Lompat ke isi

Mus Mujiono: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 75: Baris 75:
* Sunday Jazz diproduksi oleh [[Enteng Tanamal]]
* Sunday Jazz diproduksi oleh [[Enteng Tanamal]]
-->
-->
{{Iwan Fals}}

== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{kapanlagi|m|mus_mujiono}}
* {{kapanlagi|m|mus_mujiono}}
Baris 88: Baris 88:
[[Kategori:Tokoh Madura]]
[[Kategori:Tokoh Madura]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Artis Indonesia yang beragama Islam]]

Revisi per 7 November 2014 13.17

Mus Mujiono
Berkas:Mus Mujiono.jpg
Informasi latar belakang
Pekerjaanpencipta lagu, gitaris, penyanyi

Mus Mujiono (lahir 15 Maret 1960) adalah seorang musisi jazz Indonesia. Nono, demikian biasa dipanggil sangat menyukai musik dan menguasai hampir semua alat musik, dari keyboard, drum, gitar, saksofon, kecuali trompet. Nono juga mendapat julukan sebagai 'George Benson Indonesia'.

Nono besar di keluarga musisi. Ayahnya adalah musisi keroncong, sedangkan kakaknya, Mus Mulyadi, juga penyanyi keroncong. Sejak kelas enam SD, Nono sudah belajar gitar. Salah satu gurunya adalah Harris Sormin dari group band AKA. Kemampuannya bermain musik sangat memikat, bahkan diusianya yang baru 18 tahun, Nono telah rekaman dengan bandnya, The Hands.

Popularitas Nono terangkat bersama The Hands, grup musiknya. Mereka sangat terkenal terutama dengan lagu "Hallo Sayang". Sayangnya tak lama kemudian, mereka bubar. Nono pun bersolo karier dan sampai menghasilkan tujuh album.

Nono belajar jazz dari Jun Sen, gitaris jazz terkemuka asal Surabaya seangkatan Bubi Chen. Dari musisi yang juga pengusaha alat musik itulah ia mulai mengenal berbagai teori jazz. Nono juga belajar privat gitar klasik, agar bisa membaca not balok dengan baik. Pada tahun 1980-an Nono tertarik pada George Benson, karena kesederhanaan permainan gitarnya. Saat itu kebanyakan gitaris ngerock dengan berbagai macam efek aneh-aneh, berbeda dengan George Benson yang hanya memakai mulut saja. Oleh karena itu, Nono mulai mempelajari teknik scating yang merupakan ciri dari George Benson.

Setelah menekuni "jurus-jurus" George Benson, Nono pun mulai dilirik para musisi lain. Nono diajak bergabung dengan Jakarta Power Band. Akhirnya Nono hijrah ke Jakarta yang memang telah menjadi obsesinya.

Pada tahun 1995 bersama Glenn Fredly (vokal), Inang Masalo (drum), Yance Manusama (bass), Eka Bhakti (kibor) dan Irvan Chesmala (kibor), berdirilah Funk Section, dengan Nono pada gitar. Mereka membuat album perdana bertajuk "Terpesona". Album ini tidak sukses, begitu juga dengan keberadaan band.

Tahun 2004, bersama grup Canizzaro merilis album "Reinkarnasi Canizzaro" yang mengandalkan tembang Seperti Dulu (dengan menghadirkan Trie Utami sebagai bintang tamu).

Sampai usianya yang hampir setengah abad, bersama dengan Agus Dhukun, Erren Dwi Pratiwi alias Tiwi KDI 4, Irghi Barens, Vino D Rossy dan Deddy Namoza, Nono tetap ingin berkarya dengan mendirikan A-Dhu Band. Kendati terbilang baru tapi delapan lagu telah disiapkan A-Dhu Band untuk mengisi album perdana mereka. Sebagian lagu dalam album tersebut diciptakan oleh Nono. Judul-judul lagu di album A-Dhu Band antara lain Sedaci, Siti Djainab, Ini Duniaku, Dosa Cinta?, Kejujuran Cinta Agus Dhukun, Ly, @ku Adalah @ku dan Mba Yayu.

Pranala luar