Lompat ke isi

Imago: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
BP86Johanes (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
BP86Johanes (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Democritus2.jpg|250px|thumb|right|Demokritos, tokoh yang menggunakan istilah imago]]

'''Imago''' berasal dari kata dalam [[bahasa Latin]] yang artinya [[tiruan]].<ref name="a"> {{cite book|author=Lorens Bagus|title=Kamus Filsafat|publisher=Gramedia|place=Jakarta|year=1996|page=316}}</ref> Imago juga memiliki banyak pengertian yang dapat dibagi menjadi keempat pengertian. Pertama, imago kadang sering dipakai untuk menerjemahkan kata dalam bahasa Yunani ''eidolon'', sebagimana istilah yang digunakan oleh [[Demokritos]] dan [[Epikuros]] yang menyebut kerangka-kerangka yang dikirim oleh obyek-obyek kepada panca [[indera]] dalam [[persepsi]]. Kedua, istilah dalam bahasa Yunani ''phantasma'' diterjemahkan ke dalam [[bahasa Inggris]] menjadi ''phantasm'' atau ''image''. [[Aristoteles]] menyebut ide-ide potensial sebagai ''phantasmata'' dan dalam tradisi [[Aristotelian]] hingga [[Thomistik]] umumnya [[intelek]] aktif mempengaruhi ''phantasmata'' untuk menghasilkan [[kodrat]] [[universal]]. Ketiga, [[Berkeley]] dengan menggunakan istilah idea dari [[David Hume]] sebagai pengganti ''images'' menyatakan bahwa semua ide pasti bersifat [[partikular]]. Keempat, [[Francis Galton]] mengintrodusir istilah ''generic image'' sebagai jembatan antara data [[sensasi]] konkret dan konsep umum. Imaji generik atau ''generic image'' disajikan sebagai semacam foto kombinasi, produk dari macam-macam sensasi [[individual]] yang berjenis partikular.
'''Imago''' berasal dari kata dalam [[bahasa Latin]] yang artinya [[tiruan]].<ref name="a"> {{cite book|author=Lorens Bagus|title=Kamus Filsafat|publisher=Gramedia|place=Jakarta|year=1996|page=316}}</ref><ref name="b"> {{cite book|title=Kamus Besar Bahasa Indonesia|publisher=Balai Pustaka|place=Jakarta|year=1997|page=372}}</ref> Imago juga memiliki banyak pengertian yang dapat dibagi menjadi keempat pengertian.<ref name="a"/> Pertama, imago kadang sering dipakai untuk menerjemahkan kata dalam bahasa Yunani ''eidolon'', sebagimana istilah yang digunakan oleh [[Demokritos]] dan [[Epikuros]] yang menyebut kerangka-kerangka yang dikirim oleh obyek-obyek kepada panca [[indera]] dalam [[persepsi]].<ref name="a"/> Kedua, istilah dalam bahasa Yunani ''phantasma'' diterjemahkan ke dalam [[bahasa Inggris]] menjadi ''phantasm'' atau ''image''.<ref name="a"/> [[Aristoteles]] menyebut ide-ide potensial sebagai ''phantasmata'' dan dalam tradisi [[Aristotelian]] hingga [[Thomistik]] umumnya [[intelek]] aktif mempengaruhi ''phantasmata'' untuk menghasilkan [[kodrat]] [[universal]].<ref name="a"/> Ketiga, [[Berkeley]] dengan menggunakan istilah idea dari [[David Hume]] sebagai pengganti ''images'' menyatakan bahwa semua ide pasti bersifat [[partikular]].<ref name="a"/> Keempat, [[Francis Galton]] mengintrodusir istilah ''generic image'' sebagai jembatan antara data [[sensasi]] konkret dan konsep umum.<ref name="a"/> Imaji generik atau ''generic image'' disajikan sebagai semacam foto kombinasi, produk dari macam-macam sensasi [[individual]] yang berjenis partikular.<ref name="a"/>


==Rujukan==
==Rujukan==

Revisi per 27 Juni 2014 16.14

Demokritos, tokoh yang menggunakan istilah imago

Imago berasal dari kata dalam bahasa Latin yang artinya tiruan.[1][2] Imago juga memiliki banyak pengertian yang dapat dibagi menjadi keempat pengertian.[1] Pertama, imago kadang sering dipakai untuk menerjemahkan kata dalam bahasa Yunani eidolon, sebagimana istilah yang digunakan oleh Demokritos dan Epikuros yang menyebut kerangka-kerangka yang dikirim oleh obyek-obyek kepada panca indera dalam persepsi.[1] Kedua, istilah dalam bahasa Yunani phantasma diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi phantasm atau image.[1] Aristoteles menyebut ide-ide potensial sebagai phantasmata dan dalam tradisi Aristotelian hingga Thomistik umumnya intelek aktif mempengaruhi phantasmata untuk menghasilkan kodrat universal.[1] Ketiga, Berkeley dengan menggunakan istilah idea dari David Hume sebagai pengganti images menyatakan bahwa semua ide pasti bersifat partikular.[1] Keempat, Francis Galton mengintrodusir istilah generic image sebagai jembatan antara data sensasi konkret dan konsep umum.[1] Imaji generik atau generic image disajikan sebagai semacam foto kombinasi, produk dari macam-macam sensasi individual yang berjenis partikular.[1]

Rujukan

  1. ^ a b c d e f g h Lorens Bagus (1996). Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia. hlm. 316. 
  2. ^ Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1997. hlm. 372.