Lompat ke isi

Himawan Soetanto: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5: Baris 5:
|nickname=
|nickname=
|birth_date = [[14 September]] [[1929]]
|birth_date = [[14 September]] [[1929]]
|birth_place = {{flagicon|Hindia Belanda}} [[Magetan]], [[Jawa Timur]], [[Hindia Belanda]]
|birth_place = {{flagicon|Hindia Belanda}} [[Magetan]], [[Jawa Timur]]
|death_date = {{death date and age|2010|10|20|1929|9|14}}
|death_date = {{death date and age|2010|10|20|1929|9|14}}
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto|RSPAD Jakarta Pusat]], [[Indonesia]]
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto|RSPAD Jakarta Pusat]], [[Indonesia]]

Revisi per 14 Agustus 2014 11.25

R. Himawan Soetanto
Berkas:Himawan Soetanto.jpg
Lahir14 September 1929
Hindia Belanda Magetan, Jawa Timur
Meninggal20 Oktober 2010(2010-10-20) (umur 81)
Indonesia RSPAD Jakarta Pusat, Indonesia
PengabdianIndonesia Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Pangkat Letnan Jenderal

Letjen TNI (Purn) R. Himawan Soetanto (14 September 1929 – 20 Oktober 2010) adalah seorang perwira tinggi TNI AD dan juga mantan Panglima Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat. Ayahnya Mohamad Mangoendiprodjo, zaman Jepang Daidancho Sidoarjo, Kepala Komandemen Jawa Timur, Kepala Staf Kementerian Pertahanan dan menjadi Penasehat Panglima Besar Sudirman. Pada Tahun 1946-1948, 1954, 1956, 1966, Berkarir di TNI mulai dari bawah dengan pangkat Letnan Muda mengikuti pelatihan dan pendidikan di dalam negeri. Juli – oktober 1946, HS sebagai Taruna Militer Akademi (MA) Jogya, mengikuti penugasan operasi menghadapi Belanda di front Subang atau Bandung Utara.[1]

Karier

Penugasan lainnya sebagai perajurit TNI, HS pernah menjadi Perwira Operasi Resimen Infanteri 6/Sriwijaya, Danki Taruna Akmil, Perwiran ALO/Air Liason Officer (Operasi 17 Agustus), Tahun 1948, Letda Himawan adalah siswa Angkatan I Akademi Militer, Yogyakarta, dan sempat mengikuti Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, AS. September 1948, HS masuk Divisi Siliwangi bermula saat ikut menumpas PKI/Moeso, bergabung dengan Kompi Tentara Pelajar pimpinan Solihin GP, membantu gerakan batalyon Nasuhi, saat itu HS masih Taruna Militer Akademi (MA) Jogya. 19 Desember 1948, HS sudah lulus Militer Akademi (MA) Jogya dengan pangkat Letda seharusnya bertugas di batalyon arteleri di kediri Jawa Timur, tetapi tidak jadi karena ketika akan naik kereta api jurusan Kediri batal berangkat, sebab kota Jogya sudah diduduki Belanda, menandai mulainya Perang kemerdekaan II. Sehingga HS harus mengubah tujuan, yang semula akan kearah timur menjadi kearah barat yang lebih aman, dan mencari kesatuan terdekat untuk bergabung sementara.

Akhirnya ia berjalan menjauhi kota Jogya kearah barat dan bertemu dengan Letkol Bratamenggala, Wakil Kepala Staf Teritorial Markas Besar Komando Djawa (MBKD)di Godean, jadilah ia bergabung dengan Staf MBKD yang membawanya ke Jawa Barat, tempat dimana ia nantinya menghabiskan hampir setengah dari perjalanan karirnya sebagai perajurit TNI. Tahun 1949, ikut long march Siliwangi dari Jogya ke Jawa Barat, menghadapi Belanda dan DI/TII (1949). Tahun 1951, 1952, 1953, 1961, 1962, Selesai perang kemerdekaan, menghadapi DI/TII. Tahun 1955-1957, HS dengan Ayah sama-sama bertugas ditempat yang sama, ketika HS menjadi Perwira Operasi Resimen Infanteri 6/Sriwijaya berkedudukan di Lampung dan ayahnya menjabat Residen Lampung. Lettu HS menikah dengan Nonon Ratnapuri di Tasikmalaya, yang dikenalnya ketika bertugas di Priangan Timur. Resepsi pernikahannya berlangsung di Lampung, (anak Residen). dikarunia empat orang anak, yaitu Purwanto Indrawan, Dwi Prihanti Indriani, Tri Susanti Indrayani dan Cahyono Indrakusuma.

Tahun 1960-1961, menjadi Perwira Staf Pasukan Garuda II, Markas Operasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (Misi Perdamaian PBB) Danyon (1961-1964), Perserikatan Bangsa -Bangsa di Leopoldiville, Congo. Tahun 1963, bertugas di Timur Tengah sebagai Komandan Brigade Selatan, United Nations Emergency Forces. 6 April 1964, operasi “gempur,” dimana Gelombang operasi gempur dimulai dini hari dari Pinrang tepat dimana sehari sebelumnya secara licik berusaha membunuh Kolonel M. Yusuf Pangdam XIV/Hasanudin. 10 April 1964, HS berhasil merebut kembali Polewali, pusat dari pasukan pembangkang pimpinan Letkol Andi Selle. saat menjadi Danyon 330/Kujang I Siliwangi memimpin operasi “balas” 2 Mei 1964, HS telah berpangkat Letkol, ditarik kembali ke Kodam VI Siliwangi, menjadi Kepala Staf Brigif 15/Tirtayasa (sekarang menjadi Brigif 15/Kujang II Kodam III/Siliwangi).

Meninggal Dunia

Letjen TNI (Purn) R. Himawan Soetanto, meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta. pada Rabu, 20 Oktober 2010, pukul 09.51 WIB. dan almarhum akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung.

Karier Militer

  • Panglima Daerah Militer Sriwijaya
  • Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat
  • Panglima Daerah Militer Siliwangi
  • Kepala Staf Umum ABRI

Referensi

Jabatan militer
Didahului oleh:
Poniman
Pangkostrad
1974–1975
Diteruskan oleh:
Leo Lopulisa