Lompat ke isi

Stoisisme: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
BP86Johanes (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi '{{inuseBP|BP86Johanes|27Juni2014|26Juni2014}} '''Stoisisme''' adalah salah satu aliran atau mazhab filsafat Yunani-Romawi yang didirikan tahun 108 SM di Athe...'
Tag: BP2014
 
BP86Johanes (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 1: Baris 1:

{{inuseBP|BP86Johanes|27Juni2014|26Juni2014}}
'''Stoisisme''' adalah salah satu aliran atau [[mazhab]] [[filsafat]] Yunani-Romawi yang didirikan tahun 108 SM di [[Athena]] oleh [[Zeno]] dari [[Citium]] dan memperluas pengaruhnya dalam Kekaisaran [[Romawi]].<ref name="a"> {{cite book|author=Lorens Bagus|title=Kamus Filsafat|publisher=Gramedia|place=Jakarta|year=1996|page=1037-1038}}</ref> Nama mazhab ini diambil dari lokasi di Athena tempat pertama kali mazhab ini ditemukan. Dalam aliran stoisisme terdapat beberapa pokok pikiran yang dapat dijelaskan menjadi 5 bagian. Pertama, [[Kaum Stoa]] menggabungkan ajaran [[filsuf]] kuno dengan pemikiran [[Plato]] dan [[Aristoteles]] dengan keyakinan besar bahwa mereka mengajarkan [[etos]] dan [[sikap]] baru yang mempunyai pengaruh mendalam terhadap [[etika]]. Kedua, ideal Stoisisme adalah [[manusia]] [[bijaksana]] yang hidup selaras dengan [[alam]], mengendalikan [[afeksi]]nya, menanggung [[penderitaan]] secara tenang dan sebagai tujuan kehidupannya ialah rasa puas dengan kebajikan sebagai satu-satunya sumber [[kebahagiaan]]. Ketiga, [[Allah]] adalah spesies [[jiwa]] [[dunia]]. Dia memiliki di dalam diriNya sendiri [[benih]] atau [[daya seminal]] untuk setiap perkembangan sehingga setiap peristiwa seakan direncanakan dan menjadi akibat penyelenggaraan. Keempat, Stoisme bukan filsafat [[spekulatif]] dan [[sistematik]] melainkan pandangan tentang kehidupan secara mendalam memperhatikan [[emosi]]-emosi [[manusia]]. Kelima, anjuran kesamaan semua manusia merupakan karakteristik sebagaimana juga suatu [[kosmopolitanisme]] tertentu.
'''Stoisisme''' adalah salah satu aliran atau [[mazhab]] [[filsafat]] Yunani-Romawi yang didirikan tahun 108 SM di [[Athena]] oleh [[Zeno]] dari [[Citium]] dan memperluas pengaruhnya dalam Kekaisaran [[Romawi]].<ref name="a"> {{cite book|author=Lorens Bagus|title=Kamus Filsafat|publisher=Gramedia|place=Jakarta|year=1996|page=1037-1038}}</ref> Nama mazhab ini diambil dari lokasi di Athena tempat pertama kali mazhab ini ditemukan. Dalam aliran stoisisme terdapat beberapa pokok pikiran yang dapat dijelaskan menjadi 5 bagian. Pertama, [[Kaum Stoa]] menggabungkan ajaran [[filsuf]] kuno dengan pemikiran [[Plato]] dan [[Aristoteles]] dengan keyakinan besar bahwa mereka mengajarkan [[etos]] dan [[sikap]] baru yang mempunyai pengaruh mendalam terhadap [[etika]]. Kedua, ideal Stoisisme adalah [[manusia]] [[bijaksana]] yang hidup selaras dengan [[alam]], mengendalikan [[afeksi]]nya, menanggung [[penderitaan]] secara tenang dan sebagai tujuan kehidupannya ialah rasa puas dengan kebajikan sebagai satu-satunya sumber [[kebahagiaan]]. Ketiga, [[Allah]] adalah spesies [[jiwa]] [[dunia]]. Dia memiliki di dalam diriNya sendiri [[benih]] atau [[daya seminal]] untuk setiap perkembangan sehingga setiap peristiwa seakan direncanakan dan menjadi akibat penyelenggaraan. Keempat, Stoisme bukan filsafat [[spekulatif]] dan [[sistematik]] melainkan pandangan tentang kehidupan secara mendalam memperhatikan [[emosi]]-emosi [[manusia]]. Kelima, anjuran kesamaan semua manusia merupakan karakteristik sebagaimana juga suatu [[kosmopolitanisme]] tertentu.



Revisi per 27 Juni 2014 16.45

Stoisisme adalah salah satu aliran atau mazhab filsafat Yunani-Romawi yang didirikan tahun 108 SM di Athena oleh Zeno dari Citium dan memperluas pengaruhnya dalam Kekaisaran Romawi.[1] Nama mazhab ini diambil dari lokasi di Athena tempat pertama kali mazhab ini ditemukan. Dalam aliran stoisisme terdapat beberapa pokok pikiran yang dapat dijelaskan menjadi 5 bagian. Pertama, Kaum Stoa menggabungkan ajaran filsuf kuno dengan pemikiran Plato dan Aristoteles dengan keyakinan besar bahwa mereka mengajarkan etos dan sikap baru yang mempunyai pengaruh mendalam terhadap etika. Kedua, ideal Stoisisme adalah manusia bijaksana yang hidup selaras dengan alam, mengendalikan afeksinya, menanggung penderitaan secara tenang dan sebagai tujuan kehidupannya ialah rasa puas dengan kebajikan sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan. Ketiga, Allah adalah spesies jiwa dunia. Dia memiliki di dalam diriNya sendiri benih atau daya seminal untuk setiap perkembangan sehingga setiap peristiwa seakan direncanakan dan menjadi akibat penyelenggaraan. Keempat, Stoisme bukan filsafat spekulatif dan sistematik melainkan pandangan tentang kehidupan secara mendalam memperhatikan emosi-emosi manusia. Kelima, anjuran kesamaan semua manusia merupakan karakteristik sebagaimana juga suatu kosmopolitanisme tertentu.

Rujukan

  1. ^ Lorens Bagus (1996). Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia. hlm. 1037-1038.