Lompat ke isi

Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Noor amirudin (bicara | kontrib)
Noor amirudin (bicara | kontrib)
Baris 109: Baris 109:


Kita mendengar pembicaraan Julian dari obsesinya dengan kebobrokan dan bagaimana ia hanya hidup dalam kepura-puraan. Victoria akhirnya meninggalkan dia karena kecanduannya pada kokain dan alkohol (diisyaratkan oleh lirik "lines take me higher") dan perjudian. Selanjutnya kita mendengar Edward, memberikan gambaran tentang Victoria yang menangis di bahunya setelah putus dengan Julian. Edward menemukan dirinya jatuh cinta pada Victoria, dan pada awalnya merasa bersalah telah menghianati saudaranya sendiri (''"help, he's my brother, but I love her"''). Tapi obsesinya menjadi lebih kuat dari rasa bersalah dan ia menggoda Victoria saat kondisinya rapuh.
Kita mendengar pembicaraan Julian dari obsesinya dengan kebobrokan dan bagaimana ia hanya hidup dalam kepura-puraan. Victoria akhirnya meninggalkan dia karena kecanduannya pada kokain dan alkohol (diisyaratkan oleh lirik "lines take me higher") dan perjudian. Selanjutnya kita mendengar Edward, memberikan gambaran tentang Victoria yang menangis di bahunya setelah putus dengan Julian. Edward menemukan dirinya jatuh cinta pada Victoria, dan pada awalnya merasa bersalah telah menghianati saudaranya sendiri (''"help, he's my brother, but I love her"''). Tapi obsesinya menjadi lebih kuat dari rasa bersalah dan ia menggoda Victoria saat kondisinya rapuh.

Terakhir kita mendengar Nicholas lagi, kembali ke masa kini, dan terjaga. Sejauh ini ia hanya tahu apa yang orang tua (The Old Man) katakan kepadanya, dan apa yang ia pelajari dari artikel surat kabar di sesi terapi terakhir. Dia tahu masih ada cerita yang lebih banyak dan dia terobsesi untuk memecahkan misteri ini. Dia merindukan regresi dan tidak sabar menunggu untuk sesi terapi berikutnya sehingga ia dapat kembali untuk memecahkan misteri.

Ada beberapa kesamaan lirik antara "Home" dan "Metropolis-Part I", seperti referensi untuk "the city's cold blood", a "lake of fire," dan baris "I was told there's a new love that's born for each one that has died." Selain itu, "Home" berisi baris, "Victoria watches and thoughtfully smiles/She's taken me to my home," sementara "Metropolis-Part I" ada bait "Metropolis watches and thoughtfully smiles/She's taken you to your home." Juga, dalam beberapa detik terakhir dari lagu tersebut, terdapat sampel awal "Metropolis-Part I". Pada menit 04:50 terdengar riff gitar dari "Metropolis-Part I".

Ditengah lagu, kita mendengar erangan orgasme wanita, di samping suara mesin slot dan seorang pria mendorong pemain untuk terus bermain craps (menit 7:45-8:40). Hal ini menggambarkan hubungan antara Edward dan Victoria terjadi sementara Julian terlibat dalam kecanduannya berjudi.

====Scene Seven====
'''I. The Dance of Eternity'''

Revisi per 25 Desember 2014 00.34

Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory
Desain sampul oleh Dave McKean
Album studio karya Dream Theater
Dirilis26 Oktober 1999 (1999-10-26)[1]
GenreProgressive metal, progressive rock
Durasi77:06
LabelElektra
ProduserMike Portnoy, John Petrucci
Kronologi Dream Theater
Once in a LIVEtime
(1998)Once in a LIVEtime1998
Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory
(1999)
Live Scenes from New York
(2001)Live Scenes from New York2001
Singel dalam album Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory
  1. "Home (promo)"
    Dirilis: 11 Oktober 1999
  2. "Through Her Eyes"
    Dirilis: 30 Mei 2000
Penilaian profesional
Skor ulasan
Sumber Nilai
AllMusic 4/5 stars[1]

Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory adalah album studio kelima oleh band progressive metal/rock Dream Theater, dirilis pada tanggal 26 Oktober 1999 oleh Elektra Records. Album ini direkam di BearTracks Studios di New York, di mana band ini sebelumnya merekam album studio kedua mereka Images and Words (1992) dan Album EP A Change of Seasons (1995).

