Kepiting laba-laba Jepang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi '{{Taxobox | name = Japanese spider crab | image = Macrocheira kaempferi.jpg | regnum = Animalia | phylum = Arthropoda | subphylum = Crustacea |...'
 
Baris 37: Baris 37:
[[File:Japanese spider crab.jpg|thumb|A large male specimen]]
[[File:Japanese spider crab.jpg|thumb|A large male specimen]]


Kepiting betina membawa telur yang telah dibuahi di bagian abdominal ujung sampai saatnya menetas menjadi larva berukuran planktonis<ref name="georgiaaqua"/> Development of the [[plankton]]ic larvae is temperature-dependent and takes between 54 and 72 days at {{convert|12|-|15|C|F}}.<ref name="Okamoto"/>. Selama periode larva, kepiting muda ini sangat berbeda dengan bentuk dewasanya. Larva ini berbentuk bulat kecil, tanpa kaki dan melayang seperti plankton di permukaan laut<ref name="georgiaaqua"/>. Kepiting laba-laba Jepang tergolong omnivora, memakan baik tumbuhan maupun hewan, bahkan kadang memakan bangkai hewan lain. Beberapa jenis mencari makanan di dasar laut untuk menemukan alga dan tanaman lain, sementara yang lain memaksa masuk ke dalam cangkang hewan moluska<ref name="oregoncoastaq"/><ref name="georgiaaqua"/>. Larva ini hidup di kedalaman 150-300 meter dari permukaan laut<ref name="tenauq" />. Kepiting laba-laba raksasa bermigrasi hingga ke kedalaman 50 meter dari permukaan saat musim kawin<ref name="tenauq" />.
Kepiting betina membawa telur yang telah dibuahi di bagian abdominal ujung sampai saatnya menetas menjadi larva berukuran planktonis<ref name="georgiaaqua"/> Perkembangan larva seukuran plankton ini tergantung kepada temperatur dan berlangsung selama 54 hingga 72 hari pada suhu 1-15 derajat Celcius. <ref name="Okamoto"/>. Selama periode larva, kepiting muda ini sangat berbeda dengan bentuk dewasanya. Larva ini berbentuk bulat kecil, tanpa kaki dan melayang seperti plankton di permukaan laut<ref name="georgiaaqua"/>. Kepiting laba-laba Jepang tergolong omnivora, memakan baik tumbuhan maupun hewan, bahkan kadang memakan bangkai hewan lain. Beberapa jenis mencari makanan di dasar laut untuk menemukan alga dan tanaman lain, sementara yang lain memaksa masuk ke dalam cangkang hewan moluska<ref name="oregoncoastaq"/><ref name="georgiaaqua"/>. Larva ini hidup di kedalaman 150-300 meter dari permukaan laut<ref name="tenauq" />. Kepiting laba-laba raksasa bermigrasi hingga ke kedalaman 50 meter dari permukaan saat musim kawin<ref name="tenauq" />.


==Penangkapan


Temminck, dalam catatan aslinya, mencacat bahwa kepiting ini diketahui bisa melukai dengan capitnya yang kuat<ref name="Mees">{{cite journal |url=http://www.repository.naturalis.nl/document/149787 |title=Over het belang van Temminck's "Discours Préliminaire" voor de zoologische nomenclatuur |author=G. F. Mees |journal=[[Zoologische Mededelingen]] |volume=35 |issue=15 |pages=205–227 |year=1957 |trans_title=On the importance of Temminck's "Discours Préliminaire" for zoological nomenclature |quote=on dit, que ce Crustacé est redouté des habitants par les blessures graves, qu'il est en état de faire au moyen de ses fortes serres <!-- "it is said that this crustacean is known to the Japanese for the serious injuries it can cause with its strong claws" -->|language=Dutch}}</ref>. Kepiting laba-laba Jepang kadang ditangkap sebagai bagian dari sumber makanan<ref>{{cite book |series=FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes |title=The Living Marine Resources of the Western Central Pacific. Volume 2: Cephalopods, crustaceans, holothurians and sharks |editor=Kent E. Carpenter & Volker H. Niem |publisher=[[Food and Agriculture Organization]] |year=1998 |isbn=92-5-104052-4 |pages=1136–1137 |chapter=Majidae |url=ftp://ftp.fao.org/docrep/fao/009/w7192e/w7192e33.pdf |format=[[Portable Document Format|PDF]]}}</ref>, dan kadang dianggap sebagai makanan kegemaran di Jepang dan beberapa bagian lainnya <ref name="georgiaaqua"/><ref name=tenauq>{{cite web|title=Giant Japanese Spider Crab|url=http://www.tnaqua.org/OurAnimals/Invertebrates/GiantJapaneseSpiderCrab.aspx|work=The Tennessee Aquarium|publisher=The Tennessee Aquarium|accessdate=5 June 2013|authorlink=http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Tennessee_Aquarium}}</ref>. Total 24,7 Ton ditangkap pada tahun 1976, namun turun menjadi 3,2 Ton pada tahun 1985.<ref name="Okamoto">{{cite journal |title=Influence of temperature on survival and growth of larvae of the giant spider crab ''Macrocheira kaempferi'' (Crustacea, Decapoda, Majidae) |author=Kazutoshi Okamoto |year=1993 |journal=[[Nippon Suisan Gakkaishi]] |volume=59 |issue=3 |pages=419–424 |url=http://rms1.agsearch.agropedia.affrc.go.jp/contents/JASI/pdf/society/51-2165.pdf |format=[[Portable Document Format|PDF]]}}</ref>. Penangkapannya terpusat di [[Suruga Bay]] dan ditangkap dengan menggunakan pukat ukuran kecil<ref name="tenauq" />. Populasinya terus menurun, sehingga memaksa nelayan berlayar untuk mencari hingga jauh ke lautan dalam untuk menangkapnya. Penangkapan dilarang selama musim semi, saat kepiting pindah ke lautan yang lebih dangkal untuk reproduksi<ref name="tenauq" />. Populasinya yang terus menurun membuat banyak usaha untuk melindungi hewan ini. Ukuran rata-rata yang ditangkap oleh nelayan biasanya yang memiliki panjang kaki 1-1,2 meter<ref name="NArt">{{cite web |url=http://www.naturalart.be/Mainpages/Articles/JGSC.htm |title=The Japanese Giant Spider Crab - ''Macrocheira kaempferi'' - Taka-ahi-gani |publisher=Natural Art |accessdate=March 29, 2010}}</ref>.
{{Portal|Crustaceans}}

