Lompat ke isi

Pringtulis, Nalumsari, Jepara: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dj Ran (bicara | kontrib)
Dj Ran (bicara | kontrib)
Baris 15: Baris 15:


==Etimologi==
==Etimologi==
Asal usul nama Pring tulis adalah Pengikut Pangeran Haryo Penangsang. Dengan dibantu oleh istrinya Sultan Hadirin terus berlari menuju Jepara. Peristiwa inilah yang konon kemudian menjadi nama-nama desa disepanjang rute yang dilalui oleh Sultan Hadirin, yaitu mulai dari Desa Damaran Kudus. Konon saat terluka itu penduduk sekitar sedang menghidupkan damar/lampu teplok karena waktu sudah sore sehingga daerah tersebut dinamakan Damaran. Kemudian Desa [[Prambatan Kidul, Kaliwungu, Kudus|Prambatan]] [[Kudus]] disebelah baratnya, konon karena saking parahnya luka yang diderita oleh Sultan Hadirin sampai-sampai harus merambat/merangkak untuk berjalan, sehingga daerah tersebut dinamakan Prambatan. Kemudian disebelah barat Desa Prambatan ada desa bernama Kaliwungu Kudus, konon ditempat itu Sultan Hadirin membasuh luka disebuah sungai/kali dan air sungai berubah menjadi wungu/ungu sehingga daerah tersebut dinamakan [[Kaliwungu, Kudus|Kaliwungu]]. Disebelah barat desa Kaliwungu terdapat desa bernama Desa Pringtulis Jepara, konon didaerah tersebut Sultan Hadirin menulis tentang apa yang dialaminya itu pada sebatang bambu/pring sehingga daerah tersebut<ref>http://ariyasinawa.blogspot.com/2013/11/mbok-mban-tokoh-babat-alas-desa-kuanyar.html</ref> dinamakan Pringtulis. Disebelah barat Desa Pringtulis terdapat Desa Mayong Jepara, konon pada waktu sampai didaerah ini Sultan Hadirin tidak kuat menahan tubuhnya sehingga jalannya sempoyongan/moyang-moyong sehingga daerah ini dinamakan [[Mayong, Jepara|Mayong]]. Disebalah barat Desa Mayong terdapat Desa [[Purwogondo, Kalinyamatan, Jepara|Purwogondo]], konon didaerah tersebut Sultan Hadirin menghembuskan nafas terakhir, dari jasadnya mengeluarkan bau/gondo wangi sehingga daerah tersebut kemudian dinamakan Purwogondo. Disebelah utara Desa Purwogondo terdapat Desa [[Krasak, Pecangaan, Jepara|Krasak]], konon saat jasad Sultan Hadirin hendak dibawa ke [[Mantingan, Tahunan, Jepara|Mantingan]]/pesanggrahan Sultan Hadirin, jasad Sultan Hadirin terjatuh disebuah sungai dan menyangkut disebuah jembatan bambu yang menimbulkan bunyi krasak-krasak sehingga daerah tersebut dinamakn desa krasak. Kemudian jasad Sultan Hadirin di kebumikan di Desa Mantingan Jepara.
Asal usul nama Pring tulis adalah Sunan Kudus dianggap ikut terlibat dalam kasus itu. Hal ini dikarenakan ditemukannya keris kiai setan kober dalam peristiwa pembunuhan itu dimana keris kiai setan kober tidak lain adalah milik Kanjeng Sunan Kudus. Mendapatkan penjelasan yang mengecewakan dari Kanjeng Sunan Kudus akhirnya Raden Ayu Retno Kencono bersama sang suami pergi meninggalkan padepokan kudus pulang kembali ke Kalinyamat. Ditengah perjalanan rombongan Raden Ayu Retno Kencono dicegat oleh utusan-utusan Pangeran Haryo Penangsang. Pertarunganpun tak dapat dihindari. Dikarenakan jumlah yang tidak sepadan akhirnya banyak jatuh korban dipihak [[Ratu Kalinyamat|Raden Ayu Retno Kencono]] termasuk sang suami sendiri yaitu [[Sultan Hadlirin|Sultan Hadirin]]. Sultan Hadirin terluka parah namun berhasil meloloskan diri dari kejaran para Pengikut Pangeran Haryo Penangsang. Dengan dibantu oleh istrinya Sultan Hadirin terus berlari menuju Jepara. Peristiwa inilah yang konon kemudian menjadi nama-nama desa disepanjang rute yang dilalui oleh Sultan Hadirin, yaitu mulai dari Desa Damaran Kudus. Konon saat terluka itu penduduk sekitar sedang menghidupkan damar/lampu teplok karena waktu sudah sore sehingga daerah tersebut dinamakan Damaran. Kemudian Desa [[Prambatan Kidul, Kaliwungu, Kudus|Prambatan]] [[Kudus]] disebelah baratnya, konon karena saking parahnya luka yang diderita oleh Sultan Hadirin sampai-sampai harus merambat/merangkak untuk berjalan, sehingga daerah tersebut dinamakan Prambatan. Kemudian disebelah barat Desa Prambatan ada desa bernama Kaliwungu Kudus, konon ditempat itu Sultan Hadirin membasuh luka disebuah sungai/kali dan air sungai berubah menjadi wungu/ungu sehingga daerah tersebut dinamakan [[Kaliwungu, Kudus|Kaliwungu]]. Disebelah barat desa Kaliwungu terdapat desa bernama Desa Pringtulis Jepara, konon didaerah tersebut Sultan Hadirin menulis tentang apa yang dialaminya itu pada sebatang bambu/pring sehingga daerah tersebut<ref>http://ariyasinawa.blogspot.com/2013/11/mbok-mban-tokoh-babat-alas-desa-kuanyar.html</ref> dinamakan [[Pringtulis]]. Disebelah barat Desa Pringtulis terdapat Desa Mayong Jepara, konon pada waktu sampai didaerah ini Sultan Hadirin tidak kuat menahan tubuhnya sehingga jalannya sempoyongan/moyang-moyong sehingga daerah ini dinamakan [[Mayong, Jepara|Mayong]]. Disebalah barat Desa Mayong terdapat Desa [[Purwogondo, Kalinyamatan, Jepara|Purwogondo]], konon didaerah tersebut Sultan Hadirin menghembuskan nafas terakhir, dari jasadnya mengeluarkan bau/gondo wangi sehingga daerah tersebut kemudian dinamakan Purwogondo. Disebelah utara Desa Purwogondo terdapat Desa [[Krasak, Pecangaan, Jepara|Krasak]], konon saat jasad Sultan Hadirin hendak dibawa ke [[Mantingan, Tahunan, Jepara|Mantingan]]/pesanggrahan Sultan Hadirin, jasad Sultan Hadirin terjatuh disebuah sungai dan menyangkut disebuah jembatan bambu yang menimbulkan bunyi krasak-krasak sehingga daerah tersebut dinamakn desa Krasak. Kemudian jasad Sultan Hadirin di kebumikan di Desa Mantingan Jepara.