Album ini adalah lanjutan dari "Metropolis-I: The Miracle and The Sleeper", sebuah lagu yang sebelumnya tampil di album Images and Words tahun 1992. Album ini juga merupakan album pertama yang menampilkan Jordan Rudess pada keyboard, dan yang terakhir bagi John Myung menulis lirik sampai pada album A Dramatic Turn of Events (2011).

Pada akhir Juli 2012, Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory terpilih sebagai album rock progresif nomor satu sepanjang masa dalam polling yang dilakukan oleh majalah Rolling Stone, mengalahkan "Rush 2112" dan "Close to the Edge" dari "Yes".[2]

Sejarah

Fans sebelumnya telah meminta band untuk membuat sekuel dari bagian pertama lagu ("Metropolis-Part I") dari album Images and Words, tetapi mereka belum sempat. Pada awalnya Metropolis pt. II ditujukan untuk jadi satu dengan sesi Falling into Infinity (1997). Band ini merekam 21 menit demo instrumental Metropolis Pt. 2 (yang kemudian dirilis oleh Mike Portnoy melalui situs YtseJam Record-nya bersama dengan lagu lain dalam Falling Into Infinity demo), tapi tidak jadi dimasukkan ke album itu. Demo, yang termasuk beberapa kutipan musik dari "Metropolis-Part I" dan menampilkan banyak motif yang nantinya akan tampil di Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory (terutama mayoritas "Overture 1928" dan "Strange Deja Vu" dan bagian dari "The Dance of Eternity" dan "One Last Time"), namun secara signifikan berbeda dari versi album nantinya.

Setelah keyboardist Jordan Rudess ikut serta di Liquid Tension Experiment, supergrup yang terdiri dari berbagai anggota band progressive rock yang terkenal, Mike Portnoy dan John Petrucci mendapatkan jika menulis musik dan bekerja sama dengan Rudess teryata cukup mudah. Mereka meyakinkan anggota band yang lain untuk menawari Rudess pada posisi full-time keyboardist untuk album band mendatang. Dia menerima, dan keyboardist saat itu, Derek Sherinian dipecat dari band melalui panggilan konferensi antara empat anggota di New York saat dia berada di Los Angeles. (Portnoy dan Petrucci telah menyatakan bahwa mereka berada pada situasi yang tidak nyaman dan tidak mengenakkan. Mereka tidak ingin meminta Derek untuk terbang dari LA ke New York hanya untuk dipecat).[3]

Setelah kepergian Derek Sherinian, band ini kembali ke BearTracks Studios di Suffern, New York untuk merekam album baru mereka, yang sebelumnya merupakan tempat rekaman untuk Images and Words (sebuah foto BearTracks adalah fitur di sampul belakang album, dimaksudkan untuk mewakili fitur rumah didalam album). Setelah kegagalan komersial Falling into Infinity, label rekaman memberikan band kebebasan arah untuk album baru mereka, yang menyebabkan band bisa menyelesaikan cerita. Versi terakhir dari cerita menjadi album konsep, bercerita tentang kisah seorang pria bernama Nicholas dan penemuan kehidupan masa lalunya, yang melibatkan cinta, pembunuhan dan perselingkuhan sebagai Victoria Page, yang lebih terinspirasi oleh Film Dead Again tahun 1991,[4][5][6] daripada dengan versi asli Metropolis-Part I.

Setelah rilis album, band ini mulai tur ke seluruh dunia, dan di sebuah acara band di New York City mereka menyewa aktor untuk melakukan adegan naratif dari album saat mereka bermain. Performa ini direkam dan dirilis pada tahun 2001 sebagai Metropolis 2000 Live DVD. Pada tahun 2011 album ini dirilis pada LP untuk merayakan "Record Store Day".

Jalan Cerita

Karakter

Waktu Sekarang (1999)

  • Nicholas – "Metropolis"
  • The Hypnotherapist – "The Miracle"
  • The Old Man

Masa Lalu (1928)

  • Victoria Page – "Metropolis/Love"
  • Edward Baynes – "The Miracle"
  • Julian Baynes – "The Sleeper"

Act I

Scene One

Regression

Album ini dibuka dengan Nicholas yang rileks dengan suara Hypnotherapist yang memasukkan hipnotis dalam mengejar terapi regresi. Sebuah bagian dari "The Spirit Carries On" dan "Home" dapat didengar samar-samar di latar belakang pada satu poin. Lagu ini berakhir dengan Nicholas menyapa seorang gadis bernama Victoria.