*[[Largest organisms#Arthropods (Arthropoda)|Largest arthropods]]
Temminck, in his original description, noted that the crab was known to the Japanese for the serious injuries it can cause with its strong claws. The Japanese spider crab is "occasionally collected for food,"and even considered a delicacy in many parts of Japan and other areas in the region. A total of {{convert|24.7|t|lb}} were collected in 1976, but only {{convert|3.2|t|lb}} in 1985The [[crab fisheries|fishery]] is centred on [[Suruga Bay]] and they are caught using small trawling nets. The population has decreased in number, forcing fishermen into exploring deeper waters to catch them. Harvesting of the crab is forbidden during the spring, when crabs move to shallower water to reproduce. Populations of this species of crab have diminished over recent years and there are many efforts to protect them. The average size caught by fishermen is a leg span of {{convert|1.0|-|1.2|m|abbr=on}}.
*''[[Fauna Japonica]]''


==Referensi==
==Referensi==

Revisi per 29 Desember 2014 07.44

Japanese spider crab
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Subfilum:
Kelas:
Ordo:
Infraordo:
Superfamili:
Famili:
Genus:
Macrocheira

De Haan, 1839
Spesies:
M. kaempferi
Nama binomial
Macrocheira kaempferi
(Temminck, 1836)
Sinonim [1]
  • Maja kaempferi Temminck, 1836
  • Inachus kaempferi (Temminck, 1836)
  • Kaempferia kaempferi (Temminck, 1836)

Kepiting laba-laba Jepang atau dalam Bahasa Jepang disebut 高脚蟹 (takaashigani berarti "kepiting berkaki panjang"), adalah spesies kepiting yang hidup di laut jepang dengan ciri kaki-kaki yang tergolong paling panjang di antara seluruh arthropoda, yang mencapai hingga 3,8 meter dan berat hingga 19 kilogram. Kepiting ini menjadi sasaran penangkapan dalam jumlah kecil.

Deskripsi

Kepiting laba-laba Jepang di Manila Ocean Park

Nama kepiting laba-laba muncul dari bentuk kaki yang paling panjang dibanding arthropoda lainnya, dengan jarak 3,8 m dari satu capit ke capit lainnya. Tubuhnya bisa berkembang hingga 40 cm, sementara beratnya bisa mencapai hingga 19 kg[2]. Kepiting jantan punya capit lebih panjang dari betina yang capitnya lebih pendek dari kakinya yang lain[3][4]. Selain perawakannya yang besar, kepiting laba-laba Jepang juga berbeda dengan kepiting lainnya. Barisan awal kaki renang (pleopod) dari kepiting jantan terpelintir dan larvanya terlihat primitif. [1] Kepiting ini berwarna jingga dengan bintik putih di sekujur kakinya[5] It is reported to have a gentle disposition, despite its ferocious appearance.[5] .

Penyebaran

Kepiting laba-laba Jepang raksasa di Shedd Aquarium, Chicago

Kepiting laba-laba Jepang biasanya ditemukan di lautan selatan kepulauan Honshū, Jepang, mulai dari Tokyo Bay hingga Perfektur Kagoshima. Tempat bertelurnya ditemukan di Perfektur Iwate hingga Su-ao, Yilan di Taiwan[4] sementara kepiting dewasa ditemukan di kedalaman 50-600 meter[4]. Kepiting ini menyenangi lubang dan saluran di bagian laut dalam[6].

