapuluh tiga, berbunyi: Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh pada kejahatan kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.[2] Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikatan oleh Nabi Yusuf.[3]

Nafsu ammarah oleh Serat Sasangka Jati dianggap berasal dari api dan bertempat di darah, serta tersebar di seluruh tubuh manusia.[4] Ammarah memiliki sifat: merindukan dengan sangat, lekas marah, garang, juga jahat.[4] Dr. Sumantri menerangkan bahwa ammarah nafsu ini adalah watak yag disertai dengan gairah, kekuatan, kemauan, dan bertahan.[4]

Referensi

  1. ^ a b Shadily, Hassan (1980).Ensiklopedia Indonesia.Jakarta:Ichtiar Baru van Hoeve. Hal 2325
  2. ^ a b c Mujieb, Abdul (2009).Enseklopedi Tasawuf Imam al-Ghazali.Jakarta:Mizan.Hal 326
  3. ^ Khalid, Amri (2005).Jernihkan Hati.Jakarta:Republika. Hal 71
  4. ^ a b c Hadiwjono, Harun (2006).Kebatinan dan Injil.Jakarta:Gunung Mulia.Hal 81