Scene Two

I. Overture 1928

Nicholas dalam trans hipnotis mengagumi kedamaian dan kenyamanan yang nyata. Saat ia mengendap ke trans, ia mulai fokus pada subjek terapi regresi nya, ada seorang gadis bernama Victoria dan kehidupan yang terasa aneh, mirip dengan kehidupannya sendiri. Dalam lagu ini, ada banyak bagian dari lagu-lagu lain dalam album. Pada awal "Overture 1928" (menit 00:05-00:11) ada riff dari "Metropolis-part I". Intro riff yang kemudian digunakan dalam "The Dance of Eternity". Chorus dari "Home" muncul di riff kedua (menit 1:35-01:51). Chorus "Strange Deja Vu" muncul di menit 0:44-1:01 dan 2:08-02:25. Tema utama dari "One Last Time" digunakan pada menit 2:26-02:42. Bagian dari "The Dance of Eternity" adalah sampel pada menit 2:45-03:08. Lagu ini juga mungkin anggukan kecil pada album The Who, The Who Tommy tahun 1969 dan album Rush, 2112 tahun 1976, yang keduanya menggunakan ide tentang pembukaan yang berperan menggambarkan pengalaman menyeluruh dari seluruh album.

II. Strange Deja Vu

Kita mendengar lebih banyak tentang mimpi sebelumnya yang telah membawa Nicholas terapi, dan juga melanjutkan lebih dalam ke trans saat ini. Kita tahu bahwa setiap kali ia menutup matanya, ia dibawa pada keadaan ini dengan sangat jelas, mimpi berulang yang lain (namun hanya dari jangkauan kesadaran). Kita memahami bahwa itu adalah apa yang telah dia impikan sebelumnya yang menyebabkan dia menjalani terapi regresi nya.

Mimpi adalah sebagai berikut: ada jalan menuju rumah. Di dalam rumah dan lantai atas ada sebuah ruangan di mana seorang gadis muncul di cermin. Semua ini tampaknya sangat akrab dengannya, tetapi secara logis seharusnya tidak. Dalam mimpi, mungkin karena ini sebenarnya trans hipnotis dan bukan hanya mimpi biasa, beberapa hal tampak jelas dari sebelumnya. Dia bisa melihat wajah seorang gadis muda dan menimbulkan pertanyaan, "Young child, won't you tell me why I'm here?" ("Anak muda, tidakkah kau katakan padaku mengapa aku di sini?") Dia melihat bahwa dia memiliki sesuatu untuk berbagi dengannya, bahwa ada alasan dia membawanya kesini, untuk diberitahu sesuatu, dan kisah ini adalah sesuatu yang mengerikan yang "tearing at her soul" ("merobek jiwanya").

Victoria sekarang mengungkapkan petunjuk pertama mengapa dia menghantui Nicholas. Dia telah mencari cara untuk mengungkapkan kebenaran tentang pembunuhan. Dia juga mengungkapkan ratapan, "tears my heart into two" ("merobek hati saya menjadi dua"). Ini bersama dengan baris berikutnya, "I'm not the one the Sleeper thought he knew" ("Aku bukan orang yang Sleeper pikir dia tahu"), adalah rasa bersalah bahwa Julian Baynes tidak pernah tahu tentang hubungan Victoria dengan saudaranya, Senator Edward Baynes, yang kita tahu banyak di cerita selanjutnya. Dia merasa bersalah dengan apa yang telah dia lakukan kepada Julian.

Sekarang Nicholas keluar dari terapi dan kembali dalam kehidupan nyata. Meskipun ia terjaga, pikiran dan peristiwa-peristiwa kehidupan lain ini mulai merasuki setiap detik dari hari ke hari, dan ini adalah awal dari obsesinya untuk menyelesaikan semua ini. Dia sangat ingin tahu mengapa hal ini terjadi dan ia akan menyeberang ke dunia lain tersebut jika ia tahu caranya. Tidak ada dalam hari ini yang penting baginya, hanya belajar lebih banyak tentang obsesi barunya. Di sinilah ia memiliki kecenderungan bahwa ia mungkin telah benar-benar tinggal di dunia mimpinya. Dia tahu bahwa mimpi ini memegang kunci untuk kedamaian, dan ia tidak akan berhenti sampai ia membuka pintu itu.

