Megibung: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{inuseBP|BP34Itang|27 Juni 2014|8 Juni 2014}} |
|||
[[Berkas:MEGIBUNG.img assist custom-610x407.jpg|thumb|tradisi Megibung di Bali|kanan|250px]] |
[[Berkas:MEGIBUNG.img assist custom-610x407.jpg|thumb|tradisi Megibung di Bali|kanan|250px]] |
||
Revisi per 27 Juni 2014 19.38
Megibung adalah tradisi turun-temurun yang dilaksanakan oleh warga Kampung Islam Kepaon di hari 10, 20, dan 30 hari puasa.[1] Tradisi Megibung merupakan tradisi yang dimiliki oleh warga Karangasem, yang daerah terletak di ujung timur Pulau Dewata, [Bali]], Indonesia.[2] Megibung berasal dari kata gibung yang diberi awalan me-.[2] Gibung artinya kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang, yakni saling berbagi antara satu orang dengan yang lainnya.[2] Megibung adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang untuk duduk makan bersama dan saling berdiskusi dan berbagi pendapat.[2]
Sejarah
Tradisi Megibung diperkenalkan oleh Raja Karangasem yaitu I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem sekitar tahun 1614 Caka atau 1692 Masehi.[3] Tradisi ini dibawa oleh I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem saat menang perang dalam menaklukan kerajaan-kerajaan di Sasak, Lombok.[4] Dahulu, saat prajurit sedang makan, Sang Raja membuat aturan makan bersama dalam posisi melingkar yang dinamakan Megibung.[4] Bahkan, Sang Raja ikut makan bersama dengan para prajuritnya.[3]
Referensi
- ^ "Megibung, Momen Kebersamaan Warga Muslim Bali di Bulan Ramadan". m.detik.com. Diakses tanggal 8 Juni 2014.01.00.
- ^ a b c d "Tradisi Megibung Dari Karangasem". isi-dps.ac.id. Diakses tanggal 8 Juni 2014.
- ^ a b "Tradisi Megibung di Karangasem Bali". wisata.balitoursclub.com. Diakses tanggal 8 Juni 2014.00.00.
- ^ a b "Megibung, Tradisi Makan Bersama Penuh Aturan Ketat". balebengong.net. Diakses tanggal 8 Juni 2014.01.00.