Lompat ke isi

Keberadaan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
BP86Johanes (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ' '''Eksistensi''' berasal dari kata bahasa latin ''existere'' yang artinya muncul, ada, timbul, memiliki keberadaan aktual.<ref name="a"> {{cite book|author=Lo...'
Tag: BP2014
 
BP86Johanes (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Plato-raphael.jpg|thumb|Plato salah satu tokoh yang berpendapat tentang eksistensi]]

'''Eksistensi''' berasal dari kata [[bahasa latin]] ''existere'' yang artinya muncul, ada, timbul, memiliki keberadaan [[aktual]].<ref name="a"> {{cite book|author=Lorens Bagus|title=Kamus Filsafat|publisher=Gramedia|place=Jakarta|year=1996|page=183-185}}</ref> ''Existere'' disusun dari ''ex'' yang artinya keluar dan ''sistere'' yang artinya tampil atau muncul. Terdapat beberapa pengertian tentang eksistensi yang dijelaskan menjadi 4 pengertian. Pertama, eksistensi adalah apa yang ada. Kedua, eksistensi adalah apa yang memiliki [[aktualitas]]. Ketiga, eksistensi adalah segala sesuatu yang dialami dan menekankan bahwa sesuatu itu ada. Keempat, eksistensi adalah [[kesempurnaan]].
'''Eksistensi''' berasal dari kata [[bahasa latin]] ''existere'' yang artinya muncul, ada, timbul, memiliki keberadaan [[aktual]].<ref name="a"> {{cite book|author=Lorens Bagus|title=Kamus Filsafat|publisher=Gramedia|place=Jakarta|year=1996|page=183-185}}</ref>.<ref name="b"> {{cite book|title=Kamus Besar Bahasa Indonesia|publisher=Balai Pustaka|place=Jakarta|year=1997|page=253}}</ref> ''Existere'' disusun dari ''ex'' yang artinya keluar dan ''sistere'' yang artinya tampil atau muncul.<ref name="a"/> Terdapat beberapa pengertian tentang eksistensi yang dijelaskan menjadi 4 pengertian.<ref name="a"/> Pertama, eksistensi adalah apa yang ada.<ref name="a"/> Kedua, eksistensi adalah apa yang memiliki [[aktualitas]].<ref name="a"/> Ketiga, eksistensi adalah segala sesuatu yang dialami dan menekankan bahwa sesuatu itu ada.<ref name="a"/> Keempat, eksistensi adalah [[kesempurnaan]].<ref name="a"/>


==Beberapa Pandangan Filsuf==
==Beberapa Pandangan Filsuf==
*Bagi [[Plato]], [[forma]] atau esesnsi lebih real daripada kalau berpartisipasi dalam [[materi]]. Dengan mengasimilasikan eksistensi kepada [[esensi]], materi berasosiasi dengan bukan ada.
*Bagi [[Plato]], [[forma]] atau esesnsi lebih real daripada kalau berpartisipasi dalam [[materi]].<ref name="a"/> Dengan mengasimilasikan eksistensi kepada [[esensi]], materi berasosiasi dengan bukan ada.<ref name="a"/>
*[[Aristoteles]] menggunakan perbedaan dualis. Ia mengasosiasikan eksistensi dengan materi yang berforma yaitu substansi seraya mengasosiasikan esensi dengan forma dan dengan unsur sebuah definisi yang benar.
*[[Aristoteles]] menggunakan perbedaan dualis.<ref name="a"/> Ia mengasosiasikan eksistensi dengan materi yang berforma yaitu substansi seraya mengasosiasikan esensi dengan forma dan dengan unsur sebuah definisi yang benar.<ref name="a"/>
*[[Thomas Aquinas]] menganut komposisi rangkap esensi dan eksistensi. Dalam komposisi pertama, materi yang berforma diidentikkan dengan esensi suatu hal. Dalam komposisi yang kedua, eksistensi sebagai suatu karunia tambahan menerjemahkan esensi ke dalam aktualitas.
*[[Thomas Aquinas]] menganut komposisi rangkap esensi dan eksistensi.<ref name="a"/> Dalam komposisi pertama, materi yang berforma diidentikkan dengan esensi suatu hal.<ref name="a"/> Dalam komposisi yang kedua, eksistensi sebagai suatu karunia tambahan menerjemahkan esensi ke dalam aktualitas.<ref name="a"/>


==Rujukan==
==Rujukan==

Revisi per 27 Juni 2014 15.47

Plato salah satu tokoh yang berpendapat tentang eksistensi

Eksistensi berasal dari kata bahasa latin existere yang artinya muncul, ada, timbul, memiliki keberadaan aktual.[1].[2] Existere disusun dari ex yang artinya keluar dan sistere yang artinya tampil atau muncul.[1] Terdapat beberapa pengertian tentang eksistensi yang dijelaskan menjadi 4 pengertian.[1] Pertama, eksistensi adalah apa yang ada.[1] Kedua, eksistensi adalah apa yang memiliki aktualitas.[1] Ketiga, eksistensi adalah segala sesuatu yang dialami dan menekankan bahwa sesuatu itu ada.[1] Keempat, eksistensi adalah kesempurnaan.[1]

Beberapa Pandangan Filsuf

  • Bagi Plato, forma atau esesnsi lebih real daripada kalau berpartisipasi dalam materi.[1] Dengan mengasimilasikan eksistensi kepada esensi, materi berasosiasi dengan bukan ada.[1]
  • Aristoteles menggunakan perbedaan dualis.[1] Ia mengasosiasikan eksistensi dengan materi yang berforma yaitu substansi seraya mengasosiasikan esensi dengan forma dan dengan unsur sebuah definisi yang benar.[1]
  • Thomas Aquinas menganut komposisi rangkap esensi dan eksistensi.[1] Dalam komposisi pertama, materi yang berforma diidentikkan dengan esensi suatu hal.[1] Dalam komposisi yang kedua, eksistensi sebagai suatu karunia tambahan menerjemahkan esensi ke dalam aktualitas.[1]

Rujukan

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n Lorens Bagus (1996). Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia. hlm. 183-185. 
  2. ^ Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1997. hlm. 253.