Scene Three

I. Through My Words

Nicholas menyadari bahwa ia adalah Victoria di kehidupan sebelumnya. Dia sekarang tahu mengapa ia merasa begitu tertarik padanya dan di dunia saat mereka berbagi jiwa yang sama.

II. Fatal Tragedy

Dimulai dengan Nicholas "sendirian di malam hari". Dia tahu siapa Victoria sekarang, tapi tidak dengan mengapa ia begitu terluka atau bagaimana ia terlibat. Beberapa waktu kemudian ia pergi untuk mengunjungi pria tua (The Old Man), yang didalam cerita membuat satu poin untuk memberitahu kita bahwa pria tersebut sendirian ("I met an older man, he seemed to be alone"). "Rumah ini, dan siapa orang tua itu adalah hal-hal yang belum jelas. Yang ada pria tua tersebut tahu tentang pembunuhan yang terjadi dulu, dan menceritakan apa yang dia tahu kepada Nicholas. Kita tahu bahwa seorang gadis dibunuh. Nicholas duduk dan mendengarkan kisah pria tua itu dan menemukan bahwa apa yang terjadi masih tetap misteri.

Nicholas kemudian menyadari bahwa ia diberitahu kebenaran tentang apa yang terjadi pada Victoria, dia tidak bisa hidup pada kehidupan sekarang. Dia terjebak dalam obsesi ini dan tidak bisa kembali. Kita kemudian tahu bahwa Nicholas memahami bahwa tanpa keyakinan dan harapan, "tidak ada ketenangan pikiran" ("without faith and hope, there can be no peace of mind") Oleh karena itu, Nicholas mendorong dirinya untuk menjadi kuat dan memiliki keyakinan bahwa ia akan menemukan kebenaran, karena tanpa kebenaran ia tidak akan pernah berhenti. Lagu ini berakhir dengan Hypnotherapist berbicara dan membawa Nicholas kembali ke malam pembunuhan dari kenangan Victoria.

Scene Four

Beyond This Life

Kita mengetahui berita di surat kabar tentang apa yang terjadi pada tahun 1928. Seorang saksi mendengar "horrifying sound" ("suara yang mengerikan"), ia mencari suara, dan menemukan seorang wanita ditembak dan tergeletak di tanah di samping seorang pria yang memegang senjata, pasti pembunuhnya. Saksi mencoba untuk menolong, tapi pria itu malah menembak dirinya sendiri. Pembicaraan akun koran "mendekati hubungan cinta yang terkhianati" ("a sad close to a broken love affair"), yang menunjukkan bahwa orang lain menyadari hubungan antara korban dan melaporkan pembunuh.

Pada titik ini lagu mengalami pergeseran suara, menunjukkan perubahan narasi dari koran. Hal ini menjelaskan bahwa Victoria baru-baru ini putus dengan kekasihnya karena pengkhianatan, meskipun dia bisa memaafkannya. Selain itu, ia berspekulasi bahwa pembunuhan dilaporkan telah direncanakan.

Kembali ke narasi untuk artikel koran yang menginformasikan kepada kita pisau lipat yang ditemukan di tempat kejadian, menunjukkan Victoria merencanakan pertemuan itu, selain surat bunuh diri dengan tidak ada indikasi niat dari tersangka untuk membunuh Victoria. Penyajian informasi baru ini tidak konsisten dengan sisa artikel, yang dijelaskan nanti di bagian selanjutnya bahwa artikel adalah pemalsuan kebenaran.

Scene Five

Through Her Eyes

Nicholas terjaga lagi. Dia belajar bahwa Victoria telah dibunuh secara brutal pada tahun 1928. Ia merasa harus mengunjungi makam Victoria. Dia mengungkapkan kesedihan yang ia rasakan untuknya, dan bagaimana tak berdaya dan tak berdosanya dia. Tidak hanya itu, tapi karena dia belajar tentang hidupnya dengan melihat melalui matanya (Through Her Eyes), ia menyadari bahwa ini juga terjadi padanya dan ketidakadilan itu mulai merengek kepadanya.