==Referensi==
==Referensi==

Revisi per 27 Juni 2014 22.14

Pringtulis
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenJepara
KecamatanNalumsari
Kode pos
59466
Kode Kemendagri33.20.12.2003 Edit nilai pada Wikidata
Luas-
Jumlah penduduk-
Kepadatan-

Pringtulis adalah desa di kecamatan Nalumsari, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia.

Etimologi

Asal usul nama Pring tulis adalah Sunan Kudus dianggap ikut terlibat dalam kasus itu. Hal ini dikarenakan ditemukannya keris kiai setan kober dalam peristiwa pembunuhan itu dimana keris kiai setan kober tidak lain adalah milik Kanjeng Sunan Kudus. Mendapatkan penjelasan yang mengecewakan dari Kanjeng Sunan Kudus akhirnya Raden Ayu Retno Kencono bersama sang suami pergi meninggalkan padepokan kudus pulang kembali ke Kalinyamat. Ditengah perjalanan rombongan Raden Ayu Retno Kencono dicegat oleh utusan-utusan Pangeran Haryo Penangsang. Pertarunganpun tak dapat dihindari. Dikarenakan jumlah yang tidak sepadan akhirnya banyak jatuh korban dipihak Raden Ayu Retno Kencono termasuk sang suami sendiri yaitu Sultan Hadirin. Sultan Hadirin terluka parah namun berhasil meloloskan diri dari kejaran para Pengikut Pangeran Haryo Penangsang. Dengan dibantu oleh istrinya Sultan Hadirin terus berlari menuju Jepara. Peristiwa inilah yang konon kemudian menjadi nama-nama desa disepanjang rute yang dilalui oleh Sultan Hadirin, yaitu mulai dari Desa Damaran Kudus. Konon saat terluka itu penduduk sekitar sedang menghidupkan damar/lampu teplok karena waktu sudah sore sehingga daerah tersebut dinamakan Damaran. Kemudian Desa Prambatan Kudus disebelah baratnya, konon karena saking parahnya luka yang diderita oleh Sultan Hadirin sampai-sampai harus merambat/merangkak untuk berjalan, sehingga daerah tersebut dinamakan Prambatan. Kemudian disebelah barat Desa Prambatan ada desa bernama Kaliwungu Kudus, konon ditempat itu Sultan Hadirin membasuh luka disebuah sungai/kali dan air sungai berubah menjadi wungu/ungu sehingga daerah tersebut dinamakan Kaliwungu. Disebelah barat desa Kaliwungu terdapat desa bernama Desa Pringtulis Jepara, konon didaerah tersebut Sultan Hadirin menulis tentang apa yang dialaminya itu pada sebatang bambu/pring sehingga daerah tersebut[1] dinamakan Pringtulis. Disebelah barat Desa Pringtulis terdapat Desa Mayong Jepara, konon pada waktu sampai didaerah ini Sultan Hadirin tidak kuat menahan tubuhnya sehingga jalannya sempoyongan/moyang-moyong sehingga daerah ini dinamakan Mayong. Disebalah barat Desa Mayong terdapat Desa Purwogondo, konon didaerah tersebut Sultan Hadirin menghembuskan nafas terakhir, dari jasadnya mengeluarkan bau/gondo wangi sehingga daerah tersebut kemudian dinamakan Purwogondo. Disebelah utara Desa Purwogondo terdapat Desa Krasak, konon saat jasad Sultan Hadirin hendak dibawa ke Mantingan/pesanggrahan Sultan Hadirin, jasad Sultan Hadirin terjatuh disebuah sungai dan menyangkut disebuah jembatan bambu yang menimbulkan bunyi krasak-krasak sehingga daerah tersebut dinamakn desa Krasak. Kemudian jasad Sultan Hadirin di kebumikan di Desa Mantingan Jepara.

Referensi