Sedyatmo: Perbedaan antara revisi
Cucuganesha (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Cucuganesha (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 2: | Baris 2: | ||
'''Prof. Dr.(HC) Ir. R. M. Sedyatmo''' atau Sedijatmo<ref name="hc"/> atau Sediyatmo<ref name="go"/> ({{lahirmati|[[Karanganyar]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]|24|10|1909|[[Jakarta Pusat]], [[Indonesia]]|15|7|1984}}) adalah salah satu tokoh insinyur sipil Indonesia, cendekiawan, praktisi, ilmuwan dan [[guru besar]] [[Institut Teknologi Bandung]]. |
'''Prof. Dr.(HC) Ir. R. M. Sedyatmo''' atau Sedijatmo<ref name="hc"/> atau Sediyatmo<ref name="go"/> ({{lahirmati|[[Karanganyar]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]|24|10|1909|[[Jakarta Pusat]], [[Indonesia]]|15|7|1984}}) adalah salah satu tokoh insinyur sipil Indonesia, cendekiawan, praktisi, ilmuwan dan [[guru besar]] [[Institut Teknologi Bandung]]. |
||
== Riwayat hidup == |
|||
⚫ | |||
Pendidikan dasar dilaluinya di [[HIS]] Solo (1916-1923), dilanjutkan ke [[MULO]] Solo (1923-1927), dan [[AMS]] B di Yogyakarta (1927-1930). Sedyatmo yang sering dijuluki "Si Kancil" karena terkenal karena banyak akalnya menempuh pendidikan di ''[[Technische Hoogeschool te Bandoeng]]'' (THS) (sekarang [[ITB]]) [[Kota Bandung|Bandung]] (1930-1934). |
|||
Setelah lulus ujian tahap persiapan (''propaedeutisch-examen'' - ujian kenaikan tingkat 1) pada bulan Juli 1931, ujian kenaikan tingkat 2 pada bulan Juli 1932, ujian tahap kandidat (''candidaats-examen'' - ujian kenaikan tingkat 3) pada bulan Mei 1933, dan ujian akhir keinsinyuran (''ingenieurs-examen'' - ujian akhir tingkat 4) pada bulan Mei 1934<ref name="sak-b">Sakri, A. (1979b). ''Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret 1979'', Jilid 2: Daftar lulusan ITB. Bandung: Penerbit ITB.</ref>, maka secara resmi {{PAGENAME}} menjadi seorang insinyur sipil lulusan Bandung (''Bandoengsche civiel ingenieur'').<ref>[[Daftar lulusan Technische Hoogeschool te Bandoeng]]</ref> |
|||
⚫ | Selesai dari [[THS]] pada [[1934]] dengan masa studi tepat empat tahun, Sedyatmo bekerja sebagai insinyur perencanaan di berbagai instansi pemerintah. Sedyatmo dikenal karena menemukan "[[Konstruksi Cakar Ayam]]" pada tahun 1962. Temuan Sedyatmo awalnya digunakan dalam pembuatan [[apron]] Pelabuhan Udara Angkatan Laut Juanda, [[Kota Surabaya|Surabaya]], landasan [[bandara Polonia]], [[Kota Medan|Medan]], dan landasan [[bandara Soekarno-Hatta]], [[Jakarta]]. Hasil temuannya tersebut telah dipatenkan dan dipakai di luar negeri. |
||
Karier di dunia akademik dimulai sejak 1 Oktober 1950 dengan pengangkatannya sebagai lektor luar biasa untuk ''vak Waterkracht'' (bidang pembangkit tenaga air) pada bagian Teknik Sipil Fakultas Teknik [[Universitas Indonesia Bandung]] (kemudian menjadi [[ITB]]). Pada tanggal 1 Agustus 1951 ia resmi diangkat menjadi guru besar luar biasa bidang pembangkit tenaga air. Ia merupakan profesor pribumi kedua di jurusan teknik sipil [[ITB]] setelah Prof. Ir. [[Roosseno]]. |
Karier di dunia akademik dimulai sejak 1 Oktober 1950 dengan pengangkatannya sebagai lektor luar biasa untuk ''vak Waterkracht'' (bidang pembangkit tenaga air) pada bagian Teknik Sipil Fakultas Teknik [[Universitas Indonesia Bandung]] (kemudian menjadi [[ITB]]). Pada tanggal 1 Agustus 1951 ia resmi diangkat menjadi guru besar luar biasa bidang pembangkit tenaga air. Ia merupakan profesor pribumi kedua di jurusan teknik sipil [[ITB]] setelah Prof. Ir. [[Roosseno]]. |
||
Baris 11: | Baris 16: | ||
Nama Sedyatmo kemudian diabadikan sebagai nama [[jalan tol|jalan bebas hambatan]] dari Jakarta menuju bandara Soekarno-Hatta. Profesor Sedyatmo meninggal dunia di usia 75 tahun pada [[1984]] dan dimakamkan di Karanganyar. Pemerintah Indonesia menganugerahkan [[Bintang Mahaputra Kelas I]] kepada Sedyatmo atas jasa-jasanya. |
Nama Sedyatmo kemudian diabadikan sebagai nama [[jalan tol|jalan bebas hambatan]] dari Jakarta menuju bandara Soekarno-Hatta. Profesor Sedyatmo meninggal dunia di usia 75 tahun pada [[1984]] dan dimakamkan di Karanganyar. Pemerintah Indonesia menganugerahkan [[Bintang Mahaputra Kelas I]] kepada Sedyatmo atas jasa-jasanya. |
||
== Pendidikan == |
|||
* [[HIS]] Solo (1916-1923) |
|||
* [[MULO]] Solo (1923-1927) |
|||
* [[AMS]]-B di Yogyakarta (1927-1930) |
|||
* [[TH Bandung]] (sekarang-ITB) (1930-Mei 1934) |
|||
== Karier == |
|||
* Insinyur di Dinas Pekerjaan Umum Mangkunegaran Surakarta (1934-) |
|||
* Insinyur di Departemen Pekerjaan Umum Hindia Belanda |
|||
== Catatan == |
== Catatan == |
||
<references/> |
<references group="note"/> |
||
== Rujukan == |
|||
{{reflist|2}} |
|||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
Revisi per 4 Oktober 2014 04.03
Prof. Dr.(HC) Ir. R. M. Sedyatmo atau Sedijatmo[1] atau Sediyatmo[2] (24 Oktober 1909 – 15 Juli 1984) adalah salah satu tokoh insinyur sipil Indonesia, cendekiawan, praktisi, ilmuwan dan guru besar Institut Teknologi Bandung.
