Lompat ke isi

Soerip: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Farras (bicara | kontrib)
done
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 24: Baris 24:
| awards =
| awards =
}}
}}
'''Soerip''' ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: '''Surip'''; 22 Oktober 1921 – 7 Mei 1992) adalah penyanyi dan aktris film Indonesia.
'''Anastasia Missoerip''' atau lebih dikenal dengan nsms panggilan '''Soerip''' ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: '''Surip'''; 22 Oktober 1921 – 7 Mei 1992) adalah penyanyi dan aktris film Indonesia.


==Biografi==
==Biografi==

Revisi per 20 Desember 2014 12.56

Soerip
Gambar promosi Soerip untuk Panggilan Darah (1941)
Lahir22 Oktober 1921
Banyuwangi, Hindia Belanda
Meninggal7 Mei 1992(1992-05-07) (umur 70)
PekerjaanAktris
Tahun aktif1940an–1990an

Anastasia Missoerip atau lebih dikenal dengan nsms panggilan Soerip (EYD: Surip; 22 Oktober 1921 – 7 Mei 1992) adalah penyanyi dan aktris film Indonesia.

Biografi

Soerip lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, Hindia Belanda, pada tanggal 22 Oktober 1921. Ia hanya menyelesaikan dua tahun di sekolah dasar sebelum memutuskan berhenti.[1] Soerip kemudian menjadi penyanyi keroncong dengan nama panggung Miss Soerip. Karena sering memainkan alis matanya sambil menyanyi, ia juga mendapat julukan "Si Mata Roda".[2]

Pada tahun 1940, Soerip tampil perdana di film Zoebaida yang disutradarai Njoo Cheong Seng untuk Oriental Film.[2] Kariernya di dunia perfilman dilanjutkan dengan Panggilan Darah (1941). Di film tersebut, Soerip bersama Dhalia memerankan kakak adik yatim piatu yang berusaha bertahan hidup di ibu kota kolonial Batavia (sekarang Jakarta).[3] Ketika Oriental Film bangkrut karena tidak mampu menutupi pengeluarannya,[4] Soerip pindah ke Majestic Productions. Ia menyelesaikan tiga film untuk perusahaan ini: Air Mata Iboe, Djantoeng Hati, dan Pantjawarna.[5]

Setelah pendudukan Jepang di Hindia Belanda bulan Maret 1942 yang mengakibatkan semua studio film dibubarkan kecuali satu, Soerip cuti dari industri perfilman selama 30 tahun. Ia muncul lagi di film Sopir Taxi tahun 1973. Karena faktor usia, Soerip memakai gelar Mbah dan sejak itu dipanggil Mbah Soerip.[2] Selama dua dasawarsa selanjutnya, ia ambil bagian di 20 film, termasuk film-film karya Slamet Rahardjo, Teguh Karya, dan Wim Umboh.[5] Sebuah ulasan di Apa Siapa Film Indonesia memuji pemeranannya di Rembulan dan Matahari (1979) besutan Rahardjo.[6]

Tahun 1990, Soerip ambil peran dalam film terakhirnya, Cintaku di Way Kambas, dan sinetron berjudul Bayang-Bayang. Pada tahun yang sama, ia mendapat penghargaan dari Dewan Perfilman Nasional atas keberhasilannya dalam dunia perfilman.[2] Soerip meninggal dunia tanggal 7 Mei 1992 di Jakarta.[2]

Filmografi

Referensi

Sumber