Setelah tiba di makamnya, ia larut dalam kesedihan. Bahkan kata-kata di batu nisan itu menunjukkan bahwa Victoria adalah seorang gadis lugu manis yang hidupnya diambil secara brutal di usia yang sangat muda. Dia terkejut oleh betapa kematian Victoria terasa seperti ada pada dirinya sendiri. Dia membandingkannya dengan kehilangan seseorang yang dicintai. Dia terus membiarkan bayangannya berjalan melalui pikirannya karena ia hanya berkubang dalam kesedihan untuk sementara waktu. Dia berpikir tentang berapa lama dia tinggal dan akan tertimpa musibah ketidakadilan dengan kematian muda. Setelah lagu berakhir, Nicholas mulai mendapatkan kembali ketenangannya dan terhibur oleh kesadaran bahwa dengan menghadapi tragedi ini dan berkabung, ia sekarang dapat melanjutkan hidup. Kali ini rasa sakit itu diperlukan untuk menerima kematian dalam kehidupan sebelumnya dan sepenuhnya memahami mengapa kehidupan lainnya ini memberi isyarat padanya.

Act II

Scene Six

Home

Kita mendengar pembicaraan Julian dari obsesinya dengan kebobrokan dan bagaimana ia hanya hidup dalam kepura-puraan. Victoria akhirnya meninggalkan dia karena kecanduannya pada kokain dan alkohol (diisyaratkan oleh lirik "lines take me higher") dan perjudian. Selanjutnya kita mendengar Edward, memberikan gambaran tentang Victoria yang menangis di bahunya setelah putus dengan Julian. Edward menemukan dirinya jatuh cinta pada Victoria, dan pada awalnya merasa bersalah telah menghianati saudaranya sendiri ("help, he's my brother, but I love her"). Tapi obsesinya menjadi lebih kuat dari rasa bersalah dan ia menggoda Victoria saat kondisinya rapuh.

Terakhir kita mendengar Nicholas lagi, kembali ke masa kini, dan terjaga. Sejauh ini ia hanya tahu apa yang orang tua (The Old Man) katakan kepadanya, dan apa yang ia pelajari dari artikel surat kabar di sesi terapi terakhir. Dia tahu masih ada cerita yang lebih banyak dan dia terobsesi untuk memecahkan misteri ini. Dia merindukan regresi dan tidak sabar menunggu untuk sesi terapi berikutnya sehingga ia dapat kembali untuk memecahkan misteri.

Ada beberapa kesamaan lirik antara "Home" dan "Metropolis-Part I", seperti referensi untuk "the city's cold blood", a "lake of fire," dan baris "I was told there's a new love that's born for each one that has died." Selain itu, "Home" berisi baris, "Victoria watches and thoughtfully smiles/She's taken me to my home," sementara "Metropolis-Part I" ada bait "Metropolis watches and thoughtfully smiles/She's taken you to your home." Juga, dalam beberapa detik terakhir dari lagu tersebut, terdapat sampel awal "Metropolis-Part I". Pada menit 04:50 terdengar riff gitar dari "Metropolis-Part I".

Ditengah lagu, kita mendengar erangan orgasme wanita, di samping suara mesin slot dan seorang pria mendorong pemain untuk terus bermain craps (menit 7:45-8:40). Hal ini menggambarkan hubungan antara Edward dan Victoria terjadi sementara Julian terlibat dalam kecanduannya berjudi.

Scene Seven

I. The Dance of Eternity

  1. ^ a b Stephen Thomas Erlewine. "Metropolis, Pt. 2: Scenes from a Memory - Dream Theater". AllMusic. Rovi Corporation. Retrieved 2013-11-21.
  2. ^ "1. Dream Theater - 'Metropolis Pt. 2: Scenes From a Memory'". Rolling Stone. Diakses tanggal 19 December 2014. 
  3. ^ "Mike Portnoy Faq's: Dream Theater- Members (Past and Present)". Diakses tanggal 12 August 2013. 
  4. ^ "Dream Theater Discography". Dt.spatang.com. Diakses tanggal 19 December 2014. 
  5. ^ "Dream Theater - Metropolis Pt. 2: Scenes From A Memory review". Metalstorm.net. Diakses tanggal 19 December 2014. 
  6. ^ "Review". Metalstorm.net. Diakses tanggal 19 December 2014.