Riwayat hidup
Pendidikan dasar dilaluinya di HIS Solo (1916-1923), dilanjutkan ke MULO Solo (1923-1927), dan AMS B di Yogyakarta (1927-1930). Sedyatmo yang sering dijuluki "Si Kancil" karena terkenal karena banyak akalnya menempuh pendidikan di Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS) (sekarang ITB) Bandung (1930-1934).
Setelah lulus ujian tahap persiapan (propaedeutisch-examen - ujian kenaikan tingkat 1) pada bulan Juli 1931, ujian kenaikan tingkat 2 pada bulan Juli 1932, ujian tahap kandidat (candidaats-examen - ujian kenaikan tingkat 3) pada bulan Mei 1933, dan ujian akhir keinsinyuran (ingenieurs-examen - ujian akhir tingkat 4) pada bulan Mei 1934[3], maka secara resmi Sedyatmo menjadi seorang insinyur sipil lulusan Bandung (Bandoengsche civiel ingenieur).[4]
Selesai dari THS pada 1934 dengan masa studi tepat empat tahun, Sedyatmo bekerja sebagai insinyur perencanaan di berbagai instansi pemerintah. Sedyatmo dikenal karena menemukan "Konstruksi Cakar Ayam" pada tahun 1962. Temuan Sedyatmo awalnya digunakan dalam pembuatan apron Pelabuhan Udara Angkatan Laut Juanda, Surabaya, landasan bandara Polonia, Medan, dan landasan bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Hasil temuannya tersebut telah dipatenkan dan dipakai di luar negeri.
Karier di dunia akademik dimulai sejak 1 Oktober 1950 dengan pengangkatannya sebagai lektor luar biasa untuk vak Waterkracht (bidang pembangkit tenaga air) pada bagian Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung (kemudian menjadi ITB). Pada tanggal 1 Agustus 1951 ia resmi diangkat menjadi guru besar luar biasa bidang pembangkit tenaga air. Ia merupakan profesor pribumi kedua di jurusan teknik sipil ITB setelah Prof. Ir. Roosseno.
Pada Lustrum ketiga (Dies Natalis ke-15) Institut Teknologi Bandung tanggal 2 Maret 1974 Sedijatmo menerima penghormatan berupa Doctor Honoris Causa dalam Ilmu pengetahuan Teknik dari Senat ITB, atas dasar penilaian terhadap jasa-jasanya sebagai Insinyur, dengan promotor Prof. Ir. Soetedjo.[1][2]
Nama Sedyatmo kemudian diabadikan sebagai nama jalan bebas hambatan dari Jakarta menuju bandara Soekarno-Hatta. Profesor Sedyatmo meninggal dunia di usia 75 tahun pada 1984 dan dimakamkan di Karanganyar. Pemerintah Indonesia menganugerahkan Bintang Mahaputra Kelas I kepada Sedyatmo atas jasa-jasanya.
Pendidikan
- HIS Solo (1916-1923)
- MULO Solo (1923-1927)
- AMS-B di Yogyakarta (1927-1930)
- TH Bandung (sekarang-ITB) (1930-Mei 1934)
Karier
- Insinyur di Dinas Pekerjaan Umum Mangkunegaran Surakarta (1934-)
- Insinyur di Departemen Pekerjaan Umum Hindia Belanda
Catatan
Rujukan
- ^ a b Pidato Penerimaan Gelar Doctor Honoris Causa Dalam Ilmu Pengetahuan Teknik
- ^ a b Pidato pada upacara penerimaan gelar Doctor Honoris Causa dalam ilmu pengetahuan teknik, pada tanggal 2 Maret 1974 di aula ITB Bandung
- ^ Sakri, A. (1979b). Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret 1979, Jilid 2: Daftar lulusan ITB. Bandung: Penerbit ITB.
- ^ Daftar lulusan Technische Hoogeschool te Bandoeng