Siklus hidup

A large male specimen

Kepiting betina membawa telur yang telah dibuahi di bagian abdominal ujung sampai saatnya menetas menjadi larva berukuran planktonis[6] Perkembangan larva seukuran plankton ini tergantung kepada temperatur dan berlangsung selama 54 hingga 72 hari pada suhu 1-15 derajat Celcius. [7]. Selama periode larva, kepiting muda ini sangat berbeda dengan bentuk dewasanya. Larva ini berbentuk bulat kecil, tanpa kaki dan melayang seperti plankton di permukaan laut[6]. Kepiting laba-laba Jepang tergolong omnivora, memakan baik tumbuhan maupun hewan, bahkan kadang memakan bangkai hewan lain. Beberapa jenis mencari makanan di dasar laut untuk menemukan alga dan tanaman lain, sementara yang lain memaksa masuk ke dalam cangkang hewan moluska[5][6]. Larva ini hidup di kedalaman 150-300 meter dari permukaan laut[8]. Kepiting laba-laba raksasa bermigrasi hingga ke kedalaman 50 meter dari permukaan saat musim kawin[8].

==Penangkapan

Temminck, dalam catatan aslinya, mencacat bahwa kepiting ini diketahui bisa melukai dengan capitnya yang kuat[3]. Kepiting laba-laba Jepang kadang ditangkap sebagai bagian dari sumber makanan[9], dan kadang dianggap sebagai makanan kegemaran di Jepang dan beberapa bagian lainnya [6][8]. Total 24,7 Ton ditangkap pada tahun 1976, namun turun menjadi 3,2 Ton pada tahun 1985.[7]. Penangkapannya terpusat di Suruga Bay dan ditangkap dengan menggunakan pukat ukuran kecil[8]. Populasinya terus menurun, sehingga memaksa nelayan berlayar untuk mencari hingga jauh ke lautan dalam untuk menangkapnya. Penangkapan dilarang selama musim semi, saat kepiting pindah ke lautan yang lebih dangkal untuk reproduksi[8]. Populasinya yang terus menurun membuat banyak usaha untuk melindungi hewan ini. Ukuran rata-rata yang ditangkap oleh nelayan biasanya yang memiliki panjang kaki 1-1,2 meter[10].

Temminck, in his original description, noted that the crab was known to the Japanese for the serious injuries it can cause with its strong claws. The Japanese spider crab is "occasionally collected for food,"and even considered a delicacy in many parts of Japan and other areas in the region. A total of 247 ton (545.000 pon) were collected in 1976, but only 32 ton (71.000 pon) in 1985The fishery is centred on Suruga Bay and they are caught using small trawling nets. The population has decreased in number, forcing fishermen into exploring deeper waters to catch them. Harvesting of the crab is forbidden during the spring, when crabs move to shallower water to reproduce. Populations of this species of crab have diminished over recent years and there are many efforts to protect them. The average size caught by fishermen is a leg span of 10–12 m (33–39 ft).

Referensi

  1. ^ a b Peter K. L. Ng, Danièle Guinot & Peter J. F. Davie (2008). "Systema Brachyurorum: Part I. An annotated checklist of extant Brachyuran crabs of the world" (PDF). Raffles Bulletin of Zoology. 17: 1–286. 
  2. ^ Maurice Burton & Robert Burton (2002). "Spider crab". International Wildlife Encyclopedia (edisi ke-3rd). Marshall Cavendish. hlm. 2475–2476. ISBN 978-0-7614-7266-7. 
  3. ^ a b G. F. Mees (1957). "Over het belang van Temminck's "Discours Préliminaire" voor de zoologische nomenclatuur". Zoologische Mededelingen (dalam bahasa Dutch). 35 (15): 205–227. on dit, que ce Crustacé est redouté des habitants par les blessures graves, qu'il est en état de faire au moyen de ses fortes serres 
  4. ^ a b c "Macrocheira kaempferi". Crabs of Japan. Marine Species Identification Portal. Diakses tanggal March 29, 2010. 
  5. ^ a b c "Japanese Spider Crabs Arrive at Aquarium". Oregon Coast Aquarium. Diakses tanggal March 29, 2010. 
  6. ^ a b c d e "Japanese Spider Crab". Georgia Aquarium. Diakses tanggal 6 June 2013. 
  7. ^ a b Kazutoshi Okamoto (1993). "Influence of temperature on survival and growth of larvae of the giant spider crab Macrocheira kaempferi (Crustacea, Decapoda, Majidae)" (PDF). Nippon Suisan Gakkaishi. 59 (3): 419–424. 
  8. ^ a b c d e "Giant Japanese Spider Crab". The Tennessee Aquarium. The Tennessee Aquarium. Diakses tanggal 5 June 2013. 
  9. ^ Kent E. Carpenter & Volker H. Niem, ed. (1998). "Majidae". The Living Marine Resources of the Western Central Pacific. Volume 2: Cephalopods, crustaceans, holothurians and sharks (PDF). FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes. Food and Agriculture Organization. hlm. 1136–1137. ISBN 92-5-104052-4. 
  10. ^ "The Japanese Giant Spider Crab - Macrocheira kaempferi - Taka-ahi-gani". Natural Art. Diakses tanggal March 29, 2010. 

Pranala luar