Cheng Yen: Perbedaan antara revisi
Budihandoyo (bicara | kontrib) Mengembangkan artikel rintisan. Koreksi tanggal lahir yang salah.
Cheng Yen lahir sesuai penanggalan lunar > bulan 3 tanggal 24 tahun 1937,
dihitung sesuai penanggalan gregorian (masehi) > 4 Mei 1937 |
Budihandoyo (bicara | kontrib) k tanggal lahir |
||
Baris 8: | Baris 8: | ||
| other_names = Hui Chang |
| other_names = Hui Chang |
||
| dharma_name = Cheng Yen |
| dharma_name = Cheng Yen |
||
| birth_date = {{birth date and age|1937|5| |
| birth_date = {{birth date and age|1937|5|4}} |
||
| birth_place = Desa Village, [[Kabupaten Taichung]], [[Republik Tiongkok]] |
| birth_place = Desa Village, [[Kabupaten Taichung]], [[Republik Tiongkok]] |
||
| death_date = |
| death_date = |
Revisi per 6 September 2014 05.22
Berkas:Cheng yen.gif | |
Informasi | |
Nama lahir: | Wang Jinyun |
Nama lainnya: | Hui Chang |
Nama Dharma: | Cheng Yen |
Tanggal lahir: | 4 Mei 1937 |
Tempat lahir: | Desa Village, Kabupaten Taichung, Republik Tiongkok |
Kewarganegaraan: | Republik Tiongkok |
Gelar: | Venerable Master |
Tempat kerja: | Tzu Chi |
Guru: | Yin Shun |
Website | |
Cheng Yen (Hanzi tradisional: 證嚴法師, Hanyu Pinyin: Zhèngyán; lahir 4 Mei 1937) adalah seorang bhikkhuni Taiwan. Pada tahun 1966, Cheng Yen mendirikan Yayasan Buddha Tzu Chi, yang biasa dikenal dengan nama Tzu Chi; sebuah organisasi yang mengemban berbagai misi kemanusiaan, antara lain: amal sosial, kesehatan, pendidikan, budaya humanis, pelestarian lingkungan, donor sumsum tulang, bantuan internasional, dan relawan komunitas.
Awal kehidupan
Cheng Yen terlahir dengan nama Wang Jinyun (王錦雲) tahun 1937 di desa Chingshui, Kabupaten Taichung, Taiwan. Pamannya tidak memiliki anak, sehingga Cheng Yen diberikan untuk dibesarkan oleh paman dan bibinya. Beliau mengalami langsung penderitaan selama Perang Dunia II karena beliau dibesarkan di Taiwan yang dikuasai oleh Jepang. Beliau menyaksikan langsung efek dari perang dan bahkan mengalami peristiwa pengeboman di Taiwan. Pengalaman inilah yang mengajarkan beliau mengenai konsep ketidak-kekalan di dunia.Pada awal 1945, ia harus mengalami pengalaman rasa sakit dan ketidakberdayaan di umurnya yang kedelapan ketika ia harus menjaga kakaknya yang sedang sakit di rumah sakit selama delapan bulan. Di umur 23, ayahnya meninggal tiba-tiba karena pendarahan di otak yang disebabkan stroke. Ketika sedang mencari lokasi untuk pemakaman ayahnya, ia pertama kali bertemu dengan Dharma Buddha. Cheng Yen sendiri juga menulis buku berjudul "108 Kata Perenungan".